proses fotosintesis. Nilai penetrasi cahaya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, kekeruhan air serta kepadatan plankton suatu perairan Barus, 2004, hlm:
40; Suin, 2002, hlm: 42 dan menurut Haerlina, 1987, hlm: 5-6, penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi organisme fotosintetik fitoplankton dan juga
kematian pada organisme tertentu.
Kedalaman penetrasi cahaya suatu perairan merupakan kedalaman dimana produksi fitoplankton masih dapat berlangsung, bergantung pada beberapa faktor,
antara lain: absorbsi cahaya oleh air, panjang gelombang cahaya, kecerahan air, pemantulan cahaya oleh permukaan laut, lintang geografik, dan musim Nybakken,
1992, hlm: 59. Fotosintesis oleh fitoplankton jelas tergantung pada adanya cahaya. Laju fotosintesis akan tinggi bila tingkat intensitas cahaya tinggi dan menurun bila
intensitas cahaya menurun. Sebaliknya, laju respirasi fitoplankton dapat dikatakan konstan di semua kedalaman. Pada tingkat-tingkat intensitas cahaya yang sedang, laju
fotosintesis fitoplankton merupakan fungsi linier dari intensitas cahaya Barus, 2004, hlm: 44.
2.4.3 Intensitas Cahaya Matahari
Faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat- sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian
lagi akan dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik
secara kulitatif maupun kuantitatif. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat yang mengalami pembiasan yang menyebabkan kolom air yang jernih akan
terlihat berwarna biru dari permukaan. Pada lapisan dasar, warna air akan berubah menjadi hijau kekuningan, karena intensitas dari warna ini paling baik ditransmisi
dalam air sampai ke lapisan dasar. Kondisi optik dalam air selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari , juga dipengaruhi oleh berbagai substrat dan benda yang
lain yang terdapat di dalam air, misalnya oleh plankton dan humin yang terlarut dalam air. Vegetasi yang ada disepanjang aliran air juga dapat mempengaruhi intensitas
Universitas Sumatera Utara
cahaya yang masuk ke dalam air, karena tumbuh-tumbuhan tersebut juga mempunyai
kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya matahari Barus, 2004, hlm: 43.
2.4.4 pH Derajat Keasaman
Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang sangat
rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam
yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara pH yang tinggi akan menyebabkan
keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air akan tergangu, dimana kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat
sangat toksik bagi organisme Barus, 2004, hlm: 60.
Derajat keasaman perairan tawar berkisar dari 5-10 Dirjen DIKTI Depdikbud, 1994, hlm: 12. Setiap organisme mempunyai pH yang optimum bagi kehidupannya.
Perkembangan alga Cyanophyceae akan sangat jarang dalam perairan apabila pH di bawah 5 Shubert, 1984, hlm: 401- 403.
2.4.5 DO Dissolved Oxygen.