Temperatur Penetrasi cahaya Hubungan antara Produktivitas Primer dengan Faktor Fisik Kimia Perairan.

2.4. Hubungan antara Produktivitas Primer dengan Faktor Fisik Kimia Perairan.

Hubungan nilai produktivitas primer dengan faktor fisik kimia perairan adalah sebagai berikut:

2.4.1 Temperatur

Dalam setiap penelitian pada ekosistem akuatik, pengukuran suhu air merupakan mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai jenis gas di air serta semua aktifitas biologis fisiologis di dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur. Menurut hukum Van’t Hoffs kenaikan temperatur sebesar 10 o C hanya pada kisaran yang masih dapat ditolerir akan meningkatkan aktivitas fisiologis misalnya respirasi dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Pola temperatur suatu ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi Brehm Meijering 1990 dalam Barus, 1996, hlm: 23-25. Menurut Soetjipta, 1993, dalam Azwar 2001, hlm: 51, bahwa temperatur yang masih dapat ditolerir oleh organisme pada suatu perairan berkisar antara 20-30, dan temperatur yang sesuai dengan fitoplankton berkisar antara 25-30 o C, sedangkan temperatur yang optimal untuk pertumbuhan dari zooplankton berkisar antara 15- 35 o C.

2.4.2 Penetrasi cahaya

Fotosintesis hanya dapat berlangsung bila intensitas cahaya yang sampai ke suatu sel alga lebih besar daripada suatu intensitas tertentu. Cahaya matahari dibutuhkan oleh tumbuhan air fitoplankton untuk proses asimilasi. Besar nilai penetrasi cahaya ini dapat diidentikkan dengan kedalaman air yang memungkinkan masih berlangsungnya Universitas Sumatera Utara proses fotosintesis. Nilai penetrasi cahaya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, kekeruhan air serta kepadatan plankton suatu perairan Barus, 2004, hlm: 40; Suin, 2002, hlm: 42 dan menurut Haerlina, 1987, hlm: 5-6, penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi organisme fotosintetik fitoplankton dan juga kematian pada organisme tertentu. Kedalaman penetrasi cahaya suatu perairan merupakan kedalaman dimana produksi fitoplankton masih dapat berlangsung, bergantung pada beberapa faktor, antara lain: absorbsi cahaya oleh air, panjang gelombang cahaya, kecerahan air, pemantulan cahaya oleh permukaan laut, lintang geografik, dan musim Nybakken, 1992, hlm: 59. Fotosintesis oleh fitoplankton jelas tergantung pada adanya cahaya. Laju fotosintesis akan tinggi bila tingkat intensitas cahaya tinggi dan menurun bila intensitas cahaya menurun. Sebaliknya, laju respirasi fitoplankton dapat dikatakan konstan di semua kedalaman. Pada tingkat-tingkat intensitas cahaya yang sedang, laju fotosintesis fitoplankton merupakan fungsi linier dari intensitas cahaya Barus, 2004, hlm: 44.

2.4.3 Intensitas Cahaya Matahari