4.2. Nilai Uji T Produktifitas Primer Antar Stasiun dan Kedalaman
Berdasarkan nilai produktifitas primer antar lokasi dan kedalaman diperoleh nilai uji T seperti terlihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Uji T Pada Produktivitas Primer Berdasarkan Lokasi dan Kedalaman.
Parameter t
df Pasangan sig
nifikan Rata-rata
Std. deviasi Rata-
rata galat Tingkat kepercayaan
bawah atas
Antar Lokasi Stasiun pasangan 1
pp1 - pp2 -237.7286
249.92778 144.2958
-858.5836 383.1263
-1.648 2
.241
Pasangan 2 pp1 - pp3 -37.53533
65.01282 37.53517
-199.0361 123.9654
-1.000 2
.423
Pasangan 3 pp1 - pp4 200.1923
271.54147 156.7745
-474.3540 874.7387
1.277 2
.330
Pasangan 4 pp2 - pp3 200.1933
188.92931 109.0783
-269.1330 669.5197
1.835 2
.208
Pasangan 5 pp2 - pp4 437.9210
517.85131 298.9816
-848.4929 1724.334
1.465 2
.281
Pasangan 6 pp3 - pp4 237.7276
336.42886 194.2372
-598.0079 1073.463
1.224 2
.346
Antar Kedalaman Pasangan 7 pp0m -
pp2.5m -215.8335
83.23345 41.61672
-348.2764 -83.39051
-5.186 3
.014 Pasangan 8 pp0m -
pp5m -.00175
331.50728 165.7536
-527.5038 527.5003
.000 3
1.00
Pasangan 9 pp2.5m -
pp5m 215.8317
402.38303 201.1915
-424.4494 856.1129
1.073 3
.362
Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa pada kedalaman 2,5 m, adalah kedalaman yang sangat optimal untuk proses berlangsungnya fotosintesis. Keberadaan berbagai
aktivitas masyarakat di sekitar danau yang berada di permukaan sangat menggangu berlangsungnya fotosintesis, walaupun pada permukaan air, intensitas cahaya matahari
merupakan salah satu faktor pendukung proses fotosintesis, namun pada kedalaman 2,5 m merupakan kedalaman yang lebih baik untuk proses fotosintesis.
Produktivitas Primer berkaitan dengan proses biokimia fotosintesis yang mengubah karbondioksida dan air menjadi zat-zat nutrisi berupa senyawa organik,
dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. Dalam suatu ekosistem akuatik proses fotosintesis dapat berlangsung dengan adanya berbagai jenis organisme akuatik yang
Universitas Sumatera Utara
bersifat tumbuhan, terutama fitoplankton serta berbagai bakteri yang bersifat fotoautotrof Michael, 1984, hlm : 366 ; Barus, 1996, hlm : 24. Keberadaan berbagai
aktivitas masyarakat di sekitar danau yang berada di permukaan sangat menggangu berlangsungnya fotosintesis, walaupun sebenarnya pada permukaan air, intensitas
cahaya matahari merupakan faktor penentu berlansungnya proses fotosintesis, tetapi pada kedalaman 2,5 m lebih baik dibandingkan dengan kedalaman lainnya. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa perbedaan kedalaman mengakibatkan perbedaan produktivitas. Hal ini disebabkan perbedaan intensitas cahaya matahari atau energi
radiasi sinar matahari yang diterima pada setiap lapisan kedalaman.
Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa berdasarkan uji statistik yang dilakukan tidak ada perbedaan yang signifikan dari nilai produktifitas primer antar lokasi
stasiun, sedangkan nilai produktifitas primer berdasarkan kedalaman memiliki nilai yang signifikan yaitu pada permukaan berbeda dengan nilai yang didapatkan pada
kedalaman 2,5 m nilai signifikan sama dengan 0,014 lebih kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan umumnya kehomogenan dari Danau Toba sangat tinggi.
Kehomogenan dari Danau Toba ini memperkuat dari hasil penelitian sebelumnya, adanya pola temperatur air di danau toba yang berfluktuasi secara vertikal sesuai
dengan kedalaman lapisan air Barus, 2004, hlm : 104 . Dari hasil penelitian ditemukan bahwa nilai temperatur air pada lapisan permukaan Danau Toba tidak
berbeda jauh jika dibandingkan pada temperatur pada berbagai kedalaman danau pada kedalaman 200-500 m, perbedaannya didapatkan hanya 1
C. Hal ini menunjukkan sangat sulit menemukan termoklin, dimana terjadi degradasi temperatur
dengan sangat drastis dengan menambah kedalaman suatu badan perairan. Hal ini berhubungan dengan perbedaan bobot air pada besaran temperatur yang berbeda.
Kondisi seperti ini juga merupakan ciri dari pola temperatur di danau-danau tropis, yaitu terjadi suatu stratifikasi termal yang menyebabkan air danau tidak dapat
bercampur secara vertikal. Dengan kata lain, Danau Toba memiliki karakter yang unik dengan keberadaan proses pencampuran air yang baik.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Analisis Korelasi Pearson Dengan Program SPSS Ver. 13. 00