2.7.6. Epilepsi
Epilepsi pascatrauma kepala adalah epilepsi yang muncul dalam minggu pertama pascatrauma early posttrauma epilepsy dan epilepsy yang
muncul lebih dari satu minggu pascatrauma late posttraumatic epilepsy yang pada umumnya muncul dalam tahun pertama meskipun ada beberapa kasus
yang mengalami epilepsi setelah 4 tahun kemudian.
2.8. Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Kepala
Upaya pencegahan cedera kepala pada dasarnya adalah suatu tindakan pencegahan terhadap peningkatan kasus kecelakaan yang berakibat trauma.
Upaya yang dilakukan yaitu : a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer yaitu upaya pencegahan sebelum peristiwa terjadinya kecelakaan lalu lintas seperti untuk mencegah faktor-faktor yang menunjang
terjadinya cedera seperti pengatur lalu lintas, memakai sabuk pengaman, dan memakai helm.
6
b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder yaitu upaya pencegahan saat peristiwa terjadi yang
dirancang untuk mengurangi atau meminimalkan beratnya cedera yang terjadi. Dilakukan dengan pemberian pertolongan pertama, yaitu :
23
1. Memberikan jalan nafas yang lapang Airway. Gangguan oksigenasi otak dan jaringan vital lain merupakan pembunuh
tercepat pada kasus cedera. Guna menghindari gangguan tersebut
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
penanganan masalah airway menjadi prioritas utama dari masalah yang lainnya. Beberapa kematian karena masalah airway disebabkan oleh
karena kegagalan mengenali masalah airway yang tersumbat baik oleh karena aspirasi isi gaster maupun kesalahan mengatur posisi sehingga
jalan nafas tertutup lidah penderita sendiri. Pada pasien dengan penurunan kesadaran mempunyai risiko tinggi
untuk terjadinya gangguan jalan nafas, selain memeriksa adanya benda asing, sumbatan jalan nafas dapat terjadi oleh karena pangkal lidahnya
terjatuh ke belakang sehingga menutupi aliran udara ke dalam paru. Selain itu aspirasi isi lambung juga menjadi bahaya yang mengancam
airway. 2. Memberi nafas nafas buatan Breathing
Tindakan kedua setelah meyakini bahwa jalan nafas tidak ada hambatan adalah membantu pernafasan. Keterlambatan dalam mengenali
gangguan pernafasan dan membantu pernafasan akan dapat menimbulkan kematian.
3. Menghentikan perdarahan Circulations. Perdarahan dapat dihentikan dengan memberi tekanan pada tempat yang
berdarah sehingga pembuluh darah tertutup. Kepala dapat dibalut dengan ikatan yang kuat. Bila ada syok, dapat diatasi dengan pemberian
cairan infuse dan bila perlu dilanjutkan dengan pemberian transfusi darah. Syok biasanya disebabkan karena penderita kehilangan banyak
darah.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c. Pencegahan Tertier
27
Pencegahan tertier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat, penanganan yang tepat bagi penderita cedera kepala akibat
kecelakaan lalu lintas untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita, meneruskan pengobatan serta memberikan dukungan psikologis bagi penderita.
Upaya rehabilitasi terhadap penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas perlu ditangani melalui rehabilitasi secara fisik, rehabilitasi psikologis
dan sosial. 1. Rehabilitasi Fisik
a. Fisioterapi dan latihan peregangan untuk otot yang masih aktif pada lengan atas dan bawah tubuh.
b. Perlengkapan splint dan kaliper c. Transplantasi tendon
2. Rehabilitasi Psikologis Pertama-tamadimulai agar pasien segera menerima ketidakmampuannya
dan memotivasi kembali keinginan dan rencana masa depannya. Ancaman kerusakan atas kepercayaan diri dan harga diri datang dari
ketidakpastian financial, sosial serta seksual yang semuanya memerlukan semangat hidup.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Rehabilitasi Sosial a. Merancang rumah untuk memudahkan pasien dengan kursi roda,
perubahan paling sederhana adalah pada kamar mandi dan dapur sehingga penderita tidak ketergantungan terhadap bantuan orang
lain. b. Membawa penderita ke tempat keramaian bersosialisasi dengan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Cedera Kepala
1. Sosiodemografi umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tempat
tinggal, dan sumber biaya 2. Tingkat Keparahan
3. Lama Rawatan Rata-Rata 4. Keadaan Sewaktu Pulang
5. Case Fatality Rate CFR Penderita Cedera Kepala
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Penderita cedera kepala adalah pasien yang dinyatakan menderita cedera kepala trauma capitis akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan
diagnosa dokter yang tercatat di kartu status.
3.2.2. Sosiodemografi adalah keterangan dari penderita cedera kepala
meliputi: a. Umur adalah umur penderita seperti yang tertera pada kartu status sewaktu
berobat di RSUD. Padangsidimpuan yang dikategorikan atas :
28
1. ≤ 15 tahun
2. 15-24 tahun 3. 25-44 tahun
4. ≥ 45 tahun
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara