Penelitian Jha dan Agrawal yang menggunakan desain cross sectional di dua rumah sakit di Nepal Timur 1997-1998, juga menemukan jumlah korban kecelakaan
lalu lintas paling banyak terdapat pada bulan Juli yaitu 126 14,5 dan bulan Januari sebanyak 120 orang 13,8.29
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu
Lintas Berdasarkan Sosiodemografi 6.2.1.
Umur Grafik
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan Umur di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
37.3
62.7 25 tahun
≥ 25 tahun
Berdasarkan grafik 6.2 dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas dengan proporsi tertinggi pada
kelompok umur 25 tahun tahun yaitu 62,7 dan yang paling sedikit adalah pada kelompok umur
≥ 25 tahun yaitu 37,3. Hal ini berkaitan bahwa kelompok umur 25 tahun termasuk kelompok
usia produktif yang lebih aktif menggunakan kenderaan dan jalan raya dalam
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
melakukan aktifitas pekerjaannya, kelompok umur ini juga termasuk usia sekolah yang sering sekali kurang hati-hati atau sembrono dalam berlalu lintas
di jalan raya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nasution 2006 di RSU
Padangsidimpuan didapatkan bahwa penderita cedera kepala yang terbanyak pada kelompok umur 16-24 tahun yaitu sebesar 102 orang 42,0.9
6.2.2. Jenis Kelamin
Grafik 6.3.
Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan Jenis
Kelamin di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
26.4
73.6 Laki-laki
Perempuan
Berdasarkan grafik 6.3 dapat dilihat bahwa proporsi jenis kelamin penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSU
Padangsidimpuan yang paling besar adalah laki-laki sebesar 73,6 sedangkan perempuan sebesar 26,4. Rasio laki-laki dibandingkan perempuan adalah 3:1.
Hal ini kemungkinan disebabkan faktor mobilitas laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hasil studi WHO 2004 juga menunjukkan bahwa
73 korban kecelakaan lalu lintas yang fatal adalah laki-laki. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Riyadina dan Subik di IGD RSUP Fatmawati
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Jakarta 2005 yang menggunakan desain cross sectional, dimana korban kecelakaan lalu lintas mayoritas laki-laki yaitu 73,9.4
6.2.3. Suku
Grafik 6.4.
Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan Suku
di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
1.9 0.9
2.8 7.6
28.3 58.5
Batak Mandailing Batak Toba
Minang Jawa
Nias Tionghoa
Berdasarkan grafik 6.4 dapat dilihat bahwa proporsi suku penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSU
Padangsidimpuan yang paling besar adalah suku Batak Mandailing sebesar 58.5, dan yang paling kecil adalah Nias yaitu 0.9. Hal ini kemungkinan
terjadi karena mayoritas penduduk yang memanfaatkan rumah sakit Padangsidimpuan adalah penduduk suku Batak Mandailing, hal ini sesuai
dengan data jumlah penduduk kota Padangsidimpuan dimana dari 174.004 jiwa penduduk kota Padangsidimpuan terdapat 79.154 jiwa penduduk adalah suku
Batak Mandailing.30
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6.2.4. Agama
Grafik 6.5.
Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan
Agama di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
1.9 22.2
75.9 Islam
Kristen Budha
Berdasarkan grafik 6.5 dapat dilihat bahwa proporsi agama penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSU
Padangsidimpuan yang paling besar adalah Agama Islam sebesar 75,9, kemudian proporsi penderita cedera kepala yang beragama Kristen yaitu 22,2,
dan yang paling kecil adalah agama Budha yaitu 1,9. Hal ini sejalan dengan proporsi penduduk kota Padangsidimpuan
dimana dari 174.004 jiwa penduduk kota Padangsidimpuan sebesar 79.154 90,5 adalah pemeluk agama Islam.30
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6.2.5. Pendidikan
Grafik 6.6.
Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan
Pendidikan di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
6.1 24.5
26.9 42.5
Tidak Tercatat P. Menengah
P. Dasar P. Tinggi
Berdasarkan grafik 6.6 dapat dilihat bahwa 42,5 data pendidikan penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas tidak tercatat di kartu
status, sedangkan dari data yang tercatat, proporsi terbesar adalah pendidikan menengah yaitu 26,9.
Data pendidikan yang tidak tercatat di kartu status kemungkinan terjadi karena sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas tidak diantar oleh
keluarganya sehingga data penderita tidak diketahui. Selain itu juga disebabkan kelalaian petugas yang mencatat data pasien yang masuk rumah sakit.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nasution dengan desain case series di RSU Padangsidimpuan 2006, dimana proporsi penderita cedera
kepala terbesar adalah SMA sederajat yaitu 67,7.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6.2.6. Pekerjaan
Grafik 6.7.
Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan
Pekerjaan di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
48.1
24 12.3
8.5 3.8
3.3 10
20 30
40 50
P rop
or si
Pe la
ja rM
aha si
sw a
W ira
sw as
ta
Ti da
k T er
ca ta
t PN
S
Ti da
k B eke
rja
Ib u
Ru m
ah T
an gg
a
Berdasarkan grafik 6.7 dapat dilihat bahwa proporsi pekerjaan penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSU
Padangsidimpuan yang paling besar adalah pelajarMahasiswa sebesar 48,1, dan yang paling sedikit adalah ibu rumah tangga yaitu 3,3.
Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena sebagian besar penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas berusia 16-24 tahun yang pada
umumnya berstatus pelajarMahasiswa. Dimana pada saat ini banyak pelajarMahasiswa yang banyak menggunakan kenderaan, baik kenderaan roda
2 maupun kenderaan roda 4. Hal ini sesuai dengan penelitian Wijanarka dan Dwiphrahasto di IGD
RS Panti Nugroho, Yogyakarta dengan desain cross sectional dimana status
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
pekerjaan pelajarMahasiswa mendominasi 77 pekerjaan pasien cedera kepala.19
6.2.7. Status Perkawinan
Grafik 6.8.
Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan Status
Perkawinan di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
51.4 30.7
17.9
Belum Kawin Kawin
Tidak Tercatat
Berdasarkan grafik 6.8 dapat dilihat bahwa proporsi status perkawinan penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSUD
Padangsidimpuan yang paling besar adalah belum kawin sebesar 51,4, sedangkan yang berstatus kawin sebesar 30,7.
Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena sebagian besar penderita cedera kepala berstatus pelajarMahasiswa yang rata-rata berstatus belum
kawin.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Daeli 2008 dengan desain case series di RSUP H. Adam Malik Medan, yang menemukan proporsi
penderita cedera kepala paling besar adalah dengan status belum kawin sebesar 52,4.31
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6.2.8. Tempat Tinggal
Grafik 6.9.
Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan
Tempat Tinggal di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
39.2 60.8
Padangsidimpuan Luar Padangsidimpuan
Berdasarkan grafik 6.9 dapat dilihat bahwa proporsi penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan tempat tinggal lebih besar di
Padangsidimpuan yaitu 60,8, dan luar Padangsidimpuan yaitu 39,2. Hal ini dikarenakan RSU Padangsidimpuan berada di pusat kota
sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat Kota Padangsidimpuan dan merupakan rumah sakit rujukan yang menjadi tumpuan harapan masyarakat
dalam bidang pelayanan kesehatan dari berbagai daerah yang berada di sekitar jalur Pantai Barat seperti Tapanuli Tengah Sibolga dan Madina.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6.2.9. Sumber Biaya
Grafik 6.10. Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
0.5 17.9
19.3 62.3
Pribadi JPS
ASKES Asuransi
Berdasarkan grafik 6.10 dapat dilihat bahwa proporsi sumber biaya penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSU
Padangsidimpuan yang paling besar adalah pribadi sebesar 62,3, yang menggunakan JPS sebesar 19,3, yang menggunakan Askes sebesar 17,9,
dan yang paling kecil adalah Asuransi yaitu 0,5. Hal ini dikarenakan karena kebanyakan penderita cedera kepala
merupakan pasien rujukan dari Puskesmas atau rumah sakit yang ada disekitar wilayah Padangsidimpuan seperti Madina dan Tapanuli Tengah. Kemudian hal
ini juga disebabkan karena banyak dari pihak yang menabrak yang membiyai pengobatan, bukan dari pihak korban sehingga banyak menggunakan biaya
pribadi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6.3. Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu
Lintas Berdasarkan Tingkat Keparahan
Grafik 6.11. Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan Tingkat Keparahan di
RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
81.1 11.8
7.1
Ringan Sedang
Berat
Berdasarkan grafik 6.11 dapat dilihat bahwa proporsi tingkat keparahan penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas yang rawat inap di RSU.
Padangsidimpuan yang paling besar adalah tingkat keparahan ringan sebesar 81,1, dan yang paling kecil adalah tingkat keparahan berat yaitu 7,1.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Riyadina dan Subik dengan desain cross sectional di IGD RSUP Fatmawati Jakarta 2005, dimana korban kecelakaan sepeda
motor paling banyak mengalami cedera ringan 52,2.4 Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Islam dengan desain observasional
di Rumah Sakit Hasanuddin 2006, dimana penderita cedera kepala dengan tingkat keparahan ringan sebesar 36,9.32
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6.4. Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu
Lintas Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Grafik 6.12. Distribusi Proporsi Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Yang Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu
Pulang di RSUD Padangsidimpuan Tahun 2005-2007
1.9 7.5
18.9
71.7 PBJ
PAPS Dirujuk
Meninggal
Berdasarkan grafik 6.12 dapat dilihat bahwa proporsi keadaan sewaktu pulang penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas terbesar adalah Pulang Berobat
Jalan PBJ sebesar 71,1,dan yang paling kecil adalah meninggal sebesar 1,9. Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena penderita cedera kepala akibat
kecelakaan lalu lintas yang terbanyak adalah cedera kepala ringan, sehingga penderita dapat segera pulang dan melanjutkan pengobatan rawat jalan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Amandus di RSUP H. Adam Malik Medan 2005 dengan desain case series menemukan bahwa 83,9 penderita cedera kepala pulang berobat jalan.8
Dan Pulang Atas Permintaan Sendiri dikarenakan fasilitas yang ada di rumah sakit umum daerah Padangsidimpuan tidak memadai dalam menangani penderita
cedera kepala. Dimana pelayanan Radiologi yang ada di rumah sakit Padangsidimpuan tidak menyediakan alat berupa CT-Scan sebagai alat penunjang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dalam mendiagnosa cedera kepala. Sedangkan untuk penderita yang dirujuk dikarenakan fasilitas penunjang medis dan aspek sumber daya yang belum memadai.
Sedangkan untuk penderita yang meninggal kemungkinan penderita datang dengan tingkat keparahan ringan yang terlebih dahulu diberikan pengobatan non medis
dimana penderita sendiri membutuhkan segera pertolongan tindakan medis, sedangkan pada penderita dengan tingkat keparahan berat dilihat dari kondisi pasien
tidak memungkinkan untuk dirujuk ke Medan dilihat dari faktor jarak yang jauh antara Padangsidimpuan dengan Kota Medan yang membutuhkan waktu 10 jam
dalam perjalanan.
6.5. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan