Dengan Glasgow Coma Scale GCS, cedera kepala dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Cedera kepala ringan, bila GCS 13-15 b. Cedera kepala sedang, bila GCS 10-12
c. Cedera kepala berat, bila GCS 3-9
2.7. Akibat Jangka Panjang Cedera Kepala
26
2.7.1. Kerusakan saraf cranial
a. Anosmia Kerusakan nervus olfactorius menyebabkan gangguan sensasi pembauan
yang jika total disebut dengan anosmia dan bila parsial disebut hiposmia. Tidak ada pengobatan khusus bagi penderita anosmia.
b. Gangguan penglihatan Gangguan pada nervus opticus timbul segera setelah mengalami cedera
trauma. Biasanya disertai hematoma di sekitar mata, proptosis akibat adanya perdarahan, dan edema di dalam orbita. Gejala klinik berupa
penurunan visus, skotoma, dilatasi pupil dengan reaksi cahaya negative, atau hemianopia bitemporal. Dalam waktu 3-6 minggu setelah cedera yang
mengakibatkan kebutaan, tarjadi atrofi papil yang difus, menunjukkan bahwa kebutaan pada mata tersebut bersifat irreversible.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c. Oftalmoplegi Oftalmoplegi adalah kelumpuhan otot-otot penggerak bola mata, umumnya
disertai proptosis dan pupil yang midriatik. Tidak ada pengobatan khusus untuk oftalmoplegi, tetapi bisa diusahakan dengan latihan ortoptik dini.
d. Paresis fasialis Umumnya gejala klinik muncul saat cedera berupa gangguan pengecapan
pada lidah, hilangnya kerutan dahi, kesulitan menutup mata, mulut moncong, semuanya pada sisi yang mengalami kerusakan.
e. Gangguan pendengaran Gangguan pendengaran sensori-neural yang berat biasanya disertai vertigo
dan nistagmus karena ada hubungan yang erat antara koklea, vestibula dan saraf. Dengan demikian adanya cedera yang berat pada salah satu organ
tersebut umumnya juga menimbulkan kerusakan pada organ lain.
2.7.2. Disfasia
Secara ringkas , disfasia dapat diartikan sebagai kesulitan untuk memahami atau memproduksi bahasa disebabkan oleh penyakit system saraf
pusat. Penderita disfasia membutuhkan perawatan yang lebih lama, rehabilitasinya juga lebih sulit karena masalah komunikasi. Tidak ada
pengobatan yang spesifik untuk disfasia kecuali speech therapy.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.7.3. Hemiparesis
Hemiparesis atau kelumpuhan anggota gerak satu sisi kiri atau kanan merupakan manifestasi klinik dari kerusakan jaras pyramidal di korteks,
subkorteks, atau di batang otak. Penyebabnya berkaitan dengan cedera kepala adalah perdarahan otak, empiema subdural, dan herniasi transtentorial.
2.7.4. Sindrom pasca trauma kepala