mikroorganisme patogen ataupun tidak yang berasal dari lingkungan dan hanya hidup beberapa saat di tubuh manusia. Jumlah flora sementara ini sangat tergantung dengan
flora tetap yang ada di tubuh manusia sebagai inhibitor kompetitifnya.
1,5,14
Flora normal kulit adalah mikroorganisme yang hidup di kulit manusia, namun karena kulit adalah lapisan terluar dari tubuh manusia memungkinkan kulit
cenderung berisikan banyak flora sementara. Mikroorganisme yang sering ditemukan pada kulit manusia diantaranya tercantum dalam tabel 2.2
Tabel 2.2 Flora Normal Kulit
Tempat Predileksi Mikroorganisme
Kulit
Staphylococcus epidermidis Staphylococcus aureus dalam jumlah kecil
Spesies mirococcus Spesies neissera non patogen
Streptococcus Alpha-hemolytic, non hemolytic Diptheroids
Spesies Propionbacterium Spesies Peptostreptococcus
Dan yang lainnya candida, acinobacter dll
Sumber : Sumber : Jawetz, Melnick, Adelbergs . Medical Microbiology; 2007.
Faktor-faktor yang sangat berperan untuk menghilangkan flora sementara di kulit ialah pH rendah, asam lemak sebasea, lisozim, pada flora tetap, ia sudah
beradaptasi sehingga bila terdapat pH rendah, asam lemak dan lisozim flora tetap masih dapat hidup, berbeda dengan flora sementara yang belum beradaptasi.
5,14
2.4 Staphylococcus aureus
Staphylococcus adalah suatu nama marga dari bakteri yang berbentuk bulat kokus, hidup secara berkoloni tak beraturan yang menyerupai buah anggur dan
memiliki sifat
katalase yang
membedakannya dengan
marga Streptokokus.
Stafilokokus terbagi menjadi 32 spesies berdasarkan komposisi DNA, namun hanya 14 spesies yang hidup pada tubuh manusia. Staphylococcus aureus merupakan satu-
satunya spesies yang menghasilkan enzim koagulase dan membedakannya dengan 14 spesies lainnya.
1,5
Sistematika Staphylococus aureus adalah sebagai berikut
5
: Divisi
: Protophyta Kelas
: Schizomycetes Bangsa
: Eubacteriales Suku
: Micrococcaceae Marga
: Staphylococcus Jenis
: Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah salah satu dari keluarga mikrokokus berbentuk
bulat kokus yang berdiameter 0.5 – 1.5 μm, bersifat Gram positif, amotil dan tidak
berspora. Bakteri ini hidup di suasana aerobik atau mikroaerofilik, tumbuh pada suhu 37 °C namun dalam membentuk pigmen yang terbaik dibutuhkan suhu kamar 20
– 35 °C. Pada biakan bakteri ini menghasilkan pigmen berwarna putih abu-abu sampai
kuning.
5
Gambar 2.2 Pembiakan Staphylococcus aureus Staphylococus aureus dapat tumbuh di berbagai macam biakan dan tahan
terhadap kondisi kering, panas bakteri ini bertahan pada temperatur 50
o
C selama 30 menit dan natrium klorida 9 . Hampir seluruh dinding sel bakteri ini terdiri dari
peptidoglikan yang dapat merangsang pengeluaran sitokin-sitokin proinflamasi pada tubuh manusia. Di permukaan dinding sel tertanam protein permukaan yang
mengambil alih penting dalam sifat virulensi Staphylococus aureus , diantaranya yaitu ligand-binding domain terdapat pada N terminal berfungsi sebagai penempelan
bakteri terhadap sel inang, Protein A yang mencegah proses fagositosis karena memblokir salah satu ujung IgG, dan protein permukaan lainya yang membantu