Efek Hambat Hand Sanitizer Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Dari hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan bahwa nilai p0.05, maka selanjutnya melakukan uji Man Whitney bentuk uji post hock yang digunakan pada uji non parametrik. Uji ini bertujuan untuk melihat mana saja hand sanitizer yang bermakna menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Tabel 4.3 Hasil Uji Man Whitney hand sanitizer A B C D E F G H I Aquades Amoksilin A B C D E F G H I Aquades Amoksilin - 1.00 - 1.00 1.00 - 1.00 1.00 1.00 - 0.025 0.025 0.025 0.025 - 0.034 0.034 0.034 0.034 0.034 - 0.034 0.034 0.034 0.034 0.034 0.099 - 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.046 0.072 - 0.037 0.037 0.037 0.037 0.037 0.046 0.046 0.261 - 1.00 1.00 1.00 1.00 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 - 0.00 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08 0.00 - Keterangan : p0.05, yaitu terdapat perbedaan bermakna Berdasarkan hasil uji Man Whitney, membandingkan antara aquades kontrol negatif dengan berbagai macam hand sanitizer yang diuji, didapatkan terdapat 5 hand sanitizer yang bernilai P0.05, yaitu hand sanitizer A, B, C, D, E. Hal ini menandakan bahwa 5 hand sanitizer tersebut memiliki perbedaan bermakna terhadap aquades sebagai kontrol negatif, yang berarti terdapat 5 hand sanitizer memiliki sifat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.

4.2 Pembahasan

Aktivitas antimikroba Hand sanitizer terhadap bakteri Staphylococus aureus tergantung pada kandungan bahan aktif yang dipakai seperti alkohol, triclosan, ammonion, iodine dan agen antimikroba lainnya yang digunakan untuk kebersihan tangan. Namun kebanyakan Hand sanitizer yang tersebar di Indonesia mengandung triclosan dan alkohol. 3 Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat 5 merk dagang Hand sanitizer yang memiliki efek menghambat pertumbuhan dari Staphylococus aureus dan dari kelimanya merk dagang A yang didapatkan paling kuat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus. Hal ini dikarenakan dari kandungan Hand sanitizer A yang terdiri dari kombinasi dua bahan aktif agen antimikrobial yaitu alkohol dan triclosan. Kandungan alkohol yang terdapat pada Hand sanitizer ini memiliki kadar 60 dan menurut suatu guideline berasal dari CDC menyatakan bahwa dengan kadar 60 – 95 dapat dipakai sebagai bahan aktif antimikrobial suatu produk pembersih tangan. Kerja alkohol adalah mendenaturasi protein dinding sel bakteri dan bersifat bakterisidal terhadap bakteri Gram positif, Gram negatif, virus dan beberapa jamur. 3, 17,20,21 Namun berdasarkan penelitian sebelumnya alkohol hanya bersifat short acting tidak bersifat persisten, bahkan pada guideline WHO menyatakan bahwa tangan sehabis didesinfektan oleh alkohol akan rentan terhadap flora transient yang menyebar secara kontak langsung, untuk mengatasi hal tersebut biasanya alkohol di kombinasikan dengan antimikroba lain yang bersifat persisten seperti triclosan. Triclosan adalah biosida berasal dari bisfenol bekerja dengan menghambat pembentukkan asam lemak yang dibentuk oleh mikroorganisme, triclosan efektif terhadap kuman Gram positif dan tidak terlalu sensitif terhadap Gram negatif dan pada dasarnya bersifat bakteriostatik namun pada kadar tertentu biosida ini dapat juga bersifat sebagai bakterisida. Kadar yang dianjurkan untuk triclosan menurut FDA Food and Drug Administration adalah 0.1 – 2 namun menurut sebuah jurnal penelitian efek triclosan terhadap stafilokokus menyatakan bahwa hanya dengan kadar 0.0005 triclosan sudah memberi efek terhadap family Staphylococcus. Pada hand sanitizer A didapatkan bahwa kadar triclosan dalam kandungannya sebesar 0.15 hal itu menandakan kadar triclosan yang terkandung mempunyai efek antimikroba yang efektif. 3,24,29 Hand sanitizer selanjutnya yang terbentuk zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah merk dagang B. Di dalam hand sanitizer ini terkandung bahan aktif alkohol sebanyak 70 , triclosan 0.05 . Berdasarkan dari komposisi bahan aktif yang terkandung, konsentrasi kandungan alkohol telah memenuhi syarat yaitu dalam rentang yang telah ditentukan, namun konsentrasi triclosan yang terkandung kurang dari rentang yang telah ditentukan, yaitu 0.1 - 2. Pada kadar triklosan dibawah 0.1 hanya mempunyai efek bakteriostatik yang menghambat pertumbuhan bakteri. 3,24,25 Hand sanitizer C memiliki bahan aktif alkohol 60 dan Irgasan DP 300 0.1. Irgasan DP 300 adalah analogi dari triclosan. Bila dibandingkan dengan bahan aktif yang terdapat pada A, konsentrasi triclosan yang terkandung lebih sedikit. Hal itu yang menyebabkan zona hambat yang terbentuk lebih kecil dibandingkan A. 29 Selain itu bila dibandingkan dengan hand sanitizer B, konsentrasi alkohol yang terkandung pada hand sanitizer C lebih sedikit dibandingkan handsanotozer B. Hand sanitizer D dan E memiliki kandungan kombinasi dari alkohol dan triclosan. Konsentrasi alkohol yang terkandung keduanya berbeda. Hand sanitizer D memiliki kadar alkohol kurang dari 60 , namun menghasilkan zona hambat lebih dibandingkan hand sanitizer E. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan kandungan triclosan, yang kadarnya tidak diketahui. Karena semakin besar kadar konsentrasi triclosan yang dipakai dan tidak melebihi 2 , maka semakin kuat juga efek antimikroba yang dihasilkan dan triclosan dapat bersifat bakterisidal yang awalnya hanya bersifat bakteriostatik. 3,29 Sedangkan, hand sanitizer yang tidak terbentuk zona hambat meliputi hand sanitizer F, G, H, dan I. Hal ini didasari karena keempat hand sanitizer ini hanya mengandung bahan aktif alkohol yang tidak bersifat persisten terhadap pertumbuhan bakteri. Selain itu kadar alkohol di salah satu merk tidak memenuhi kadar efek antimikroba yang biasa digunakan untuk kebersihan tangan, seperti hand sanitizer H hanya memiliki kadar alkohol sebesar 51 kurang dari 60 – 95 . Hal ini menandakan bahwa hand sanitizer tersebut tidak memiliki efek antimikroba untuk membersihkan tangan sesuai ketentuan yang ada. 3,23,24,29