dimana areal untuk koleksi dan pengguna pada layanan sistem tertutup memiliki persentase masing-masing 45 dan 25, sedangkan pada layanan sistem terbuka
untuk koleksi dan pengguna tersebut disatukan dengan persentase 70. Tetapi untuk areal staf dan keperluan lain memiliki persentase yang sama yaitu sebanyak
20 dan 10. Sehingga pengguna merasa nyaman dan seluruh kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan baik.
Dalam membangun gedung atau ruangan perpustakaan juga perlu mempertimbangkan berbagai hal. Menurut Siregar 2009: 3 yang dikutip
Zuraidah 2010: 25 hal-hal tersbut adalah sebagai berikut : 1. Perkembangan masa mendatang
2. Pengembangan 10 tahun 3. Jumlah pengunjug
4. Penggunaan komputer 5. Audiovisual
6. Rencana badan induknya
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dalam pembangunan gedung atau ruangan perlu memperhatikan hal-hal seperti perkembangan masa
mendatang, pengembangan 10 tahun, jumlah pengunjung, penggunaan komputer, audio visual, serta rencana dari badan induknya agar pembangunan gedung atau
ruangan tersebut sesuai dengan kebutuhan, tidak sia-sia dan termanfaatkan dengan baik.
2.3.6 Perabotan dan Perlengkapan
Perabotan dan perlengkapan merupakan sarana yang diperlukan pengguna dalam memanfaatkan layanan perpustakaan. Perabotan dan perlengkapan yang
ada juga harus sesuai dengan standar dan ketetapan yang ada serta juga sesuai dengan keadaan di sebuah perpustakaan. Di dalam Buku Pedoman Umum
Perlengkapan Perpustakaan Umum 1992: 4 bahwa : Perabot perpustakaan adalah barang-barang yang berfungsi sebagai wadah
atau wahana penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, kursi, rak buku, papan peragaan dan lain sebagainya. Sedangkan perlengkapan
perpustakaan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan dan suatu komponen atau kegiatan perpustakaan misalnya mesin ketik, layar
proyektor dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Sutarno 2006: 85-86, yang termasuk dalam perlengkapan, peralatan dan perabot utama sebuah perpustakaan adalah :
a. Rak bahan pustaka: buku, majalah, surat kabar, pandang dengar AV. b. Lemari katalog; ukurannya disesuaikan dengan ukuran kartu katalog.
c. Meja kursi untuk para pembaca di ruang baca. Bentuknya dapat
bermacam-macam model. d. Meja sirkulasi layanan.
e. Mesin tik untuk pembuatan kartu katalog dan surat-surat. f. Meja kerja pengolahan dan untuk pegawai.
g. Lemari penitipan tas barang. h. Papan pamer display.
i. Alat baca khusus untuk koleksi tertentu. j. Lemari arsip untuk tata usaha.
k. Papan pengumuman. l. Kotak saran.
m. Jam dinding. n. Troli pembawa bahan pustaka.
o. Komputer. p. Dan lain-lain yang diperlukan.
Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa perabot dan perlengkapan perpustakaan merupakan barang-barang yang terdapat di
perpustakaan, digunakan oleh pengguna dan staf serta berfungsi sebagai penunjang seluruh kegiatan di perpustakaan, sehingga kegiatan yang dilakukan
oleh staf dan pengguna dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adapun jenis perabotan dan perlengkapan yang diperlukan perpustakaan
adalah sebagai berikut : 1. Ruang kerja petugas perpustakaan
- Zice tamu - Computer
- Meja kerja - Lemari
- Kursi kerja - Telephon, aiphone
- Filling cabine - Jam dinding
- Mesin tik manual, IBM 2. Perabot dan perlengkapan pokok minimal ruang koleksi
- Rak buku - Tangga injakan
- Rak majalah - Label tanda rak
- Penyanggah atau standar buku 3. Perabot dan perlengkapan pokok minnimal ruang baca
- Meja baca - Kursi Baca
4. Perabot dan perlengkapan pokok minimal ruang pelayanan - Meja peminjamansirkulasi
- Kotak kartu peminjaman
Universitas Sumatera Utara
- Lemari tempat penitipan - Lemari katalog, kardeks
- Perlengkapan peminjaman dan - Papan pengumuman
buku pengunjung - Papan display
5. Perabot dan perlengkapan pokok minimal ruang kerja teknis dan administrasi :
- Mejakursi kerja - Cap stempel
- Lemari arsip - Filing cabinet
- Raklemari - Buku induk bahan pustaka
- Mesin ketik - Alat tulis ATK
- Zice tamu - Staples
- Gunting - Kartu blanko
- Alat kelengkapan bahan pustaka - Komputer 6. Parabot dan perlengkapan pokok minimal untuk ruang khusus
- Ember - Meja kursi
- Mejakursi - White board
- Sabun - Ceret, gelas, tatkan gelas
7. Perabot dan perlengkapan lain jika memungkinkan - Alat pemadam api
- Perlengkapan. Siregar dan Donni, 2009: 7-8 yang dikutip oleh Zuraidah 2010: 28-29
Dari pendapat dan uraian di atas dapat diketahui bahwa semua jenis perabotan dan perlengkapan di atas merupakan perabotan dan perlengkapan yang
biasanya ada di sebuah perpustakaan, tetapi tidak semua perpustakaan memiliki jenis-jenis perabotan dan perlengkapan tersebut dikarenakan masing-masing
perpustakaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda pula, sehingga perabotan dan perlengkapan yang tersedia berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing
agar keberadaaanya tidak sia-sia.
Sintesis :
Yang dimaksud dengan ketersediaan sarana layanan perpustakaan adalah tersedianya segala sesuatu yang dapat mendukung dan
memudahkan terlaksananya kegiatan pelayanan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pengguna, dengan indikator 1 Koleksi, 2
Barcode Reader, 3 Sarana Internet dan Wifi, 4 Sarana Penelusuran, 5 Ruang Perpustakaan, 6 Perabotan dan Perlengkapan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Pemanfaatan Perpustakaan 2.4.1 Pengertian Pemanfaatan Perpustakaan
Keberadaan setiap perpustakaan diharapkan mampu dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya. Pemanfaatan perpustakaan yang dilakukan pengguna
membuat keberadaan sebuah perpustakaan tidak sia-sia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 711 disebutkan bahwa “Pemanfaatan mengandung arti,
proses, cara, perbuatan memanfaatkan”. Sedangkan menurut Sutarno 2006: 215 bahwa “Pemberdayaan atau pendayagunaan perpustakaan adalah suatu upaya
bagaimana memanfaatkan perpustakaan dan segala fasilitas yang tersedia, baik oleh penyelenggara maupun oleh pemakaiannya secara maksimal atau optimal”.
Dapat diketahui bahwa pemanfaatan perpustakaan merupakan proses, cara serta perbuatan yang dilakukan oleh penyelenggara maupun pengguna
perpustakaan, dalam memanfaatkan perpustakaan dan segala yang tersedia di dalamnya dengan baik dan maksimal.
Agar pemanfaatan perpustakaan dapat tercapai secara maksimal perlu dilakukan suatu kegiatan pembinaan pengguna agar membantu pengguna dalam
memanfaatkan perpustakaan. Menurut Mufid 2008: 2 yang dikutip Meliala 2010: 33 menyatakan bahwa:
Salah satu cara optimalisasi pemanfaatan layanan di perpustakaan adalah melalui pendidikan pemakai, pendidikan pemakai adalah mendidik
pemakai perpustakaan apakah itu mahasiswa, staf dan anggota masyarakat umum, tentang bagaimana memanfaatkan perpustakaan dan layanan-
layanannya.
Sehubungan dengan hal di atas Sutarno 2003: 112 mengemukakan bahwa pembinaan masyarakat pemakaian dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan yaitu menuntun, mengarahkan, memberi penjelasan tentang cara – cara menggunakan
kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.
Universitas Sumatera Utara