Beberapa Pedoman dalam Pendisiplinan Disiplin Bagi Pegawai Negeri

45 4. Penempatan pegawai Penempatan pegawai dalam suatu jabatan pada dasarnya ditentukan menurut pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. Jadi penempatan pegawai dalam jabatan tertentu tidaklah pilih kasih atau karena hubungan keluarga atau persahabatan. Pada hakekatnya intansi pemerintahan menuntut penempatan setiap pegawai sesuai dengan keahlian, kemampuan pengalaman, dan pendidikannya menurut kebutuhan intansinya.

2.3 Beberapa Pedoman dalam Pendisiplinan

Heidjrachman dan Husnan 1994:241 mengemukakan bahwa dalam pendisiplinan perlu diperhatikan beberapa pedoman sebagai barikut: 1. Pendisiplinan hendaknya dilakukan secara pribadi. Tidak seharusnya memberikan teguran kepada bawahan dihadapan banyak orang,hal ini akan mempermalukan bawahan yang ditegur mekipun memang bersalah akibatnya bisa menimbulakn rasa dendam 2. Pendisiplinan harus bersifat membangun. Memberikan teguran hendaklah disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya tidak berbuat lagi dengan kesalaha yang sama. 3. Pendisiplinan harus dilaksanakan dari pimpinan. Hal itu berarti bahwa pendisiplinan dari pimpinan maka akan berpengaruh terhadap bawahan atau sebagi contoh kepada bawahan. Universitas Sumatera Utara 46 4. Pimpinan tidak seharusnya memberiakan pendisiplinan pada waktu bawahan sedang absen. 5. Setelah pendisiplinan sikap pemimpin haruslah wajar. Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pendisiplinan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan bukan proses yang berlarut-larut akan tetapi sudah sewajarnya diberikan oleh pimpinan kepada bawahannya dan para bawahan menganggapnya sebagai perbaikan tindakan atas kesalahanya. Dengan demikian seorang pimpinan haruslah memperhatikan bagaimana pedoman pendisiplinan terhadap bawahan.

2.4 Disiplin Bagi Pegawai Negeri

Dalam rangka untuk mencapai tujuan nasional diperlukan adanya pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang penuh dengan ketaatan kepada negara yang berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, bermutui dan sadar akan tanggung jawabnya untuk mmenyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Untuk membina pegawa negeri yang demikian, maka diperlukan adanya peraturan yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati. Universitas Sumatera Utara 47 Pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Peraturan Pemerintahan Nomor 30 Tahun 1980 tentang peraturan disiplin pegawai negeri sipil antara lain: 1. Peraturan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atu larangan dilanggar oleh pegawai. 2. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai negeri sipil baik yang dilakukan di dalam maupun diluar kerja. 3. Hukuman disiplin adalah hukuman yang di jatuhkan kepada pegawai negeri sipil karena melanggar peraturan disiplin. 4. Pegawai yang berwenang menghukum adalah pejabat byang diberi wewenag menjatuhkan hukuman disiplin pegawai. 5. Atasan pejabat yang berwenag menghukum adalah atasan langsung dari pejabat yang berwenang menghukum. 6. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang mengenai atau yang ada hubunganya dengan kedinasan. 7. Peraturan kedinasan adalah perturan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang mengenai kedinasan atau yang ada hubungannya dengan kedinasan. Universitas Sumatera Utara 48 3. Hubungan Pengawasan dengan Disiplin Pegawai Dalam melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan, suatu organisasi bagaimanapun bentuk dan bergerak di bidang apapun sudah pasti mempunyai suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak sekali usaha yang dilakukan, tenaga, waktu dan dana. Agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien maka diperlukan pengawasan. Pengawasan dimaksudkan agar tujuan dan sasaran kegiatan usaha unit-unit pemerintahan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna ynag duilaksanakan sesuai dengan tugas pokok, fungsi, rencana atau program, pembagian dan pendelegasian tudas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan san peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun sudah menjadi tabiat manusia bahwa mereka selalu ingin bebas lepas tanpa terikat oleh peraturan apapun juga. Demikian pula halnya dalan pekerjaan, para pegawai cenderung ingin bebas dari segala ikatan atau peraturan yang ada. Dalam keadaan inilah maka selalu diperlukan pengawasan dalam artian pengawas yang berfungsi sebagi pendidik dan pengarah terhadap proses pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya pengawasan seperti demikian maka sedikit banyaknya akan terbiasa melaksanakan pendisiplinan. Untuk melihat lebih lanjut hubungan pengawasan dengan disiplin, kita dapat melihat pendapat Suwardi 1992:30 yang menyatakan pengawasan yang efktif manuntut tingkat kepemimpinan yang tertinggi, meliputi pembentukan moral, Universitas Sumatera Utara 49 mengembangkan kerjasama, kemampuan menanamkan disiplin dan mengenai sifat- sifat manusia. Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa untuk menegakan disiplin kerja maka pengawasan sengatlah diperlukan. Karena adanya pengawasan maka para pegawai diharapkan akan dapt berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi, yang pada kahirnya akan menetukan pencapaian tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.

F. Hipotesa

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dari permasalahan ini penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut: Pengawasan berpengaruh positif terhadap disiplin pegawai negeri sipil pada kantor sekretariat DPRD kabupaten serdang bedagai.

G. Defenisi Konsep Adapun defenisi konsep yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini

adalah: 1. Pengawasan Yaitu keseluruhan rangkaian tindakan, kegiatan atau usaha untuk mengwasi dan mengendalikan bawahan serta unitorganisasi kerjanya secara terus menerus demi terciptanya tata tertib kelancaran pelaksanaan tugas atau Universitas Sumatera Utara