Proses Dasar Pengawasan Kerangka Teori 1. Pengawasan

36 b. Tindakan perdata kepada pegawai dan atau pihak ketiga c. Tindakan pidana kepada pegawai dan atau pihak ketiga

1.8 Proses Dasar Pengawasan

Adapun proses dasar pengawasan yang dilakukan dalm kantororganisasi adalah sebagai berikut Handoko 2001;301: 1. Menetapkan standar Langkah pertama dari proses pengawasan adalah menetapkan rencana. Akan tetapi karena rencana-rencana itu berbeda detil dan kesulitannya dan karena pimpiinan biasanya tidak dapat mengamati segalanya maka ditetapkan standar-standar khusus. 2. Mengukur prestasi Walaupun pengukuran itu tidak selalu dapat dilakukan namun pengukuran pelaksanaan terhadap standar-standar itu idealnya adalah berdasarkan pandangan jauh kedepan, sehinggan penyimpangan-penyimpangan dapat di deteksi sebelum terjadi dan dapat dihindari dengan tindakan-tindakannya yang tepat. Pimpinan yang waspada dan berpandangan jauh kedepan adakalana dapat meramalkan kemungkinan-kemungkinan penyimpangan dari standar. Akan tetapi tanpa kemampuan ini, penyimpangan itu hendakalah terungkap sedini mungkin. Jika standar telah ditetapkan dan ada tersedia alat-alat untuk Universitas Sumatera Utara 37 menetukan dengan persis apa yang sedang dilaksanakan oleh bawahan, maka cukup mudah untuk menilai prestasi aktual atau prestasi yang diharapkan. 3. Pembetulan penyimpangan Correction of Deviation Jika standar itu dibuat untuk menunjukan berbagai posisi dalam struktur organisasi dan jika prestasi diukur menurut standar ini, maka lebih mudah memperbaiki penyimpangan-penyimpangan, karena pimpinan dapat mengetahui dengan pasti dimana penugasan individual atau tugas-tugas kelompok harus diterapkan tindakan-tindakan perbaikan. Koreksi penyimpangan ini adalah titik dimana pengawasan dapat dilihat sebagai bagian dari manajemen dan dapat dihubungkan dengan fungsi-fungsi manajerial yang lai. Pimpinan dapat memperbiki penyimpangan dengan menyusun kembali perencanaanya atau mengubah sasarannya. Atau ia dapat memperbaiki penyimpangan dengan melaksanakan funsi pengoganisasiannya melauli penugasan kembali atau melalui penjelasan tugas-tugas. Ia dapat mengadakan perbaikan dengan menambah pegawai, memperbaiki proses seleksi dan melatih bawahan atau dengan pemecatan tindakan restaffing teakhir Universitas Sumatera Utara 38 1.9 Prinsip-prinsip Pokok Pengawasan Terhadap Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun prinsip-prinsip pokok pengawasan terhadap pegawai negeri sipil pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai adalah: 1. Pengawasan merupakan bagian dari integral dari manajemen sebgai suatu kesatuan yang utuh. Sebagai kegiatan pengawasan dan pengendalian yang merupakan salah satu bagian dari menajemen yang merupakan suatu sistem. Pengawsan tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek manajemen lainya seperti perencanaan dan pelaksanaan. 2. Pengawasan sebagai bagia integral dari program pendayaguanaan aparatur Negara khususnya aparatur Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Pengawasan sebagai bagian integral dari sistem pengawasan Keuangan Negara dan pembangunan. 4. Pengwasan sebagai kegiatan yang terus menerus dan berkeseimbangan harus dilakukan oleh setiap pimpinan secara sadar dan wajar. 5. Pengawasan atasan terhadap bawahan secara langsung merupakan unsur pengawasan intern yang efektif dan pokok. 6. Pengawasan lebih diarahkan kepada pembentukan suatu sistem yang mampu mengarahkan dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang ditetapkan serta mampu Universitas Sumatera Utara 39 mencegah terjadinya penyimpangan, kebocoran dan pemborosan keuangan Negara. 2. Disiplin 2.1 Pengertian Disiplin Berbicara masalah disiplin berakaitan degan unsur perilaku, sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk mengetahui pelaksanaan disiplin kerja pegawai yang dilaksanakan oleh pegawai pada Kantor Sekratriat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, maka diperlukan arah dan landasan berpikir yang jelas dalam penelitian. Oleh karena itu penulis mengambil beberapa konsep teori atau pendapat-pendapat yang telah durimuskan oleh para ahli yang dianggap mempunyai relavasinya tentang “disiplin” sesuai dengan masalah penelitian seperti yang dikemukakan dibawah ini: kata disiplin berasal “disipel”lateimun, 1995:67 yang berarti pengikut yang sungguh-sungguh dan yakin dengan ketekunan menyebarkan ajaran-ajaran pimpinan, ketetunan tersebut merupakan dasar utama dari setiap ajaran. Menurut Saydam 1996:284 disiplin adalah sikap kesedian dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma-norma yang berlaku disekitarnya. Disiplin tidak hanya diartikan tunduk kepada peraturan-peraturan dan ketentuan yang sudah lazim dilaksanakan. Akan tetapi disiplin dapat mendorong manusia melaksanakan kegiatan-kegiatan secara sadar diyakini manfaatnya. Universitas Sumatera Utara 40 Secara umum disiplin dapat diartikan sebagai kepatuhan atau ketaatan terhadap segala peraturan dan ketentuan yang berlaku atau dapat juga diartikan sebagai kesungguhan dalam bertindak dan berperilaku. Menurut Saydam 1996:284 disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala norma-norma yang berlaku disekitarnya. Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan sikap tertib dari seseorang yang menujukan kepatuhan atau ketaatan kepada peraturan atau ketentuan yang telah ada dengan sengan hati, dalam arti tanpa paksaan. Untuk membentuk dan membina disiplin itu perlu adanya peraturan atau ketentuan yang dibuat terlebih dahulu. Namun, bukan berarti peraturan dan ketentuan tersebut dimaksudkan untuk memaksa orang-orang agar disiplin, akan tetapi dimaksudkan sebagi pedoman atau acuan dalam bertindak, berprilaku atau bersikap yang diharapkan dapat menjadi suatu kebiasaan atau sesuatu yang wajar dengan senag hati. Menurut Sinungan 1995:115 disiplin adalah sikap kewajian dari seseorag atau sekelompok orang yang senatiasa berkehedak untuk mengikiuti atau memahami segala aturan keputusan yang telah ditetapkan. Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan sikap kejiwaan seseorang atau sekelompok orang yang berupa dorongan dari dalam dirinya Universitas Sumatera Utara 41 yang menyebabkan mereka senatiasa patuh atau taat dan sungguh-sungguh menjalankan melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan. Sukarna 1995:115 menatakan disiplin adalah latihan sikap, tingkah laku, watak, keasadaran, lathan pengembangan dan pengendalian sikap, untuk mengatur tingkah laku para pegawai. Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan suatu bentuk pelatihan yang berusaha mempebaiki dan membentuk sikap, watak, kesadaran pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela bekerja kooperatif dengan para pegawai yang lain serta mampu menigkatkan prestasi kerjanya. Menurut Moenis 1992:96 disiplin kerja dalah keharusan mengikuti aturan- aturan yang mencakup metode-metode pengerjaan, prosedur kerjanya, waktu serta jumlah unit dan mutu yang telah ditetapkan. Sedangkan Arif 1994:188 megatakan bahwa yang menjadi hakekat dari disiplin itu sendiri adalah ketaatan, kesungguhan, kekuatan atau keterampilan, sikap dan tigkah laku serta hormat terhadap segala ketentuan perjanjian atau persetujuan antara organisasi dan para pegawainya. Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa disiplin pada hakekatnya merupakan pembatas kebebasan dari pegawai itu sendiri. Oleh karena itu dalam usaha menegakkan diri tidak asal melaksanakannya saja, dengan kata lain disiplin bukan hanya sekedar pegawai harus tertib tetapi disiplin juga harus dapat menunjang tujuan Universitas Sumatera Utara 42 organisasi. Selain harus dapat menunjang tujuan organisasi maka disiplin yang ditegakan juga harus sesuai dengan kemampuan pegawai.

2.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan disiplin