72 Perubahan struktur penggunaan lahan terkait dengan tingkat efisiensi yang dimiliki
dari penggunaan lahannya, dimana penggunaan lahan untuk aktivitas penggunaan lahan yang mampu memberikan tingkat efisiensi lebih tinggi akan menggantikan penggunaan
lahan yang mempunyai tingkat efisiensi yang lebih rendah. Misalnya, petani akan cenderung mengkonversikan sawahnya ke penggunaan lahan lain apabila pembudidayaan
sawah tersebut tidak mampu memenuhi perkembangan standar tuntutan hidupnya Saefulhakim,1996.
Perubahan penggunaan lahan dapat diamati dari data-data yang berbasis spasial, seperti peta penggunaan lahan pada beberapa titik tahun yang berbeda menggunakan
bantuan Penginderaan Jauh Inderaja.
2.3 Permukiman
Setiap individu memerlukan tempat untuk berlindung dan bermukim. Tidak sedikit lahantanah yang digunakan untuk permukiman dan perumahan di pedesaan dan perkotaan.
Pada konteksnya, perumahan merupakan bagian dari permukiman. Menurut undang-undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1992, perumahan adalah
kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Misalnya pendidikan, pasar,
transportasi, pelayanan kesehatan, pelayanan keuangan, dan administrasi. Sedangkan, permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang
berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
73 tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Sedangkan menurut definisi lain, permukiman adalah pemukiman proses
pewadahan fungsional yang dilandasi oleh pola aktifitas manusia seperti pengaruh setting rona lingkungan baik yang bersifat fisik dan non fisik sosial budaya yang secara
langsung mempengaruhi pola kegiatan dan proses pewadahannya Ardian, 2007.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Permukiman
Perkembangan suatu wilayah dapat di prediksi pertumbuhan penduduk atau perkembangan permukiman. faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
permukiman, antara lain jarak terhadap jalan utama, jarak dari pusat aktivitas, kenaikan harga lahan dan jumlah penduduk Suhandak, 1995. Sedangkan, faktor-faktor seperti
sarana dan prasarana, aksesbilitas dan jarak terhadap jalan dapat mempengaruhi perkembangan dan perluasan kawasan permukiman Saefulhakim, 1996.
2.5 Penginderaan Jauh Inderaja
Penginderaan jauh inderaja adalah ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK untuk memperoleh, mengolah dan menganalisa data untuk mengetahui karakteristik objek tanpa
menyentuh objek itu sendiri Lillesand dan Kiefer, 1994. Dengan pengertian ini bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan termasuk peralatan yang dipakai untuk mengamati suatu
objek dengan metode penginderaan jauh. Saat ini metode penginderaan jauh sudah menggunakan satelit yang mengorbit bumi. Sistem inderaja pada prinsipnya terdiri atas tiga
74 bagian utama yang tidak terpisahkan yaitu ruas antariksa, ruas bumi dan pemanfaatan data
produk ruas bumi. Data yang diperoleh dari sensor penginderaan jauh menyajikan informasi penting untuk membuat keputusan yang mantap dan perumusan kebijakan bagi
berbagai penerapan pengembangan sumberdaya dan penggunaan lahan. Data penginderaan jauh digital mempunyai sifat khas yang dihasilkan oleh setiap
sensor. Sifat khas data tersebut dipengaruhi leh sifat orbit satelit, sifat dan kepekaan sensor penginderaan jauh terhadap panjang gelombang elektromagnetik, jalur transmisi yang
digunakan, sifat sasaran obyek dan sifat sumber tenaga radiasinya. Sifat orbit satelit dan cara operasi sistem sensornya dapat mempengaruhi resolusi dan ukuran piksel datanya
Geomatika07, 2007.
2.5.1 Masukan Data Penginderaan Jauh
Dalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil observasi yang disebut citra.Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang
diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut.
Citra sebagai gambaran rekaman suatu objek biasanya berupa suatu gambaran pada foto yang didapat dengan cara optik, elektro optik, optik mekanik atau elektronik. Di
dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia, yaitu “image” dan “imagery”, akan tetapi istilah imagery dirasa lebih tepat penggunaannya
Susanto, 1986.
75 Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterpretasikan atau
diterjemahkan ditafsirkan terlebih dahulu. Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti
pentingnya objek tersebut Estes dan Simonett, 1975. Singkatnya interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa
gambar citra untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi, Geodesi dan disiplin ilmu lainnya.
Dalam menginterpretasikan citra dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu: 1.
Deteksi ialah pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh sensor. 2.
Identifikasi ialah mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan. 3.
Analisis ialah mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terinci.
2.5.2 Alat Penginderaan Jauh
Untuk melakukan penginderaan jarak jauh diperlukan alat sensor, alat pengolah data dan alat-alat lainnya sebagai pendukung.
Oleh karena sensor tidak ditempatkan pada objek, maka perlu adanya wahana atau alat sebagai tempat untuk meletakkan sensor. Wahana tersebut dapat berupa balon udara,
pesawat terbang, satelit atau wahana lainnya lihat gambar 2.1. Antara sensor, wahana, dan citra diharapkan selalu berkaitan, karena hal itu akan menentukan skala citra yang
dihasilkan.
76
Gambar 2.1 Wahana Penginderaan Jauh Lindgren, 1985
Alat sensor dalam penginderaan jauh dapat menerima informasi dalam berbagai bentuk antara lain sinar atau cahaya, gelombang bunyi dan daya elektromagnetik. Alat
sensor digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum
elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor semakin baik sensor dan
semakin baik resolusi spasial pada citra.
77 Berdasarkan proses perekamannya sensor dapat dibedakan atas:
1. Sensor Fotografi
Proses perekamannya berlangsung seperti pada kamera foto biasa, atau yang kita kenal yaitu melalui proses kimiawi. Tenaga elektromagnetik yang diterima
kemudian direkam pada emulsi film dan setelah diproses akan menghasilkan foto. Ini berarti, di samping sebagai tenaga, film juga berfungsi sebagai
perekam, yang hasil akhirnya berupa foto udara, jika perekamannya dilakukan dari udara, baik melalui pesawat udara atau wahana lainnya. Tapi jika
perekamannya dilakukan dari antariksa maka hasil akhirnya disebut foto satelit atau foto orbital.
Menurut Lillesand dan Kiefer, ada beberapa keuntungan menggunakan sensor fotografi, yaitu:
a. Caranya sederhana seperti proses pemotretan biasa.
b. Biayanya tidak terlalu mahal.
c. Resolusi spasialnya baik.
2. Sensor Elektronik
78 Sensor elekronik berupa alat yang bekerja secara elektrik dengan pemrosesan
menggunakan komputer. Hasil akhirnya berupa data visual atau data digitalnumerik.
Proses perekamannya untuk menghasilkan citra dilakukan dengan memotret data visual dari layar atau dengan menggunakan film perekam khusus. Hasil
akhirnya berupa foto dengan film sebagai alat perekamannya dan tidak disebut
foto udara tetapi citra. Agar informasi-informasi dalam berbagai bentuk tadi dapat diterima oleh
sensor, maka harus ada tenaga yang membawanya antara lain matahari. Informasi yang diterima oleh sensor dapat berupa:
1. Distribusi daya forse. 2. Distribusi gelombang bunyi.
3. Distribusi tenaga elektromagnetik.
2.6 Citra Landsat
Satelit Landsat 5 Merupakan Serial Satelit LANDSAT yang diluncurkan 5 Maret 1984 oleh NASA USA. Memiliki kemampuan mendeteksi permukaan seluruh permukaan
bumi dengan mengirimkan data ke stasiun bumi yang ada di seluruh dunia. Satelit akan kembali medeteksi tempat yang sama dalam 16 hari berikut, dengan lebar sapuan
sekitar185 Km dari kutub utara ke kutub selatan, mengitari bumi dengan orbit sunsyncronous
, penempatan saat lintas khatulistiwa equator dengan descending node
79 sekitar jam 9.30 waktu setempat. Landsat -5 merupakan pengembangan dari satelit Landsat
sebelumnya 1, 2 dan 3 dengan peningkatan resolusi spasial, kepekaan radiometrik, laju pengiriman data yang lebih cepat, dan fokus penginderaan yang berkaitan dengan vegetasi.
Pengembangan sensor Thematik Mapper TM dengan penambahan saluran Thermal pada panjang Gelombang 10.40 -12.50 mikron . Kanal
ini tidak ada pada Landsat 1,2, dan 3 dengan Sensorl MSS nya. Satelit Landsat 5 merupakan replika dari kemampuan yang tinggi dari perangkat Thematic Mapper .
memasukkan keistimewaan baru yang lebih serbaguna dan komponen yang lebih efisien untuk data studi global, monitoring penutup lahan dan luas area pemetaan lebih akurat
dibanding desain terdahulu, dan menunjukkan koreksi radiometric yang stabil dengan gangguan yang rendah. Karaktersitik spektral Landsat-5 TM Sitorus, 2007. Seperti pada
Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik Satelit Landsat 5 TM
No.Band Jarak Spektral Mikron
Resolusi Spasial Meter
1 0.45 sampai 0.52
30 2 0.52sampai
0.60 30
3 0.63 sampai 0.69
30 4
0.76 sampai 0.90 30
5 1.55 sampai 1.75
30 6
10.40 sampai 12.50 120
7 2.08 sampai 2.35
30
80
Landsat 7 adalah satelit remote sensing yang dioperasikan oleh USGS United
States Geological Survei, diluncurkan pada tanggal 15 April 1999 berorbit polar pada ketinggian orbit 705 Km, dengan membawa sensor ETM+ yang dapat menghasilkan citra
multispektral dan pankhromatik yang masing-masing memiliki resolusi spasial 30 m dan 15 m. Misi Landsat 7 adalah untuk menyajikan data inderaja berkualitas tinggi dan tepat waktu
dari kanal tampak visible dan infra merah yang meliput seluruh daratan dan kawasan di sekitar pantai di permukaan bumi dan secara berkesinambungan memperbaharui data base
yang ada Hamzah, 2004.
Tabel 2 Karakteristik sensor Landsat 7
Landsat 7
Instrument Sensor
Enhanced Thematics Mapper ETM+
Lebar Cakupan swath width
185 Km Pengamatan Balik
revisit time 16 hari
Orbit Ketinggian Orbit
Hampir Polar, Sinkron Dengan Matahari 705 Km
Melintasi Ekuator local time 10,00 ±15 min
Band Kisaran Spektral
μ Resolusi
spasial m 1 Biru Blue
0,450 - 0,515 30
2 Hijau Green 0,525 - 0,605
30 3 Merah Red
0,630 - 0,690 30
81 4 Infra merah
dekat NIR 0,750 - 0,900
30 5 Gelombang infra
merah pendek SWIR
1,550 - 1,750 30
6 Gelombang infra merah Thermal
TIR 10,40 - 12,50
60
Short Wave IR 2.090 - 2,350
30 Modus Mono
0,520 - 0,900 15
2.7 Sistem Informasi Geografis SIG