82 Sedangkan, Barus dan Wiradisastra, 2000 Sistem Informasi Geografis SIG
adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis
data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan spasial bersamaan dengan seperangkat operasi kerja Secara komponen SIG terdiri atas :
komponen perangkat keras, perangkat lunak, data dan informasi geografi, dan manajemen data, sedangkan sebagai sistem SIG terdiri atas subsistem : data input, data output, data
management dan data manipulation serta analysis, sehingga pada dasarnya dapat dikatakan bahwa peranan data sangat vital dalam menjalankan proyek-proyek SIG. Dalam rangka
pengorganisasian data perlu dibentuk sistem basis datadata base. Perkembangan perangkat lunak SIG saat ini sudah sangat pesat, saat ini sudah ada
berbagai jenis software antara lain : Arcinfo, Arcview , Mapinfo, Ermapper, Erdas, SpansGIS, MGE, Ilwis dan lain-lain, yang pada umumnya dapat kompatibel satu dengan
lainya termasuk dengan penggunaan basis data yang ada langsung dapat diaplikasikan atau melalui proses konversi terlebih dahulu.
2.7 Kondisi Umum Daerah Penelitian
2.7.1 Sejarah Kota Depok
Kota Depok dahulu merupakan sebuah dusun terpencil ditengah hutan belantara, yang kemudian pada tanggal 18 Mei 1696 seorang pejabat tingi VOC Cornelis Cahstelein
membeli tanah yang meliputi daerah Depok dan sedikit wilayah Jakarta Selatan serta
83 Ratujaya Bojong Gede. Selanjutnya tahun 1871 Pemerintah Belanda mengizinkan daerah
Depok membentuk Pemerintahan dan Presiden sendiri. Keputusan tersebut berlaku sampai 1942.
Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada dalam lingkungan Kewedanaan Pembantu Bupati Wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada Tahun 1976
Perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun Pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia UI, serta
meningkatnya perdagangan dan jasa, yang semakin pesat, sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.
Pada Tahun 1981 pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1981 yang peresmiannya di selenggarakan pada
tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud yang terdiri dari 3 tiga kecamatan dan 17 tujuh belas desa.
Selama kurun waktu 17 Tahun Kota Administratif Depok berkembang dengan pesat baik di bidang pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan, Khususnya bidang
pemerintah semua desa berubah menjadi kelurahan dan adanya pemekaran kelurahan, sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 tiga kecamatan dan 23 dua puluh tiga
kelurahan. Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Kota Administratif Depok ditingkatkan menjadi Kotamadya
dengan harapan pelayanan menjadi maksimum. Disisi lain Pemerintah Kabupaten Bogor
84 bersama-sama Pemerintah Propinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tersebut dan
mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat. Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999, tentang Pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan pelantikan Pejabat
Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok.
2.7.2 Lokasi Penelitian