Pembatasan dan Perumusan Masalah Tinjauan Pustaka

Mendambakan berdirinya Negara Islam di Mesir memang menjadi prioritas utama bagi gerakan ini, namun yang pasti dalam memahami ajaran, masyarakat serta Negara Islam, Ikhwanul Muslimin sangat terwarnai oleh pendiri organisasi tersebut. Seperti yang telah dikatakan diatas, konsep sy ūrā merupakan salah satu konsep yang sangat diusung oleh Hasan Al-Banna dan akhirnya diterapkan oleh gerakannya yaitu Ikhwanul Muslimin. Namun penerapan belum dapat dibuktikan tanpa adanya hasil nyata atau pengaplikasian terhadap konsep tersebut. Oleh sebab itu hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan bagi penulis untuk memilih pembahasan ini, karena selain terdapatnya tema tersebut pada mata kuliah pemikiran dan gerakan politik Islam modern dalam jurusan Pemikiran Politik Islam, mengetahui lebih dalam merupakan tujuan utama dalam penulisan ini. Penulis berharap dengan adanya tulisan ini para pembaca tidak hanya mengetahui namun juga dapat memahami apa yang dimaksud dengan konsep sy ūrā dan apa bukti dari penerapan konsep tersebut pada gerakan Ikhwanul Muslimin.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sebagaimana pemaparan diatas, karya ilmiah ini hanya akan membatasi pada konsep sy ūrā perspektif Hasan Al- Banna. Kalaupun sudah ada beberapa penulis yang menuangkan konsep ini pada beberapa hasil karyanya , namun pada kajian ini penulis hanya lebih menitik beratkan pada praktek atau penerapan konsep tersebut dalam gerakan politik Ikhwanul Muslimin, karena konsep tersebut merupakan salah satu landasan dasar dalam system politik gerakan tersebut. Adapun perumusan masalah yang akan dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1 Bagaimana pemikiran politik Hasan Al-Banna mengenai konsep sy ūrā? 2 Apakah sy ūrā berbeda dengan system demokrasi? 3 Sejauh mana peng-aplikasian konsep sy ūrā perspektif Hasan Al-Banna dalam perjalanan politik gerakan Ikhwanul Muslimin?

C. Tinjauan Pustaka

Sebenarnya sudah ada beberapa penulis lain yang mengkaji aspek pemikiran Politik Hasan Al-Banna, namun demikian diantara kajian-kajian para penulis lain mempunyai aspek-aspek yang berbeda antara lain: 1 Jum’ah Amin Abdul Aziz dalam Tsawabit dalam Manhaj Gerakan Ikhwan, tulisan ini lebih menitikberatkan pada pembahasan tsawabit 8 jamaah Al- Ikhwanul Muslimin yang terinspirasi oleh pemikiran Hasan Al-Banna. 2 Ustman Abdul Muiz Ruslan dalam Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin; Studi Analisis Evaluatif Terhadap Proses Pendidikan “IKHWAN” untuk Para Anggota Khususnya dan Seluruh Masyarakat Mesir Umumnya dari Tahun 1928 hingga 1954, tulisan ini lebih menitikberatkan pada pembahasan pemikiran politik Hasan Al-Banna secara global serta pembahasan tentang pendidikan politik menurut gerakan Ikhwanul Muslimin pada periode 1928-1954 di Mesir. 3 Prof. Dr. Taufiq Yusuf Al-Wa’iy dalam Pemikiran Politik Kontemporer Al- Ikhwan Al-Muslimun Studi Analitis, Observatif, Dokumentatif, tulisan ini lebih menitikberatkan pada sejarah panjang perpolitikan gerakan Ikhwanul Muslimin yang disertai dengan segala prinsip-prinsipnya. 8 Tsawabit adalah hal-hal yang tidak boleh berubah atau berganti kapan dan di manapun. Tsawabit juga merupakan kaidah-kaidah yang mengikat individu-individu, bingkai yang mengendalikan perilaku mereka, dan parameter akurat yang tidak pernah keliru, yang dengannya mereka dibedakan dari orang lain.

D. Tujuan Penelitian