Pengertian Gadai Syariah LANDASAN

28 4. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah dan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi pelanggan. 5. Biaya Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan suatu produk akan merasa puas terhadap produk itu.

B. Pengertian Gadai Syariah

a. Pengertian Gadai Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang yang bergerak. Barang yang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang mempunyai utang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila hak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. 23 Secara umum usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang- barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan 23 Heri Sudarsono, Lembaga dan Keuangan Lainnya, Yogyakarta, Ekonosia,2003, ed 2 cet ke 1, h. 153, 29 barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga pegadaian. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa usaha gadai-memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a Terdapat barang berharga yang digadaikan. b Nilai jumlah pinjaman tergantung dari nilai jumlah jaminan. c Barang yang dapat digadaikan dapat ditebus kembali. b. Gadai Menurut Hukum Islam Istilah gadai dalam Islam disebut dengan rahn. Secara bahasa rahn berarti tetap atau lestari, seperti juga Al Habsu, artinya: penahanan, seperti dikatakan Ni’matun Rahinah, artinya: karunia yang tetap dan lestari. Rahn berarti nama barang yang biasa dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Dan untuk yang kedua Al Habsu firman Allah dalam Al-qur’an. 24 ☺ ⌧ “Tiap-tiap pribadi terikat tertahan dengan atas apa yang diperbuatnya”Q. S. Al Mudatsir: 7438 Rahn menurut istilah adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta. Menurut pandangan syara’ sebagai jaminan hutang atau ia bisa mengambil manfaat barang itu. Rahn adalah menahan sesuatu dengan hak yang memungkinkan pengambilan manfaat darinya atau menjadikan sesuatu yang bernilai ekonomis pada pandangan syara’ sebagai kepercayaan atas 24 Sayyd Sabiq, Fiqh Sunnah,, Bandung, PT Al-Ma’arif, 1987, cet ke 1 h. 150 30 hutang yang memungkinkan pengambilan hutang secara keseluruhan atau sebagian dari barang itu. Menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan rahn adalah. 25 1. Akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya. 2. Menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan syara’ sebagai jaminan atas hutang selama ada dua kemungkinan, untuk dapat mengembalikan uang itu atau mengambil sebagian benda itu. 3. Menjadikan harta sebagai jaminan hutang. 4. Menjadikan zat suatu benda sebagai jaminan utang. 5. Gadai adalah akad perjanjian pinjam meminjam dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan hutang. 6. Rahn adalah menjadikan harta benda sebagai jaminan atas hutang. 7. Rahn adalah suatu barang yang dijadikan peneguhan atau penguat kepercayaaan dalam utang piutang. 8. Rahn menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tangguhan utang, dengan adanya benda yang menjadi tanggungan itu atau seluruh atau sebagian utang dapat diterima. Banyak golongan dari para ulama yang mendefinisikan arti rahn. Menurut Madzhab Syafi’I dan Hanbali mendefinisikan bahwa rahn adalah “menjadikan materi barang sebagai jaminan utang yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar 25 Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalat, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002. H. 105 31 utangnya” 26 . Menurut Madzhab Hanafi penerima rahn boleh memanfaatkan barang yang menjadi jaminan utang atas izin pemiliknya, karena pemilik barang itu boleh mengizinkan kepada siapa saja yang dikehendakinya untuk menggunakan hak miliknya, termasuk untuk mengambil manfaat barangnya. Hal itu menurut mereka bukan riba, karena pemanfaatan barang itu diperoleh melalui izin. 27 Sedangkan menurut Sayyid Sabiq , rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut syara’ sebagai jaminan hutang, sehingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian dari manfaat barang itu. 28 Dari begitu banyaknya definisi-definisi tentang rahn penulis dapat menyimpulkan bahwa rahn adalah menjadikan suatu barang yang mempunyai nilai ekonomis untuk diberikan kepada seseorang atau badan usaha sebagai jaminan utang. Dan jika sudah jatoh tempo orang yang berutang tidak melakukan kewajibannya maka barang tersebut dilelang sesuai dengan syariah.

C. Landasan Hukum