Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah

39

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE

A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah

Berawal dari Bank Van Leening yang didirikan VOC pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia yang bertugas memberikan pinjaman uang tunai kepada masyarakat dengan jaminan harta bergerak, dalam perkembangannya, sebagai bentuk usaha, pegadaian telah mengalami perubahan seiring dengan perubahan peraturan yang berlaku: 1. Berdirinya pegadaian milik pemerintah yang pertama di sukabumi, berdasarkan Staatblad 1901 No. 131 tanggal 12 maret 1901. 2. Perubahan status menjadi jawatan pegadaian, berdasarkan Staatblad 1930 No. 266. 3. Perubahan menjadi Perusahaan Negara Pegadaian berdasarkan peraturan pemerintah RI tahun 1961 No. 178. 4. Perubahan menjadi perusahaan jawatan PERJAN, berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 7 tanggal 11 Maret 1969. Sejak saat itu, kegiatan perusahaan terus berjalan dan aset atau kekayaannya bertambah. Namun seiring dengan perubahan Zaman, pegadaian dihadapkan pada tuntutan kebutuhan untuk berubah pula, dalam arti untuk lebih meningkatkan kinerjanya, tumbuh lebih besar lagi dan lebih profesional dalam memberikan layanan.oleh karena itu untuk memberikan keleluasaan pengelolaan bagi manajemen dalam mengembangkan usahanya, pemerintah meningkatkan 40 status pegadaian dari perusahaan jawatan PERJAN menjadi perusahaan umum PERUM yang dituangkan dalam peraturan pemerintah NO. 101990 tanggal 10 April 1990. perubahan dari PERJAN ke PERUM ini merupakan tonggak penting dalam pengelolaan pegadaian yang memungkinkan terciptanya pertumbuhan pegadaian yang bukan saja makin banyak cabangnya, tetapi juga makin meningkatnya kredit yang disalurkan, nasabah yang dilayani, pendapatan dan laba perusahaan. Tujuan PERUM pegadaian kembali dipertegas dalam peraturan pemerintah RI No. 103 tahun 2000. yakni, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah, melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai. Juga menjadi penyedia jasa dibidang keuangan lainnya, berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. 30 Terbentuknya gadai syariah pada perum pegadaian merupakan proses panjang selama kurang lebih lima 5 tahun, dari tahun 1998 sampai akhirnya baru dapat terbentuk pada awal tahun 2003. Awalnya pada tahun 1998 seiring dengan perkembangan bank syariah yang cukup baik, dan kemunculan lembaga perekonomian lainnya yang berdasarkan syariah. Bagian penelitian dan pengembangan perum pegadaian mengadakan penelitian tentang gadai syariah dan kemungkinan dibukanya pegadaian syariah dengan melakukan studi banding ke Malaysia dengan menjajaki sistem pegadaian yang sudah berkembang di Malaysia. 30 “Buku Kerja Pegadaian Syariah”, thn 2008. 41 Bank Muamalat Indonesia BMI, dalam mengembangkan usahanya mencoba untuk membuat produk gadai syariah, namun tidak memiliki sumber daya manusia SDM dan peralatan yang cukup memadai, kemudian Bank Muamalat Indonesia mengajak perum pegadaian untuk melakukan kerjasama dalam mendirikan pegadaian syariah. Tawaran kerjasama dari Bank Muamalat Indonesia BMI mendapat sambutan positif dari pihak perum pegadaian yang juga sedang mempelajari pembentukan pegadaian syariah. 31 Tidak lama dari adanya tawaran kerjasama tersebut, maka pada tahun 2002 melakukan kesepakatan kerjasama yang dibuat antara perum pegadaian dengan Bank Muamalat Indonesia BMI pada tanggal 20 Desember 2002 penandatanganan kerjasama dilakukan. Perjanjian kerjasama antara pegadaian dan BMI tentang gadai syariah tersebut adalah No. 446SP 300.2232002 dan 015BMIPKSXII2002. kemudian pada tanggal 14 Januari 2003 secara resmi dibentuk pegadaian syariah dengan nama unit layanan gadai syariah, dan untuk operasionalnya Dewan Direksi Perum Pegadaian nomor : 06.A UL.3.00.2232003 tentang pemberlakuan Manual Operasional Unit Layanan Gadai Syariah. 32 Pembentukan pegadaian ini berdasarkan Fatwa DSN No.25 dan 26 tentang gadai Rahn dan Rahn emas. DSN. MUI III 2002, ketentuannya seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Juga berdasarkan pada peraturan pemerintah No. 103.2000 tentang perum pegadaian, bagian keempat kegiatan dan pengembangan usaha, pasal 8 yang menyatakan bahwa: Perum Pegadaian menyelenggarakan 31 Company Profile “Pegadaian Syariah”.h. 3 32 Ibid.h.12 42 usaha penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai serta usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan perusahaan, dalam hal usaha pengembangan tersebut adalah Perbankan Syariah. Hingga saat ini, perum pegadaian syariah telah memiliki banyak kantor wilayah diseluruh Indonesia yang membawahi beberapa kantor cabang syariah. Di Jakarta khususnya. pegadaian syariah yang ada di Jakarta telah memiliki empat kantor cabang yang tersebar diseluruh wilayah Jabotabek, seperti Cab. Dewi Sartika, Cab. Margonda Depok, Cab. Cinere, Cab. Pondok Aren. 33 Selain itu guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan gadai syariah, maka pada tahun 2004, kantor wilayah perum pegadaian telah membuka kantor cabang baru yang berlokasi diwilayah Jakarta Selatan, yaitu kantor cabang cinere yang berlokasi di Jl. Karang tengah N0. 25D Lebak Bulus.kantor cabang ini didirikan tepatnya pada tanggal 10 November 2004. Dalam mendirikan kantor cabang pegadaian syariah Cinere Jakarta Selatan ini, maka pegadaian syariah bekerjasama dengan Bank Mu’amalat Indonesia BMI pada awalnya. Yang dananya berasal dari BMI tersebut, maka berdirilah Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang berlokasi di Jl. Karang tengah No.25D Lebak Bulus. Jakarta Selatan. Namun pada tahun 2007 kerjasama tersebut beralih kepada Bank Syariah Mandiri BSM. 34 33 “Brosur Pegadaian Syariah”.tahun 2008. 34 Nawiri,S.E. “Manajer Pegadaian Cabang Cinere, Wawancara Pribadi”, Jakarta, 7 Mei 2008. 43

B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah