Deskripsi Perkembangan Likuiditas FDR

B. Deskripsi Perkembangan Likuiditas FDR

Financing to deposit ratio menunjukan arti yang sangat penting untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola dana pihak ketiga yang ditanamkan dalam pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah. Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan total dana pihak ketiga. Tabel 4.2 Financing to Deposit Ratio No. Tahun Financing to Deposit Ratio 1 1993 56.9 2 1994 79.4 3 1995 75.3 4 1996 61.9 5 1997 79.88 6 1998 107.15 7 1999 68.07 8 2000 97,90 9 2001 90,00 10 2002 83,67 11 2003 76,97 12 2004 86,03 13 2005 89,08 14 2006 83,60 15 2007 99,16 16 2008 104,41 17 2009 85,82 Sumber: Laporan Ikhtisar Keuangan Bank Muamalat tahun 1993-2009 Berdasarkan tabel nilai FDR pada PT Bank Muamalat Indonesia dari tahun 1993-2009 di atas, maka penulis akan mendeskripsikan perkembangan FDR per dua tahun melalui sebuah grafikdi bawah ini. 56.90 75.30 79.88 68.07 90.00 76.97 89.08 99.16 85.82 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 Gambar 4.2 Perkembangan FDR Bank Muamalat 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 Pada tahun pertama setelah beroperasi, Bank Muamalat memiliki tingkat FDR yang relatife masih kecil yaitu hanya 56,9. Hal ini dikarenakan jumlah pembiayaan yang dikeluarkan pihak Bank Muamalat masih kecil. Pada tahun 1993 sampai tahun 1995, telah terjadi peningkatan nilai FDR sebesar 18.4 yaitu dari 56,9 pada tahun 1993 menjadi 75,3 pada tahun 1995. Peningkatan terjadi salah satunya disebabkan karena pihak Bank Muamalat sudah mulai banyak melemparkan pembiayaan ke masyarakat. Tahun 1997, FDR Bank Muamalat juga mengalami peningkatan. Peningkatan itu sebesar 4,58 yaitu dari 75,3 pada tahun 1995 menjadi 79,88 pada tahun 1997. Pada tahun 1999 tingkat FDR mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu menjadi 68.07 .Hal ini di pengaruhi penurunan total pembiayaan yang dikeluarkan pihak Bank Muamalat. Pada tahun 1998 pihak Bank Muamalat mengeluarkan pembiayaan sebesar Rp 462.100.000.000, sedangkan pada tahun 1999 total pembiayaan yang dikeluarkan hanya Rp342.516.757.147. Selain itu total Dana Pihak Ketiga yang terhimpun pada tahun 1999 juga relative lebih besar, yaitu sebesar Rp 528.100.000.000 dan pada tahun 1998 hanya sebesar Rp 391.900.000.000. Pada tahun 2001 nilai FDR kembali mengalami peningkatan sebesar 21,97, yaitu mencapai 90,00. Hal ini dipicu oleh kenaikan total pembiayaan yang dikeluarkan Bank Muamalat pada tahun 2001 mencapai Rp 1.215.000.000, sedangkan pada tahun 1999 pembiayaan yang dikeluarkan hanya Rp 432.000.000. Pada tahun 2003 nilai FDR mengalami penurunan sebesar 23,03 yaitu dari 90,00 pada tahun 2001 menjadi 76,97 pada tahun 2003. Pada tahun 2005 FDR pada Bank Muamalat kembali mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi sebesar 12,11 yaitu dari 76,97 pada tahun 2003 menjadi 89,08 pada tahun 2005. Kenaikan FDR pada Bank Muamalat terus terjadi hingga tahun 2007, nilai FDR berada pada posisi 99,16 atau mengalami penigkatan sebesar 10,08 dari tahun 2005 yang bernilai 89,08. Pada tahun 2009 FDR mengalami penurunan sebesar 13,34 yaitu menjadi hanya 85,82 dari tahun 2007 yaitu sebesar 99,16. Pada tahun 2009, total pembiayaan sebesar 11,428. 01 miliar rupiah dan total dana pihak ketiga sebesar 13,316.90 miliar rupiah. Setiap tahun tingkat FDR Bank Muamalat relatife mengalami peningkatan.Puncaknya terjadi pada tahun 1998, saat terjadi krisis ekonomi.Saat itu banyak bank-bank yang dilikuidasi, dan Bank Muamalat merupakan satu- satunya bank syariah yang tidak mengalami likuidasi.Keadaan itu membuat masyarakat berbondong-bondong untuk pindah ke bank syariah dan mengambil pembiayaan ke bank syariah. .Pada tahun 1998 angka FDR mencapai lebih dari 100, yaitu 107,15 tetapi angka itu masih dibawah 110, yang merupakan batas maksimum FDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 265BPPP tanggal 29 Mei 1993. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Muamalat Indonesia jauh di atas jumlah dana pihak ketiga yang terhimpun. Namun kondisi ini tidak berarti bahwa bank kekurangan likuiditas, karena sumber dana yang digunakan untuk memenuhi kewajiban dalam merealisasikan pembiayaan tidak sepenuhnya berasal dari likuiditas yang dimiliki, tetapi juga dana tersebut berasal dari dana pihak ketiga dan modal bank. Disamping itu FDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas jangka panjang, sehingga likuiditas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya terpenuhi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Financing to deposit ratioPT. Bank Muamalat Indonesia selalu mengalami peningkatan atau penurunan, karena hal ini disebabkan oleh naik turunnya dana yang disimpan oleh pihak ketiga atau kepercayaan masyarakat dalam menitipkan dananya pada bank yang berprinsip sesuai syariah. Selain itu, selama periode tahun 2000-2009 nilai Financing to deposit ratio Bank Muamalat Indonesia rata-rata selalu berada di atas 80 dan tidak pernah melebihi 110.

C. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Likuiditas Study Analisis CAR terhadap