BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoritis Tentang Solvabilitas
Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
1
Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang
cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaiknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan
tersebut dalam keadaan insolvabel.
2
Baik perusahaan yang insovabel maupun illikuid menunjukan keadaan keuangan yang kurang baik, karena kedua-duanya pada suatu waktu akan
menghadapi kesulitan keuangan. Perusahaan yang illikuid akan segera mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan yang illikuid akan segera mengalami kesulitan
keuangan walaupun perusahaan dalam keadaan solvabel, sebaliknya kalau perusahaan dalam keadaan insovabel tetapi likuid tidak akan segera mengalami
kesulitan keuangan dan kesulitan keuangan baru timbul kalau perusahaan itu dibubarkan.
1
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, cet. 1 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004 hlm.304
2
Munawir, Drs., Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta:Liberty, 2004 h.32 21
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio CAR. Tingkat
kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara : a.
Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga Dilihat dari sudut perlindungan kepentingan para deposan, perbandingan
modal dengan pos-pos aktiva merupakan petunjuk tentang tingkat keamanan simpanan masyarakat pada bank. Perhitungannya merupakan rasio modal
dikaitkan dengan simpanan pihak ketiga giro, deposito dan tabungan.
3
X
CAR=
G D
T
b. Membandingkan modal yang dimiliki oleh suatu bank dengan aktiva
tertimbang menurut resiko ATMR. Semakin besar pembiayaan yang disalurkan perbankan, maka semakin besar
pula ATMR bank yang bersangkutan, sehingga CAR akan menurun. Dengan demikian apabila bank akan melakukan ekspansiperluasan pemberian
pembiayaan maka harus memperhatikan jumlah modal yang dimiliki saat itu, yang berarti apabila CARnya sudah terbatas atau mendekati ketentuan
3
Zainul Arifin, Dasar-dasar….,op Cit h.151
minimal, maka ekspansi pembiayaan tersebut harus dibarengi dengan penambahan modal tersebut.
4
c.
Primary Ratio Primary Ratio
adalah perbandingan antara modal yang dimiliki dengan keseluruhan aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana
penurunan yang terjadi dalam total asset yang masih dapat ditutupi oleh equity capital
yang tersedia , sehingga rasio ini akan berguna untuk memberikan indikasi guna mengukur apakah permodalan yang ada telah
memadai. Rumus ini dikatakan sebagai primary ratio karena setiap asset mengandung resiko kerugian dan setiap kerugian akan mengakibatkan
pengurangan terhadap capital dan apakah capital akan mampu menampung kerugian-kerugian tersebut.
5
Modal merupakan faktor yang teramat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat.
Setiap penciptaan aktiva di samping berpotensi menghasilkan keuntungan juga berpotensi untuk menghasilkan kerugian resiko. Oleh karena itu modal juga
CAR =
AT R
X
4
Rachmat Firdaus, Manajemen Perkreditan Bank Umum,Cet II Bandung: Alfabeta, 2004 h.45
5
Teguh Pudjo Mulyono, Analisis Laporan…., h.71
harus digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya resiko kerugian atas investasi pada aktiva, terutama yang berasal dari dana pihak ketiga atau
masyarakat. Peningkatan peran aktiva sebagai penghasil keuntungan harus serentak dibarengi dengan pertimbangan resiko yang mungkin timbul guna
melindungi kepentingan para pemilik dana. Secara lebih rinci, fungsi dari modal di antaranya adalah :
a. Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya
sampai batas – batas tertentu, karena sumber – sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang tidak terpakai dan lain-lain.
b. Sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-
kerugian yang tidak dapat dihindarkan. c.
Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh pemegang sahamnya.
d. Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank yang
bersangkutan untuk bekerja dengan efisien yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh pemilik modal bank tersebut.
6
Melihat fungsi dari modal bank di atas timbul suatu pertanyaan yaitu bagaimana atau berapa modal suatu bank tersebut telah memadai untuk
menunjang kebutuhannya dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar
6
Teguh Pudjo Mulyono, Analisis Laporan Keuangan Untuk Perbankan, Cet. 3 Jakarta: Djambatan, 1990, hlm. 68
kecilnya kebutuhan capital bagi suatu bank. Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tingkat kualitas manajemen yang bersangkutan apabila bank dipimpin oleh
suatu kelompok manajemen yang berkualitas tinggi yang ditinjau dari berbagai aspek, maka hasilnya tentu akan berlainan dengan bank yang
dikelola oleh suatu kelompok manajemen yang berkualitas rendah dan tidak kompak.
b. Tingkat likuiditas yang dimilikinya.
Suatu bank yang memiliki alat likuid yang sangat terbatas dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, akan ada kemungkinan penyediaan likuiditas
tersebut akan diambil dari permodalannya. Dengan demikian akan dirasakan oleh manajemen yang bersangkutan betapa terbatasnya modal yang dimiliki
oleh bank. c.
Tingkat kualitas dari asset. Suatu bank yang memiliki nasabah pembiayaan yang dubius dan non earning
asset lainnya yang kurang produktif maka sudah dapat dipastikan bank
tersebut tidak bisa melaksanakan kegiatannya secara lancar. Dan sebaliknya bagi bank yang memiliki kolektibiltas nasabah pembiayaan yang tinggi dan
memiliki earning asset yang memadai maka kebutuhan modalnya akan dapat diperoleh dari laba bank yang bersangkutan yang akan berkembang secara
kumulatif. Dan sebaliknya apabila bank rugi terus menerus maka ada kemungkinan pula modalnya akan terkikis sedikit demi sedikit.
d. Struktur dari depositonya
Apabila bank memperoleh dana yang sebagian besar berupa deposito berjangka dan dana-dana mahal lainnya, tentu akan menimbulkan pula biaya
dana yang tinggi, apabila dana ini tidak dapat dari penghasilan opersional dari bank yang bersangkutan, tentu kerugian tersebut harus diserap oleh
modalcapital yang dimiliki, hingga akan terasa bagi manajemen bank yang bersangkutan terjadinya kekurangan modal.
e. Tingkat kualitas dan karakter dari pemilik sahamnya.
Para pemilik saham yang berorientasi ke masa depan tentu akan berusaha membentuk akumulasi modalnya secara maksimal sehingga modal bank yang
bersangkutan akan semakin kuat. Tentu yang terjadi akan sebaliknya apabila para pemilik saham tersebut menghendaki agar laba yang diperolehnya
langsung dibagikan saja, maka modal bank tidak akan mengalami perkembangan.
f. Tingkat kualitas dari system dan operating procedure
System dan operating procedure suatu bank yang baik tentu akan menunjang kegiatan usaha bank yang bersangkutan pada tingkat efesiensi yang tinggi.
Dengan efisiensi yang tinggi akan memungkinkan bank untuk memperoleh laba yang akan memperkuat modal dari bank yang bersangkutan dan
sebaliknya bagi bank yang beropersi dengan biaya yang tinggi ada kemungkinan biaya yang tidak tertutup oleh penghasilan yang akan menjadi
beban modal.
g. Kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka pendek maupun
jangka panjang. h.
Riwayat pemupukan modal dan peraturan pembagian laba yang diperolehnya.
7 Bank Indonesia telah menetapkan ketentuan tentang aspek permodalan bank-
bank syariah. Bank Syariah wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR, yaitu resiko penyaluran dana dan
resiko pasar dalam hal ini resiko nilai tukar.
8
Demikian juga halnya dengan Unit Usaha Syariah. Dalam hal modal UUS kurang dari 8, maka kantor pusat bank
umum konvensional dari UUS wajib menambah kekurangannya sehingga menjadi 8.
Bank dilarang melakukan distribusi modal atau laba yang dapat mengakibatkan kondisi permodalan bank tidak mencapai rasio minimum yang
diwajibkan.
7
Teguh Pudjo Mulyono, Analisis Laporan,…Op Cit h.70
8
Peraturan Bank Indonesia No. 713PBI2005 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
B. Capital Adequacy Ratio CAR.