2. Tujuan Pengelolaan Likuiditas Bank
Adapun tujuan pengelolaan likuiditas antara lain
14
: a.
Untuk menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan bank sentral
b. Mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuhan
cash flow terutama kebutuhan yang tidak diperkirakan, misalnya
penarikan dana yang tiba-tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum jatuh tempo.
c. Sedapat mungkin memperkecil idle funds
d. Memberi keyakinan kepada para penyimpan dana bahwa mereka dapat
menarik dananya sewaktu-waktu atau pada saat jatuh tempo.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Likuiditas Bank
Pada umumnya kebutuhan likuiditas bank dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi
15
: a.
Kewajiban Reserve Kewajiban reserve adalah rasio antara komponen-komponen alat
likuid dengan komponen-komponen kewajiban yang harus dipelihara bank dalam suatu periode tertentu. Sebagaimana terjadi pada beberapa
bidang perbankan lainnya, peraturan dibidang kewajiban reserve
14
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet, 2003 h. 165
15
Ibid, h. 166
Statutory Reserve Requirement juga terus menerus mengalami
perubahan. Bank sentral sebagai otoritas meneter menetapkan kewajiban reserve
itu dalam rangka pengendalian jumlah uang yang beredar, di samping guna mendukung pelaksanaan prinsip kehati-hatian.
Besarnya kewajiban reserve yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bagi setiap bank telah beberapa kali mengalami perubahan. Reserve rasio
itu pernah ditetapkan sebesar 30, lalu 15, kemudian 2 . Demikian
juga komponen-komponen reserve yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia juga telah beberapa kali mengalami perubahan. Suatu ketika
sebelum Pakto 88 Bank Indonesia telah menetapkan besarnya komponen alat likuid itu meliputi saldo kas, saldo giro pada Bank
Indonesia dan saldo giro pada bank lain setelah Pakto 88 komponen alat likuid yang diatur hanya meliputi saldo kas dan saldo giro pada Bank
Indonesia saja. Saat ini kewajiban reserve ditetapkan dalam bentuk Giro Wajib Minimum GWM sementara komponen alat likuid yang diatur
meliputi saldo kas dan saldo giro pada Bank Indonesia. Saat ini BI memutuskan untuk menaikkan besar setoran GWM bank dari semula 5
menjadi 8.
16
Putusan ini dilatarbelakangi pertimbangan akan adanya potensi tekanan inflasi ke depan, sedangkan kondisi ekses likuiditas di
perbankan masih cukup besar.
16
Peraturan Bank Indonesia Nomor 12 19 PBI2010 - Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia no:615PBI2004, maka kewajiban reserve yang harus dibayar adalah:
1 Giro
2 Deposito berjangka
3 Tabungan
4 Kewajiban segera lainnya
17
Kewajiban reserve minimum yng ditetapkan bank sentral hanyalah sebagian saja dari sekian faktor yang mempengaruhi kebutuhan
likuiditas bank. Oleh karena itu bank harus memelihara posisi alat likuid minimum sebagai primary reserve untuk memepertahankan posisi
likuiditasnya pada tingkat yang aman. a.
Tipe Dana yang Ditarik Bank Tipe dana yang ditarik oleh bank merupakan faktor yang harus
diperhatikan dalam melakukan estimasi kebutuhan likuiditas bank. Untuk dana investasi mudharabah, kebutuhan likuiditas bank timbul
pada tanggal jatuh tempo atas investasi tersebut. Tetapi untuk wadi’ah giro dan tabungan kebutuhan likuiditas dapat timbul sewaktu-waktu
apabila pemegang wadi’ah, kebanyakan didasarkan atas pengalaman tentang besarnya penarikan dana sehari-hari masa-masa sebelumnya.
Selain itu kemungkinan penarikan dana wadi’ah itu juga tergantung
17
Bank Indonesia no:6 21 PBI 2004 tentang; Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia
pasal 9
pada persebaran dan jumlah pemegang rekening spreading resource. Besar kecilnya probability para nasabah menarik dananya secara
bersama-sama pada hari yang sama akan tergantung pada luas sempitnya spreading resources tersebut.
b. Komitmen Bank dalam Pembiayaan atau Investasi
Komitmen bank kepada nasabah atau pihak lain dalam memberikan fasilitas pembiayaan atau melakukan investasi
menimbulkan konsekuensi kewajiban bagi bank untuk merealisasikannya. Kewajiban komitmen ini oleh bank dicatat dalam
rekening administratif. Ketidakmampuan bank untuk merealisasikan komitmen tersebut tidak saja berdampak pada reputasi dan bonafiditas
bank, tetapi juga berpotensi untukmenghadapi tuntutan permintaan ganti rugi.
18
4. Jenis dan Sumber Alat Likuid