Deskripsi Perkembangan Solvabilitas CAR

BAB IV Pengaruh Solvabilitas Terhadap Likuiditas Bank Muamalat

Analisis CAR Terhadap FDR Tahun 1993-2009

A. Deskripsi Perkembangan Solvabilitas CAR

Dengan mengadakan analisa perbandingan rasio atas data keuangan perbankan dari tahun yang lalu dapat diketahui beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perbankan selama tahun berjalan. Hasil analisa ini sangat penting artinya bagi penyusunan rencana kebijaksanaan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Dengan dilakukannya analisa laporan keuangan khususnya analisa perbandingan rasio, maka pemimpin perbankan dapat mengetahui posisi likuiditas, solvabilitas, maupun profitabilitas perbankan. 1 Analisis solvabilitas bank atau secara teknis disebut juga Analysis of Bank Capital adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 2 Menurut Selamet Riyadi 2006:161 Capital Adequacy Ratio CAR yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. CAR memperlihatkan kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. CAR 1 Drs. Munawir, Analisa Laporan Keuangan Yogyakarta: Liberty, 2004,h.69 2 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, cet. 1 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004 hlm.304 63 merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko, CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila persentase CAR terlalu kecil lebih rendah dari standar BI maka bank tersebut termasuk ke dalam kategori bank tidaksehat, namun apabila persentase CAR terlalu besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur idle fund. Ahmad Faishol 2007:153 Berikut adalah kondisi Capital Adequacy Ratio CAR pada PT. Bank Muamalat Indonesia untuk periode tahun 1993-2009. Table 4.1 Capital Adequacy Ratio No Tahun Capital Adequacy Ratio 1 1993 75.9 2 1994 41.9 3 1995 29.7 4 1996 26.8 5 1997 17.69 6 1998 6.76 7 1999 15.29 8 2000 8.95 9 2001 9.02 10 2002 10.55 11 2003 13.04 12 2004 12.17 13 2005 16.33 14 2006 14.23 15 2007 10.43 16 2008 10.81 17 2009 11.10 Sumber: Laporan Ikhtisar Keuangan Bank Muamalat tahun 1993-2009 Berdasarkan tabel nilai CAR pada PT Bank Muamalat Indonesia dari tahun 1993-2009 di atas, maka penulis akan mendeskripsikan perkembangan CAR per dua tahun melalui sebuah grafikdi bawah ini. 75.90 29.70 17.69 15.29 9.02 13.04 16.33 10.4311.10 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 Gambar 4.1 Perkembangan CAR Bank Muamalat 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 Tahun 1993 merupakan tahun pertama yang telah dilalui oleh Bank Muamalat.Pada tahun pertama ini CAR Bank Muamalat tercatat cukup tinggi yaitu sebesar 75.9.Hal ini dikarenakan pihak Bank Muamalat belum banyak mengeluarkan pembiayaan, sehingga Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR Bank Muamalat relative kecil. Berdasarkn grafik di atas maka dapat diketahui bahwa dari tahun 1993 sampai tahun 1995 telah terjadi penurunan nilai CAR yang cukup tajam yaitu sekitar 46,20, dari 75,9 pada tahun 1993 menjadi 29,70 pada tahun 1995. Penurunan terjadi salah satunya disebabkan karena mulai meningkatnya pembiayaan yang disalurkan oleh pihak Bank Muamalat, sehingga mengakibatkan ATMR pada Bank Muamalat meningkat.Peningkatan ATMR tidak dibarengi dengan kenaikan jumlah modal, hal ini mengakibatkan penurunan yang cukup tajam pada nilai CAR di tahun 1995. Selanjutnya pada tahun 1997 kembali terjadi penurunan nilai CAR sebesar 11,38, yaitu dari 29,07 pada tahun 1995 menjadi sebesar 17,69 pada tahun 1997.Hal yang sama juga terjadi di tahun 1999, CAR kembali mengalami penurunan sebesar 2,4 yaitu dari 17,69 pada tahun 1997 menjadi 15,29 pada tahun 1999. Puncak penurunan terjadi pada tahun 2001 yaitu nilai CAR mencapai 9,02. Pada tahun 2001telah terjadi penurunan nilai CAR sebesar 6,27 yaitu dari 15,29 pada tahun 1999 menjadi 9,02 pada tahun 2001. Pada tahun 1998 , pada saat terjadi krisis ekonomi yaitu nilai CAR berada pada nilai 6.76. Meskipun nilai CAR berada di bawah nilai minimum yang telah ditetapkan BI yaitu sebesar 8, namun Bank Muamalat tidak masuk dalam daftar bank yang terkena likuidasi.Hal ini dikarenakan Bank Muamlat termasuk dalam kategori A, yaitu bank dengan CAR 4 tidak diikut sertakan dalam program rekapitulasi. 3 Pada tahun 2003, nilai CAR mulai mengalami kenaikan . Kenaikan terjadi sebesar 4,02 yaitu dari 9,02 dari tahun 2001 menjadi 13.04 pada tahun 2003. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi kenaikan modal pada Bank Muamalat. Banyak investor yang mulai melirik saham PTBank Muamalat Indonesia Tbk. Hal yang sama juga terjadi di tahun 2005, nilai CAR pada Bank Muamalat kembali mengalami peningkatan sebesar. Kenaikan tersebut terjadi sebesar 3,29 yaitu dari 13,04 pada tahun 2003 menjadi 16,33 pada tahun 2005. Pada tahun 2007, Bank Muamalat kembali mengalami penurunan nilai CAR sebesar 5,9 yaitu dari 16,33 pada tahun 2005 menjadi 10,69 pada tahun 2007. Sampai akhir tahun 2007, total permodalan Perseroan mencapai Rp 942.467 juta dengan total modal inti sebesar Rp 773.501 juta dan modal pelengkap sebesar Rp 210.204 juta, serta penyertaan kepada pihak lain sebagai pengurang sebesar Rp41.238 juta. Rasio kecukupan modal CAR Perseroan pada tahun 2007 mencapai 10, 69, dengan total ATMR mencapai Rp 8.816.327 juta. 4 3 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia Jakarta: Graha Ilmu,2005 h. 24 4 Annual Report Bank Muamalat Indonesia tahun 2008, h. 93 Pertumbuhan CAR pada tahun 2009, mengalami kenaikan sebesar 0,29 yaitu dari 10,43 pada tahun 2007 menjadi 11,10 pada tahun 2009. Pemegang saham mayoritas memiliki komitmen yang kuat untuk memenuhi kebutuhan modal tambahan dimasa yang akan datang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari sisi solvabilitas Bank Muamalat dari periode tahun 1993-2009 telah dapat memenuhi syarat kecukupan modal minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, dalam hal ini dapat dilihat pada nilai CAR Capital Adequacy Ratio yang dari tahun 1993-2009 yang cenderung selalu di atas 8. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.31146KEPDIR tanggal 12 November 1998, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.321PBI2001 tanggal 13 Desember 2001, Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum harus memiliki modal minimum CAR sebesar 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR. Perkembangan CAR pada Bank Muamalat Indonesia cenderung berfluktuatif naik turun, kenaikan yang cukup tajam terjadi pada tahun 1999 yaitu dari 6,76 pada tahun 1998 menjadi 15,29 pada tahun 1999 yaitu sebesar 8,53, sedangkan penurunan yang tajam terjadi pada tahun 1994 yaitu dari 75,9 pada tahun 1993 menjadi 41,9 pada tahun 1994, yaitu sebesar 34.

B. Deskripsi Perkembangan Likuiditas FDR