Tata Laksana Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

Gangguan lain yang biasa menyertai adalah gangguan belajar, gangguan tingkah laku, gangguan perilaku menentang dengan persentase 35 kasus, gangguan suasana perasaan dengan persentase 25-75 kasus, dan gangguan obsesif kompulsif. 4 Pada gangguan belajar mungkin anak tidak dapat membaca, menulis, atau berhitung matematika dengan benar. 8

2.1.7 Prognosis

Prognosis untuk anak dengan kasus ADHD akan baik jika didiagnosis secara awal dan mendapat terapi secara komprehensif. 5 Gejala yang ada pada 50 kasus dapat bertahan sampai dewasa, sedangkan kasus 50 lainnya menunjukan perbaikan gejala pada masa pubertas, atau awal dewasa. Biasanya gejala yang menghilang lebih dulu adalah hiperaktivitas dan defisit perhatian menghilang setelahnya atau menetap salah satu gejalanya. 8

2.1.8 Tata Laksana

Tujuan dari terapi yang dilakukan pada anak ADHD adalah memperbaiki sikap dan perilaku dalam menjalani kegiatan sehari-hari secara fungsional dan optimal sesuai dengan usinya. 4 Tata laksana kasus ADHD yang terbaik adalah dengan pendekatan berdasarkan prinsip Multi Treatment Approach MTA. MTA memiliki 3 aspek pendekatan terapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat, terapi psikososial, dan pemberian psikoedukasi kepada orang tua, pengasuh, maupun guru.  Terapi Psikofarmakologi Dari berbagai penelitian pengobatan ADHD, terapi psikofarmakologi pilihan pertama adalah golongan stimulan yang terbukti memiliki efek terapi baik dengan efek samping ringan. Stimulan yang dapat ditemukan di Indonesia adalah golongan methylphenidate yang memiliki kefektifan 60-70 mengurangi gejala hiperaktivitas, impulsivitas, dan inatensi. Mekanisme kerja methylphenidate adalah merangsang secara ringan sistem saraf pusat dengan menghambat ambilan dopamin dan norepinefrin, yang efeknya lebih terlihat kepada aktivitas mental dibanding aktivitas motorik. 15 Jenis methylphenidate intermediate release IR dengan sediaan tablet 10 mg dan 20 mg diberikan dengan dosis 5 mg di pagi hari dan 0,3-0,7kgBBhari dengan dosis maksimum 60 mghari. Jenis methylphenidate slow release SR dengan sediaan tablet 20 mg diberikan dengan dosis 20 mg pada pagi hari dilanjutkan 0,3-0,7kgBBhari dengan dosis maksimum 60 mghari. Methylphenidate osmotic release oral system OROS dengan sediaan 18 mg, 36 mg, 54 mg diberikan dengan dosis 18 mg di pagi 1 kali sehari dan ditingkatkan 0,3-0,7kgBBhari. Efek samping yang sering timbul dari golongan ini adalah insomnia, sakit kepala, sakit perut, mual, cemas, penurunan nafsu makan, timbulnya tik. Efek samping ini biasanya timbul pada pemakaian pertama atau jika terjadi peningkatan dosis obat. 4,8 Obat golongan anti depresan juga dikatakan memiliki efek untuk anak ADHD. Golongan SSRI Serotonin Spesific Reuptake Inhibitor, misalnya fluoxetine yang diberikan dengan dosis 0,6mgkgBB memberikan respon sekitar 58 pada anak ADHD usia 7-15 tahun. Golongan MAOI Monoamin Oksidase Inhibitor seperti moclobemide dengan dosis 3-5 mgkgBBhari dibagi dalam dua dosis pemberian. 4 Gambar 2. 1 Mekanisme Kerja Anti Depresan Golongan SSRI Sumber : Katzung B. Basic Clinical Pharmacology 2006 Obat baru yang secara struktural berbeda dengan psikostimulan dan antidepresan trisiklik adalah atomoxetine. Mekanisme kerja obat ini adalah memblokir transporter noradrenergik dengan sangat selektif. Pemakain dosis 1,8 mgkg terbukti efektif dalam mengurangi gejala inatensi dan hiperaktifimpulsif pada anak dan remaja dalam pemakaian 1 minggu. Efek samping atomoxetine seperti nafsu makan menurun dan peningkatan tekanan darah relatif lebih ringan. Obat golongan antipsikotik atipikal seperti risperidone dapat digunakan untuk menurunkan perilaku hiperaktivitas dan agresivitas. Penelitian untuk obat ini masih belum banyak dilakukan. 4 Pemberian obat antikonvulsan juga sering dilakukan untuk mengurangi gejala pada ADHD. Karbamazepin dianggap sebagai pengobatan yang efektif untuk agresi pada anak-anak, sedangkan sodium divalproat terbukti efektif dalam mengobati gangguan mood. 2  Terapi Psikososial Terapi psikososial dilakukan secara sistematis meliputi berbagai macam terapi seperti perilaku berbasis kelas dengan pendekatan CBT Cogntive Behaviour Treatment, pelatihan orang tua, konsultasi dan pelatihan guru, remedial edukasi, serta terapi vestibularkeseimbangan. 2,6 Pendekatan CBT didasari dengan kemungkinan bahwa gangguan yang terjadi pada anak ADHD disebabkan dari keadaan kesulitan mengontrol diri dan kesulitan menyelesaikan masalahnya sendiri. Beberapa tindakan yang diberikan meliputi pelatihan mengendalikan diri, mengontrol emosi, dan penguatan diri. Keberhasilan terapi ini juga didukung oleh keaktifan orang tua dan guru dalam menjalankan program. Seperti pada behavioral therapy atau terapi perilaku yang mengandalkan peran orang tua dan guru dalam mengatur sikap anak yang bermasalah menggunakan contingency management. Program contingency management ini menggunakan pendekatan penghargaan dan hukuman pada anak. Tetapi pada pelaksanaannya pendekatan hukuman dianggap lebih baik dalam memperbaiki sikap anak. 2 Pemberian terapi remedial edukasi didasari dari keadaan menurunnya prestasi akademik anak disekolah tanpa kelainan gangguan belajar pada anak tersebut. Mata pelajaran yang diberikan pada terapi ini disesuaikan dengan kesulitan yang dialami anak dengan cara interaksi perindividu dengan seorang terapis khusus didalam sebuah kelas. 6

2.2 Kerangka Konsep