6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
2.1.1 Pengantar
Attention DeficitHyperactivity Disorder ADHD atau yang dalam bahasa Indonesia disebut Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas GPPH sudah
banyak diidentifikasi dalam literatur dalam berbagai istilah.
8
Pada abad sembilan belas Heinrich Hofmann mendiskripsikan gejala berkurangnya perhatian,
hiperaktivitas, dan impulsivitas sebagai kasus Fidgety Phill.
6
Menurut American Psychiatric Association 2000, ADHDGPPH adalah gangguan neurobehavioral
yang ditandai dengan kurangnya tingkat perhatian dan hiperaktivitas yang mengakibatkan gangguan fungsional di bidang akademik, keluarga, dan sosial yang
biasanya dimulai pada masa anak-anak dan sering berlanjut sampai dewasa.
9
Pada beberapa anak gejala yang muncul dapat mendominasi gejala lainnya, salah satu dari hiperaktivitas atau kurangnya perhatian.
2
Gejala-gejala ini akan timbul lebih sering, menetap, dan lebih berat dibanding anak seusianya. Gejala ini
pada umumnya muncul sebelum anak berusia tujuh tahun, tetapi kebanyakan orang tua menganggap gejala yang muncul pada anak mereka adalah suatu hal yang wajar
sesuai perkembangannya. Terlebih jika gejala ini muncul pada usia di bawah 4 tahun, karena hiperaktivitas, impulsivitas, ataupun defisit perhatian seringkali
dianggap sebagai hal yang wajar di usianya.
4,8
Seringkali orang tua baru menyadari adanya gejala saat anak memasuki usia sekolah formal, saat perilaku mereka menyebabkan masalah di sekolah atau tempat
lain.
8
Pada keadaan itu anak dituntut untuk mulai bisa mengikuti peraturan yang berlaku di sekolah dengan menjaga sikap dan perilaku mereka.
4
Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan penelitian tentang kasus ADHD, orang tua dan para
pengajar semakin sering melaporkan gejala yang dinilai berlebih pada anak yang pada umumnya disertai dengan masalah kesulitan belajar dan perilaku lainnya.
3
2.1.2 Epidemiologi
Laporan yang didapat untuk angka prevalensi ADHD sangat beragam. Prevalensi ADHD di dunia diperkirakan berkisar 2-9,5 pada anak usia sekolah.
4
Dikutip dari laporan penelitian Varaone 2003 mengenai prevalensi ADHD, bahwa penelitian Wolraich dkk di US pada usia 4-12 tahun mendapatkan angka sebesar
11,4 pada tahun 1996 dan 16,1 pada tahun 1998. Penelitian Graetz dkk di Australia pada usia 6-17 tahun mendapatkan angka sebesar 7,5.
10
Dikutip dari laporan pertemuan WHO regional Timur Tengah, bahwa menurut Walker SP 2007 pada negara berkembang diestimasikan prevalensi sebesar 3-11
dan cenderung menurun pada kasus remaja hingga dewasa.
7
Wihartono dkk, 2007 dalam penelitiannya pada tujuh sekolah dasar di Kabupaten Bantul Yogyakarta
didapatkan angka 5,37 dengan rasio laki-laki banding perempuan 10:1.
11
Pada laporan sepuluh macam kasus terbanyak di klinik tumbuh kembang anak dan remaja
RSU Dr. Soetomo 2005 didapatkan kasus ADHD 3 dari jumlah penderita baru rawat jalan.
12
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung IS pada beberapa sekolah dasar di delapan kecamatan Jakarta Pusat dari tahun 2000-2001 didapatkan
angka 4,2 dengan rasio laki-laki banding perempuan 5:1.
13
Prevalensi yang berbeda dapat disebabkan oleh berbagai hal. Adanya perbedaan budaya, perbedaan kriteria diagnosis yang digunakan, perbedaan
operasional yang digunakan, dan faktor lainnya.
6
2.1.3 Etiologi