Pemakaman Furaith Tarim, Kota Sejuta Wali
Rubath,
24
yang kemudian dinamakan Rubath Tarim. Persyaratan bagi calon pelajar juga dibahas pada kala itu. Kriteria utama diantaranya calon santri adalah penganut
salah satu madzhab dari empat madzhab fikih terkemuka dalam Ahlusunnah Wal Jama’ah
25
dan dalam akidah berkiblat al-
Asy’ariyah ataupun al-Maturidiyyah.
Setelah membuat kesepakatan tersebut, maka dimulailah pembangunan Rubath Tarim. Untuk keperluan ini, al-Habib Ahmad bin Umar asy-Syathiri
26
mewakafkan rumah dan pekarangannya yang berada di sebelah pasar di halaman masjid jami kota
Tarim dan masjid Babthainah.
27
Selain itu, wakaf juga datang dari al-Muhaddis Muhammad bin Salim as-Sry.
28
Al-Habib Salim bin Abdullah asy-Syathiri
29
menambahkan bahwa pedagang- pedagang dari keluarga al-Arfan juga mewakafkan tanah yang mereka beli di bagian
Timur, mereka kemudian dijuluki tujjaru ad-dunya wa al-akhirah.
30
Datang pula sumbangan melalui wakaf rumah, kebun, dan tanah milik keluarga-keluarga habaib
di luar Yaman, di antaranya dari Mekkah, Madinah, Indonesia, Singapura, Bombosa
Afrika, serta beberapa Negara lainnya.
Akhirnya selesailah pembangunan Rubath Tarim di bulan Dzulhijjah tahun 1304 H dan secara resmi pada 14 Muharram 1305 H. keluarga al-Attas tercatat sebagai
santri pertama yang belajar di Rubath Tarim, baru kemudian datang keluarga al-
24
Ma’had atau institusi pendidikan yang berbasis pondok pesantren klasik.
25
Madzhab Maliki, Hanafi, Syafi’I dan Hambali.
26
Wafat di Kota Tarim pada tahun 1306 H.
27
Yang sekarang menjadi masjid Rubath Tarim.
28
Lahir di Singapura pada tahun 1264 H dan wafat di Kota Tarim pada tahun 1346 H.
29
Pengasuh Rubath Tarim sekarang.
30
Pedagang dunia dan akhirat.
Habsyi, begitu selanjutnya berdatangan para pelajar, baik dari Hadhramaut sendiri maupun dari luar Hadhramaut bahkan dari luar negeri Yaman, hingga dari berbagai
penjuru dunia.
Mufthi Dhiyar al-Hadramiyah al-Imam al-Habib Abdurrahman bin Muhmmad al- Masyhur,
31
merupakan pengasuh pertama Rubath Tarim. Beliau lahir di kota Tarim tahun 1250 H. Beliau mengasuh Rubath Tarim hingga tahun 1320 H, dengan dibantu
ulama-ulama lain yang ada pada masa itu. Kemudian dilanjutkan oleh al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur, lahir di kota Tarim pada tahun 1274 H. Beliau
mengasuh Rubath Tarim sejak wafatnya sang ayah yakni al-Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur, hingga tahun 1344 H ketika beliau berpulang ke
rahmatullah pada tahun itu pada tanggal 9 Syawal.
Al-Habib Abdullah bin Umar asy-Syatiri,
32
yang kemudian diberi mandat oleh pemuka kota Tarim untuk menjadi pengasuh ketiga yang semula menjadi wakil al-
Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur sejak tahun 1341 H, jika beliau berhalangan dan telah menjadi pengajar di Rubath Tarim sejak datang dari kota Mekkah pada
tahun 1314 H. Dan di lanjutkan al-Habib Mahdi bin Abdullah bin Umar asy-Syatiri sebagai pengasuh keempat, al-Habib Hasan bin Abdullah bin Abdullah bin Umar
asy-Syatiri sebagai pengasuh kelima, dan yang terakhir atau sampai saat ini al-Habib
Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syatiri.
31
Penulis Kitab Bugyatul Mustarsyidin.
32
Lahir di Kota Tarim pada bulan Ramadhan tahun 1290 H.