Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata beragama diartikan antara lain: 1. menganut memeluk, 2. beribadat, taat kepada agama baik
hidupnya menurut agama.
18
Keberagamaan sering disebut sebagai religiusitas, lebih menunjukan kepada aspek-aspek yang ada dalam hati, riak, getaran hati nurani, dan sikap
personal.
19
Agama selalu diterima dan dialami secara subjektif. Oleh karena itu, orang sering mendefinisikan agama sesuai dengan pengalaman dan
penghayatannya pada agama yang dianutnya. Mukti Ali, mantan Menteri Agma Indonesia, menulis, “Agama adalah percaya akan adanya Tuhan Yang
Esa dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada kepercayaan utusan-utusan- Nya untuk kebahagiaan dunia dan di akhirat” Muchtar, 2001:10.
20
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sikap keberagamaan adalah kondisi keimanan dan keyakinan
seseorang yang terdalam, terhadap ajaran-ajaran agamanya kemudian direalisasikan dalam setiap sikap dan perilaku hidupnya. Semua aktifitas yang
dilakukan berdasarkan keyakinan hatinya yang dilandasi dengan keimanan keyakinan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Pembentukan dan perubahan sikap tidaklah terjadi dengan sendirinya atau dengan kebetulan. Melainkan ada proses tertentu melalui kontak sosial
secara terus menerus antara individu dengan individu lain di sekitarnya. Dalam hubungan ini, ada faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
perubahan sikap, diantaranya yaitu:
a. Faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang itu sendiri, seperti selektifitas. Tidak seluruh rangsangan dari luar dapat ditangkap,
karena harus dipilih rangsangan-rangsangan yang manayang akan
18
Tim Penyusun, Kamus Besar…, h.9.
19
Masri Singarimbun, Sopian Efendi, Metodologi Penelitian Survei, Jakarta: LP3S, 1987, h.127.
20
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama; Sebuah Pengantar, Bandung: Mizan, 2004, Cet. Ke-2, h. 20.
didekati dan yang mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan yang ada dalam diri sendiri.
Karena harus memilih inilah setiap orang menyusun sikap positif terhadap sesuatu hal dan membentuk sikap negatif terhadap hal lain.
b. Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor-faktor eksternal adalah: 1.
Sifat objek yang dijadikan sasaran. 2.
Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap. 3.
Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.
4. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
5. Situasi pada saat sikap dibentuk.
21
Mengenai hal ini, M. Sherif mengemukakan bahwa pada garis besarnya sikap dapat dibentuk atau diubah melalui:
1. Interaksi kelompok, dimana terdapat hubungan timbal balik yang
langsung antara manusia. 2.
Komunikasi, dimana terdapat pengaruh-pengaruh hubungan langsung dari satu pihak saja.
22
Dengan demikian jelaslah bahwa pembentukan atau perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk melalui interaksi sosial
atau proses belajar yang terjadi pada setiap individu atau oleh pengalaman yang ditempuh seseorang sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, secara
teori sikap dapat dibentuk melalui proses pendidikan atau hubungan interaksi lainnya.
3. Indikator Sikap Keberagamaan