Pengaruh penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja (studi kasus di RW.05 Kel.Semanan Kec.Kalideres Jakarta Barat)

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERNET PADA SITUS

WWW.FACEBOOK.COM TERHADAP

PERILAKU ASERTIF REMAJA

(Studi Kasus di RW. 05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Syarifah Nur'aini NIM: 106052001975

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.


(2)

Syarifah Nur’aini

Pengaruh Penggunaan Media Internet pada Situs www.Facebook.com terhadap Perilaku Asertif Remaja (Studi Kasus di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat).

Facebook atau situs jejaring sosial adalah situs pertemanan, dengan situs pertemanan ini seseorang bisa mencari dan mendapatkan banyak teman jika telah terdaftar dalam situs pertemanan ini. Karena situs pertemanan ini menggunakan jaringan internet tentunya teman-teman yang didapatkan bisa dari berbagai daerah, baik dalam negeri maupun luar negeri.

website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya

Banyak alasan yang menyebabkan facebook menjadi situs jejaring sosial pilihan utama. Diantaranya simpel dan elegan serta didukung oleh banyak fitur dalam satu halaman. Sambil update status masih bisa chatting juga bermain game. Aplikasi yang disajikan terbilang lengkap mulai dari game, quiz, video, dan masih banyak lagi yang mungkin berjumlah ratusan.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan facebook

terhadap perilaku asertif remaja di RW. 05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, dengan menyebarkan kuesioner yang harus diisi oleh remaja yang berusia (19-22 tahun) yang dijadikan sampel. Dengan jumlah populasi 147 orang. Tetapi yang dijadikan sampel yakni remaja yang berusia (19-22 tahun) yang menggunakan facebook berjumlah 30 orang yang meliputi (RT. 006, RT. 007 dan RT. 008) di RW. 05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.

Dari hasil penelitian, penulis dapat simpulkan bahwa facebook mempunyai pengaruh terhadap perilaku asertif remaja serta mempunyai pengaruh positif bagi remaja yang bisa memanfaatkan facebook sebagai hal yang positif serta mempunyai pengaruh negatif bagi remaja yang memanfaatkan facebook sebagai hal yang negatif, itu semua tergantung dari para pengguna facebook itu sendiri.


(3)

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat serta hidayah yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan Media Internet pada Situs www.facebook.com terhadap Perilaku Asertif Remaja (Studi Kasus di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat)”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sosok yang menjadi contoh dalam kebaikan bagi seluruh umat, yaitu Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya yang loyal terhadap ajaran yang dibawa beliau.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dalam mencapai gelar Sarjana Strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyesaikan skripsi ini, penulis mendapat banyak hambatan dan tantangan. Namun, berkat hidayah dan pertolongan Allah SWT, ketulusan hati serta keikhlasan niat serta motivasi dari berbagai pihak, akhirnya segala hambatan dan tantangan itu bisa diatasi dengan baik, sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

Selama penulisan skripsi ini, penulis merasa banyak sekali mendapat bimbingan, bantuan serta motivasi dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta para pembantu dekan I, II, III.


(4)

Penyuluhan Islam dan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia memberi nasehat dan saran demi tersusunnya skripsi ini.

3. Ibu Nasichah, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4. Pimpinan dan staff perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan dan penyediaan buku-buku referensi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Orangtua penulis ayahanda dan ibunda, yang telah bersusah payah mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dorongan dan do’a yang diberikan kepada penulis, sehingga mampu melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi serta memberikan semangat hingga terselesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT menghapuskan segala dosa-dosanya dan membalas kebaikan keduanya dan jasamu takkan penulis lupakan sepanjang zaman.

6. Keluarga besar penulis, yang sangat penulis kasihi dan sayangi, abang(aa) dan kaka yang telah memberikan doa dan semangatnya untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Kakanda Sukma Pribadi, yang telah memberikan doa dan supportnya sehingga penulis semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.


(5)

membantu penulis dalam memberikan data-data untuk melengkapi penelitian ini.

9. Para remaja berusia (19-22 tahun) didaerah RW. 05 yang dijadikan sampel yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melengkapi data penelitian skripsi ini.

10.Teman-teman penulis seperjuangan khususnya Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan 2006, Cheche, Nuy, Iik, Kaul, Nawal, Husnul, Anis, Yuswandi, Wiwin, Upeh, Tyo, Zaura, Hafiz, Zahra, Ochien, Fita dan semua teman-teman tanpa terkecuali yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Teman-teman tanpa terkecuali, viek, fajri, ce’anggi, semoga kebersamaan yang indah selalu menjadi kenangan yang tak pernah terlupakan.

11.Semua pihak yang telah memberikan perhatian, motivasi serta do’a, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan dalam penulisan ini, akan tetapi mudah-mudahan penulisan ini dapat bermanfaat. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memohon semoga amal baik seluruh pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini mendapat pahala dan balasan dari Allah SWT. Amin.

Jakarta, 2 Mei 2010

Penulis


(6)

WWW.FACEBOOK.COM TERHADAP PERILAKU ASERTIF REMAJA (Studi Kasus di Rw.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta

Barat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.i)

Oleh:

Syarifah Nur’aini NIM. 106052001975

Di bawah Bimbingan,

Drs. M.Lutfi, M.Ag NIP. 1967100601994031006

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 1431 H./2010 M.


(7)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 2 Mei 2010

Syarifah Nur’aini


(8)

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERNET PADA

SITUS WWW.FACEBOOK.COM TERHADAP PERILAKU ASERTIF REMAJA (STUDI

KASUS DI RW.05 KELURAHAN SEMANAN KECAMATAN KALIDERES JAKARTA BARAT)” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Mei 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata (S1) pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta 20 Mei 2010

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

(Drs. M. Luthfi, M.Ag) (Dra. Nasichah, MA)

NIP. 1967100601994031006 NIP. 196711261996032001

Anggota

Penguji I Penguji II

(Drs. H. Mahmud Jalal, MA) (Dra. Nasichah, MA)

NIP. 195204221981031002 NIP. 196711261996032001

Pembimbing

(Drs. M. Luthfi, M.Ag) NIP. 1967100601994031006


(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan zaman, yang diikuti pula semakin berkembangnya teknologi-teknologi yang diciptakan oleh manusia pada saat ini, sebagai contoh yaitu perkembangan teknologi informasi.

Perkembangan informasi dewasa ini sudah menjadi komunitas primer yang sangat dibutuhkan orang, seiring dengan semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini. Sehingga banyak orang mengatakan bahwa peradaban masa kini merupakan “peradaban masyarakat informasi”1.

Informasi merupakan sebuah simbol dan primadona masyarakat modern (masyarakat informasi). Dengan kata lain, informasi merupakan kebutuhan masyarakat informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, informasi kini disalurkan dengan berbagai media yang serba canggih. Mengedepankan prinsip efektivitas dan efisiensi lahirlah media penyalur informasi yang sangat menakjubkan. Dalam waktu sekejab suatu peristiwa di daerah terpencil dengan jarak yang begitu jauh dapat diketahui di seluruh dunia secara serentak dan bersamaan, begitu pula dalam halnya surat menyurat (email), sarana untuk mencari teman dan berbicara secara langsung dari jarak dekat bahkan yang amat jauh yang kini banyak dikenal oleh sebagian orang dengan kata lain situs

facebook melalui media internet.

1

Asep Syamsul Ramli, Jurnalistik Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999 ), Cet. ke-1, h. iii.


(10)

Di satu sisi, era informasi (internet) membawa kemajuan yang pesat dan mengungkapkan kehidupan masa depan yang canggih dan menakjubkan. Namun jika dilihat dari sisi lain, era informasi (internet) menimbulkan implikasi yang cukup mengkhawatirkan bagi kehidupan baik dari aspek sosial, budaya bahkan agama.

Dalam kehidupan sehari-hari bisa diperhatikan bahwa manusia tidak langsung ada dan seketika menjadi dewasa, tetapi tumbuh dan berkembang tahap demi tahap. Perubahan yang terjadi pada setiap manusia pada dasarnya akan mengikuti arah dan pola yang sama, namun ternyata, tidak ada yang tambah dan berkembang persis sama seperti individu lainnya.

Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi, menelaah berbagai perubahan intra individual dan perubahan-perubahan inter individual manusia. Tugas psikologi perkembangan, seperti dikatakan oleh La Bouvie, “tidak hanya mendeskripsikan tetapi juga menjelaskan atau menganalisis perubahan-perubahan perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejala yang mendahului dan konsekuensinya)”. 2

Dalam hal ini lebih diutamakan pada tingkat usia remaja, dikarenakan bahwa masa remaja adalah masa yang penuh frustasi dan konflik, masa yang penuh gejolak, masa penyesuaian diri, masa percintaan dan merupakan masa transisi ke dunia dewasa. Pada masa ini, remaja sedang mencari jati dirinya. Hal ini ditandai dengan hubungan yang erat dengan teman sebayanya, mulai menemukan nilai-nilai baru dan adanya perkembangan kepribadian dan terbentuknya identitas diri menjadi seorang yang dewasa dan tidak lepas dari kehidupan sosial.

2

Zahrotun Nihayah, et.al, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. ke-1, h. 1.


(11)

Belakangan ini mulai marak munculnya jejaring sosial, seperti facebook, twitter, myspace, dan lain sebagainya. Hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, khususnya pulau Jawa telah mengakses jejaring sosial. Mulai dari murid sekolah dasar hingga pekerja kantor menjadi pengguna jejaring sosial tersebut.

Salah satu jejaring sosial yang sedang marak saat ini adalah facebook.

Facebook adalah situs sosial networking yang menghubungkan orang satu dengan yang lain. Dapat saling berkirim pesan hingga mengetahui aktifitas orang lain, dengan segala fitur yang dimilikinya.

Hampir semua remaja mempunyai facebook dan menjadi perbincangan yang sudah umum bagi remaja. Melalui facebook remaja dapat dengan mudah berkomunikasi dengan teman-temannya, baik teman yang mudah ditemuinya baik dirumah maupun di sekolah, mereka juga dapat menjalin hubungan dengan teman-teman yang jauh dan teman-teman lama yang sudah lama tidak dijumpai serta dapat menjalin pertemanan dengan orang-orang yang belum dikenalnya. Apapun itu, situs jejaring sosial seperti facebook dapat membuat anda berkomunikasi secara terbuka, dan tidak terbatas apapun itu dengan menggunakan teknologi internet, sudah dapat berkomunikasi dengan teman, atau kenalan baru.

Dengan semakin pesatnya perkembangan pengguna facebook, tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan facebook memiliki dampak, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, akan dijabarkan mengenai dampak dari penggunaan

facebook. Dengan tujuan agar dapat menggunakan facebook dengan bijaksana sesuai dengan kebutuhan.


(12)

Tak dapat disangkal oleh siapapun bahwa kehadiran arus informasi global melalui teknologinya yang canggih telah membawa manfaat positif bagi manusia, ia telah memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi informasi global juga menimbulkan dampak negatif yang mengancam kemanusiaan manusia itu sendiri bahkan mendorong terjadinya degradasi kehidupan beragama itu.3

Maka dari itu banyak pemberitaan di media yang menyebutkan bahwa remaja yang menculik teman dari facebooknya dan masih banyak lagi, tidak sedikit pula remaja yang berperilaku menyimpang dikarenakan dampak negatif dari facebook itu sendiri, tetapi selain itu banyak juga dampak positif dari penggunaan facebook yaitu bisa mempunyai banyak teman baru, bisa menjalin komunikasi dengan teman lama serta saling berbagi pengalaman.

Dari pemaparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

”Pengaruh Penggunaan Media Internet Pada Situs www.facebook.com Terhadap Perilaku Asertif Remaja (Studi Kasus di RW. 05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat“.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pada latarbelakang masalah di atas, pada dasarnya sudah tergambar bahwa skripsi ini akan meneliti dan membahas sekitar pengaruh penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, tetapi dibatasi hanya remaja yang berusia (19-22 tahun) yang mencakup RT. 006, RT.007, dan RT.008 di RW.05. Dengan demikian penelitian ini akan difokuskan pada pengaruh

3


(13)

penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja di RW. 05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh penggunaan media internet pada situs

www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat?

2. Bagaimana pengaruh positif dan negatif dari penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dengan mengacu pada perumusan masalah yang sudah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media internet pada situs

www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.

2. Untuk mengetahui pengaruh positif dan negatif dari penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini yaitu:

1. Dapat memberikan masukan-masukan bagi pengembangan penelitian serupa pada masa yang akan datang.

2. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur, penambah wawasan dan memberi motivasi bagi para remaja lainnya khususnya remaja di RW.05 Kelurahan


(14)

Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat bagi yang ingin menggunakan media internet pada situs www.facebook.com tersebut.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang dilakukan, sampai saat ini, penulis tidak menemukan skripsi yang membahas tentang “Pengaruh Penggunaan Facebook terhadap Perilaku Asertif Remaja”.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menelitinya dan apa yang penulis lakukan pada dasarnya tidak ada tulisan yang dijadikan pembanding terhadap skripsi ini, sehingga skripsi yang ada ini murni hasil karya penulis.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, menurut Suharsimi Arikunto:

“Metode ini adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan subjek dan obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta atau sebagaimana adanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa, metode deskriptif analitis merupakan langkah-langkah obyektif tentang gejala-gejala yang terdapat di dalam masalah yang diselidiki”.4

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1993), Cet. ke-2, h. 14.


(15)

dalam suatu penelitian, artinya secara sederhana sampel adalah bagian dari populasi.5 Dalam penelitian ini Populasinya adalah remaja yang berjumlah 147 orang. Untuk memudahkan pengambilan sampel penulis menggunakan

purposive sampling atau sampel purposive yaitu pengambilan sekelompok anggota sampel yang mempunyai karakteristik yang sesuai dengan karakteristik populasi yang terlebih dahulu telah diketahui. Karakteristik ini diperoleh dari informasi yang dapat dipercaya kebenarannya, misalnya karena ada hasil penelitian terdahulu atau hasil sensus.6

Hal ini digunakan guna menghasilkan penelitian yang baik karena peneliti berasumsi bahwa masa puber merupakan masa transisi yang penuh gejolak, transisi dari masa anak-anak menuju dewasa, karena itu penulis mengambil sampel remaja berusia (19-22 tahun) yang berjumlah 30 responden.

3. Sumber Data

Setelah diketahui metode penelitian yang dipakai serta menentukan populasi dan sampel penelitian maka untuk mendapatkan data-data yang akurat yaitu melalui:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari lapangan yaitu remaja yang mengakses facebook.

b. Data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari kepustakaan dengan membaca buku-buku sebagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

5

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1998), Cet. ke-1, h. 156.

6

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke-2, h. 102.


(16)

Setelah sumber data-data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menggunakan teknik pengumpulan data melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan ialah “ Pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki”.7 Observasi disini adalah dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dilapangan dan menjadi bagian dari sampel penelitian untuk mendapatkan data-data dan keterangan yang berkaitan dengan data lingkungan di RW.05 dan remaja di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.

b. Angket/kuesioner

Yaitu penyebaran angket yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data obyektif, respondennya adalah remaja dengan menyebarkan angket sebanyak 30 angket.

c. Teknik/studi dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, internet dan sebagainya.

d. Wawancara

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, dimana ingin diketahui gambaran tentang lokasi serta data-data dari remaja. Disini peneliti mengadakan wawancara dengan ketua RW.05 pada tanggal 17 Maret 2010.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan objek penelitian ini bertempat di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, sedangkan waktu penelitian mulai tanggal 15 Maret 2010 sampai dengan 23 April 2010.

7


(17)

6. Teknik Pengolahan Data

Setelah data-data diperoleh maka langkah-langkah selanjutnya adalah mengolah data yang sudah ada melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Editing

Proses editing yakni mempelajari kembali berkas-berkas data yang telah dikumpulkan, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dinyatakan baik, sehingga dapat dipersiapkan untuk proses berikutnya. b. Tabulating

Tabulating yaitu mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam tabulasi atau tabel yang kemudian dicari prosentasenya untuk dianalisa. Adapun untuk menyajikan data hasil angket yang telah di tabulasikan dan di prosentasikan di gunakan rumus:

% 100 X N

F P=

P = Angka prosentase

F = Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya N = Number of Cases (Jumlah Responden).8 7. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan teknik penulisan yang berpedoman pada buku panduan yaitu “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”(UIN Jakarta Press, 2007).

8

Anas S. Darjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), Cet. ke-8, h. 40.


(18)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN, pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI, pada bab ini diuraikan mengenai Media

komunikasi pengertian media internet, Jenis-jenis Aplikasi dan Fungsi Internet, pengertian facebook, dampak posif dan negatif facebook, pengertian perilaku asertif, Ciri-Ciri Perilaku Asertif, Cakupan Tingkah Laku Asertif, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif, pengertian remaja, Batas usia Remaja, Tugas Perkembangan Remaja, Proses Perubahan pada masa Remaja, Problematika Remaja.

BAB III : GAMBARAN UMUM RW.05 KELURAHAN SEMANAN

KECAMATAN KALIDERES JAKARTA BARAT Pada bagian ini

akan dibahas tentang letak geografis, profil penduduk yang terdiri dari Pendidikan remaja, keagamaan remaja, usia dan jenis kelamin.

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bagian ini memuat dan

membahas tentang identifikasi responden, analisis pengaruh penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja, dan dampak positif dan negatif penggunaan facebook.

BAB V : PENUTUP, Dengan selesainya pembahasan diatas, dalam bagian terakhir ini disampaikan beberapa butir kesimpulan sekaligus berfungsi sebagai jawaban konkrit atas masalah yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan, berikut disertakan saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, hasil wawancara dan lampiran yang dianggap penting.


(19)

LANDASAN TEORI

A. Media Komunikasi

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Association for Education and Communication Technology ( AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk proses transmisi informasi. Sedangkan Education Association

mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan apapun dan dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.1

Sesungguhnya media berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. Louis Althusser menulis bahwa media dalam hubungannya dengan kekuasaan, menempati posisi strategis, terutama karena anggapan akan kemampuannya sebagai sarana legitimasi. Akan tetapi, pandangan Althusser tentang media ini dianggap Antonio Gramsci mengabaikan resistensi ideologis dari kelas tersubordinasi dalam ruang media. Bagi Gramsci, media merupakan arena pergulatan antarideologi yang saling berkompetisi. Antonio Gramsci melihat media sebagai ruang di mana berbagai ideologi direpresenasikan. Ini berarti, di satu sisi media bisa menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa, alat legitimasi, dan kontrol atas wacana publik. Walaupun terjadi kritik antara Althusser dan Gramsci, namun kedua pemikir itu sama-sama sepakat bahwa media bukan

1

Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002), cet ke-1, h. 11.


(20)

sesuatu yang bebas, independen, tetapi memiliki keterkaitan dengan realitas sosial.2

Media juga dapat diartikan sebagai wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audio-visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran(penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan media komunikasi, sebuah produk audio-visual yang melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu.

2

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-5, h. 29-30.


(21)

Tabel 1

Perbedaan media cetak, elektronik, dan on line

Media cetak Media elektronik Media online Paparan lebih lengkap dan mendalam kerena luasnya space Singkat dan kurang lengkap karena terbatasnya waktu Paparan tidak selengkap MC tapi lebih lengkap dari pada ME

Berita hari ini adalah kejadian kemarin atau tadi malam

Berita hari ini adalah peristiwa hari ini(bahkan bisa disiarkan langsung)

Berita hari ini adalah peristiwa hari ini Cukup menggunakan indra penglihatan Memerlukan indra pendengaran (Tv & radio) dan penglihatan

Memerlukan indra penglihatan

Media berupa kertas cetak

Barang elektronik Menggunakan internet Segmentasi

dewasa

Segementasi usia Segmentasi dewas, intelektual

menengah keatas

B. Media Internet 1. Pengertian

Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah,


(22)

menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.3

Internet berasal dari kata Interconnection Networking. Inter yang disingkat dari kata yang berarti seluruh dunia, Connection berarti hubungan dan Networking ialah jaringan komputer pribadi-pribadi.4 Internet merupakan tempat terhubungnya berbagai mesin komputer yang mengolah informasi di dunia ini, baik berupa server, komputer pribadi,

handphone, komputer genggam, PDA, dan lain sebagainya.

Masing-masing mesin ini bekerja sesuai dengan fungsinya, baik sebagai penyedia layanan yang biasa disebut dengan server maupun sebagai pengguna layanan yang disebut dengan client.5

Interconnected Network atau yang lebih popular dengan sebutan internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia. Internet bisa memberikan informasi yang sifatnya mendidik, positif, dan bermanfaat bagi umat manusia, tapi juga bisa dijadikan sebagai lahan kejelekan dan kemaksiatan.6

Sedangkan menurut Laquey, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia.7

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa internet adalah jaringan komputer dari ratusan bahkan jutaan komputer yang tersebar di

3

http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial, pada tanggal 20 Maret 2010 jam 19:45.

4

Michael R. Wijela, Kursus Kilat 24 Jurus Internet Explorer, (Jakarta: PT. Dinastindo, 1997), Cet. ke-2, h. 1.

5

Jack Febian, Menggunakan Internet, (Bandung: Informatika, 2007), Cet. ke-7, h. 2.

6

Eko Susanto, “Computer Based Internet For Guidance and Counseling”, artikel di akses pada tanggal 20 Maret 2010 jam 20:05 dari www.eko13.wordpress.com.

7

Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), cet . ke, h. 150.


(23)

seluruh dunia, yang memiliki banyak fungsi serta informasi yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang.

2. Jenis-jenis Aplikasi dan Fungsi Internet

Aplikasi merupakan fasilitas yang dimiliki oleh internet. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan oleh server (penyedia layanan) maupun client

(pengguna layanan) sesuai dengan kebutuhan.

Secara garis besar, jenis-jenis aplikasi tersebut, yaitu:

a. Email

Kemampuan menyusun, mengirim, dan menerima e-mail telah ada sejak masa ARPANET dan sangat popular. Banyak orang mendapat kiriman email setiap harinya dan menganggap e-mail merupakan cara yang efektif dalam berinteraksi dengan orang diluar lingkupnya, dibandingkan dengan telepon atau mengirim surat.

b. Newsgroup

Newsgroup merupakan forum khusus dimana pengguna memiliki hobi yang sama dapat bertukar ide atau gagasan melalui cara ini banyak sekali topik-topik yang dapat dibahas dalam media ini. Baik itu politik, ekonomi, sosial dan banyak bidang lainnya.

c. Remote Login

Pemakaian telnet, login atau program yang lain, pengguna yang berada dimanapun dapat melakukan login ke komputer asalkan dia mempunyai account.

d. Transfer File

Penggunaan program FTP adalah memungkinkan pengguna untuk menyalin file dari suatu komputer di internet ke komputer lainnya.


(24)

Sejumlah artikel, informasi tentang apa saja bisa didapat dengan cara ini.

e. Gopher

Gopher adalah aplikasi yang dapat mencari informasi yang ada di internet, tetapi hanya text base saja atau berbasiskan teks. Untuk mendapatkan informasi melalui gopher, maka itu harus menghubungkan diri dengan gopher server yang ada di internet.

f. Chat

Chat yang dalam Bahasa Indonesia artinya adalah “ngobrol” merupakan program aplikasi internet yang memungkinkan dapat berbicara secara langsung (on-line) dengan lawan bicara. Program aplikasi ini biasa disebut IRC (Internet Relay Chat). Di sini dapat berbicara melalui tombol keyboard komputer dan juga harus mengadakan hubungan dengan IRC server.

g. World Wide Web (www)

www memungkinkan sebuah situs untuk menyusun sejumlah halaman informasi yang berisi teks, gambar, suara bahkan video sekalipun dan melekatkan ke link-link halaman berikutnya.8

Perkembangan internet yang semakin pesat tentu dikarenakan ada fungsi yang mampu dirasakan oleh para server maupun client. Adapun beberapa fungsi dari internet, yaitu:

a. Sebagai alat komunikasi, para pengguna komputer dapat saling berkomunikasi melalui email, internet phone, IRC.

8

Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer Konsep Jaringan Komputer dan Pengembangannya, (Jakarta: Salemba Infotek, 2003), h. 24-25.


(25)

b. Saling Resource Sharing, pengguna komputer dapat mengakses langsung sumber data. Internet juga dapat digunakan untuk menyampaikan promosi, informasi penjualan, dan lain-lain.

c. Sebagai Resource Discovery, digunakan untuk mencari indeks dari pustaka online, online bookstores, dan lain-lain.

d. Sebagai komunitas, pengguna komputer dapat melakukan komunikasi untuk saling tukar menukar pendapat dan informasi. 9

C. Facebook 1. Pengertian

Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Standford, NYU, Nortwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-email suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.10

Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006,

9

Muhammad Fakhri Husein, Aplikasi Komputer Untuk Perkantoran, (Jakarta: Salemba Infotek, 2002), Cet. ke-1, h. 162.

10


(26)

orang dengan alamat surat-email apa pun dapat mendaftar di facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.11

Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.12

2. Pengaruh Penggunaan Facebook

a. Pengaruh Positif Penggunaan Facebook

Penggunaan situs jaringan pertemanan tidak hanya menimbulkan pengaruh dan dampak secara langsung pada orang yang sedang menggunakan fasilitas ini, tetapi juga secara tidak langsung pada orang lain dan lingkungan. Sama dengan hal lainnya, penggunaan facebook

tidak akan menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan sebagaimana mestinya, normal, dan tidak berlebihan. Namun, jika terlalu sering menggunakan fasilitas ini, dikhawatirkan akan terjadi ketergantungan yang tidak sehat, serta penyalahgunaan fasilitas yang tidak benar.

11

http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook, pada tanggal 20 Maret 2010, jam 20:25.

12

Doug Beaver. (2007). Facebook Photos Infrastructure. (html) Facebook Weblog. Facebook. Diakses pada tanggal 20 Maret 2010, 20:40.


(27)

Menurut Pamungkas sebagaimana yang dikutip oleh

http://halil4.wordpress.com/dampak-facebook-bagi-remaja/ dampak positif dari penggunaan facebook antara lain:

1) Melalui facebook kita dapat kembali bertemu dengan teman-teman lama walaupun di dunia maya. Dengan facebook komunikasi antar teman menjadi lancar walaupun berjauhan.

2) Featurenya cukup beragam membuat nyaman menggunakannya. 3) Dengan facebook kita bisa bertukar pikiran dengan sangat mudah.

Pertukaran informasi difasilitasi dengan sangat bagus.

4) Facebook dapat juga dimanfaatkan untuk mengkampanyekan suatu ide seperti “Say No to Drug” atau ide-ide lainnya.

5) Dengan pages, suatu perusahaan juga dapat mengiklankan produknya. Mengenai aturan lebih detail bisa ditanyakan ke

facebook Team.13

b. Pengaruh Negatif Penggunaan Facebook

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan

facebook, antara lain: 1) Mengurangi kinerja

Banyak karyawan perusahaan, dosen, mahasiswa yang bermain

facebook pada saat sedang bekerja. Mau diakui atau tidak pasti mengurangi waktu kerja. Sebenarnya bisa dikurangi akibatnya jika kita bisa mengatur waktu yaitu bermain facebook ketika istirahat.

13

http://halil4.wordpress.com/dampak-facebook-bagi-remaja/di akses pada tanggal 21 Maret 2010 jam 09:10


(28)

2) Berkurangnya perhatian terhadap keluarga

Mau diakui atau tidak ini terjadi jika kita membuka facebook saat sedang bersama keluarga. Sebuah riset di inggris menunjukan bahwa orang tua semakin sedikit waktunya dengan anak-anak mereka karena berbagai alasan. Salah satunya karena facebook. Bisa terjadi sang suami sedang menulis wall, si istri sedang membuat koment di foto sementara anaknya diurusi pembantu. Saya termasuk orang kolot dalam hal ini. Saya akan membatasi diri saya dan keluarga saya untuk sekedar bermain facebook atau sms-an ysms-ang tidak penting saat bersama keluarga.

3) Tergantikannya kehidupan sosial

Facebook sangat nyaman sekali. Saking nyamannya sebagian orang merasa cukup dengan berinteraksi lewat facebook sehingga mengurangi frekuensi ketemu muka. Ada sebuah hal yang hilang dari interaksi seperti ini. Bertemu muka sangat lain dan tidak seharusnya digantikan dengan bertemu di dunia maya. Obrolan, tatapan mata, ekspresi muka, canda lewat ketawa tidak bisa tergantikan oleh rentetan kata-kata bahkan video sekalipun.

4) Batasan ranah pribadi dan sosial yang menjadi kabur. Dalam facebook kita bebas menuliskan apa saja, sering kali tanpa sadar kita menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan ke lingkup sosial. Persoalan rumah tangga seseorang tanpa sadar bisa diketahui orang lain dengan hanya memperhatikan status dari orang tersebut.


(29)

5) Tersebarnya data penting yang tidak semestinya.

Seringkali pengguna facebook tidak menyadari beberapa data penting yang tidak semestinya ditampilkan secara terbuka. Seperti sudah dijelaskan dalam artikel tentang keamanan facebook, default dari info kita seharusnya tertutup dan tidak tertampil. Kalau memang ada yang perlu baru dibuka satu per satu sesuai kebutuhan.

6) Pornografi.

Sebagaimana situs jejaring sosial lainnya tentu ada saja yang memanfaatkan situs semacam ini untuk kegiatan berbau pornografi.

7) Pemanfaatan untuk kegiatan negatif

Walaupun telah diatur dalam peraturan penggunaan facebook, tetap saja ada pihak yang memanfaatkan facebook untuk kegiatan negatif melalui group ataupun pages

8) Kesalahpahaman.

Facebook merupakan jaringan sosial yang sifatnya terbuka antara user dan teman-temannya. Seperti kehidupan nyata gosip atau informasi miring dengan cepat juga dapat berkembang di jaringan ini. Haruslah disadari menulis di status, di wall dan komentar diberbagai aplikasi adalah sama saja seperti obrolan pada kehidupan nyata bahkan efeknya mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang menimbulkan salah tafsir. Sudah ada kasus pemecatan seorang karyawan gara-gara menulis yang tidak


(30)

semestinya di facebook, juga terjadi penuntutan ke meja pengadilan gara-gara kesalahpahaman di facebook.

9) Mempengaruhi kesehatan (masih perdebatan)

Sebuah artikel di media inggris menyebutkan facebook dapat meningkatkan stroke dan penyakit lainnya. Alasan yang dikemukakan menurut saya masih perlu dikaji lagi. Kalau menurut pendapat saya bukan karena facebooknya tetapi karena kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer.14

D. Perilaku Asertif

1. Pengertian Perilaku Asertif

Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau

assertion, yang artinya “titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif”.15

Stresterhim dan Boer, mengatakan bahwa orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif “orang yang berpendapat dari orientasi dari dalam, memiliki kepercayaan diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut dan berkomunikasi dengan orang lain secara lancar. Sebaliknya orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri terlalu mudah mengalah/lemah, mudah tersinggung, cemas, kurang yakin pada diri

14 Ibid,.

15

http://dunia psikologi.dagdigdug.com/2009/01/02/pengertian-perilaku-asertif/ di akses pada tanggal 22 Maret 2010 jam 13:05.


(31)

sendiri, sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain, dan tidak bebas mengemukakan masalah atau hal yang telah dikemukakan”.16

Menurut Suterlinah Sukaji, perilaku asertif adalah “perilaku seseorang dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut ekspresi emosi yang tepat, jujur, relative terus terang, dan tanpa perasaan cemas terhadap orang lain”.17

Sementara menurut Lange dan Jukubowski, seperti yang dikutip oleh Calhoun, perilaku asertif merupakan “perilaku sesorang dalam mempertahankan hak pribadi serta mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keyakinan secara langsung dan jujur dengan cara yang tepat”.18

Selanjutnya menurut Rimm da Masters, seperti yang dikutip Hargie mendefinisikan perilaku asertif sebagai “perilaku antar pribadi yang bersifat jujur dan terus terang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan mempertimbangkan pikiran dan kesejahteraan orang lain”.19

Taubman yang dikutip oleh Kelley yang memberikan batasan assertiveness sebagai “ekspresi dari perasaan-perasaan, keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan, belajar bertindak atas dasar perasaan, keinginan dan kebutuhan orang disekitarnya”.20

Sedangkan Rathus memberi batasan asertifitas sebagai “kemampuan mengekspresikan perasaan, membela hak secara sah dan menolak

16

Ibid,.

17

Ibid,.

18

Ibid,.

19

Ibid,.

20


(32)

permintaan yang dianggap tidak layak serta tidak menghina atu meremehkan orang lain”.21

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah “perilaku sesesorang dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut, emosi, perasaan, pikiran serta keinginan dan kebutuhan secara terbuka, tegas dan jujur tanpa perasaan cemas atau tegang terhadap orang lain, tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain”.

2. Ciri-ciri Perilaku Asertif

Ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Menghormati hak orang lain dan diri sendiri.

Menghormati hak orang lain berarti menghormati hak-hak yang mereka miliki, tetapi tidak berarti menyerah atau selalu menyetujui apa yang diinginkan orang lain. Artinya, individu tidak harus menurut dan takut mengungkapkan pendapatnya kepada seseorang karena orang tersebut lebih tua dari dirinya atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

2) Berani mengemukakan pendapat yang lebih tinggi

Perilaku asertif memungkinkan individu mengkomunikasikan perasaan, pikiran, dan kebutuhan lainnya secara jujur dan langsung. 3) Kejujuran

Bertindak jujur berarti mengekspresikan diri secara tepat agar dapat mengkomunikasikan perasaan, pendapat, atau pilihan tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain.

21


(33)

4) Memperhatikan situasi dan kondisi

Semua jenis komunikasi melibatkan setidaknya dua orang dan terjadi dalam konteks tertentu. Dalam bertindak asertif, seseorang harus dapat memperhatikan lokasi, waktu, frekuensi, intensitas komunikasi dan kualitas hubungan.

5) Bahasa

Dalam bertindak asertif yang terpenting bukanlah apa yang dikatakan tetapi bagaimana menyatakannya. Bahasa tubuh yang menghambat komunikasi misalnya : jarang tersenyum, terlihat kaku, menerutkan muka, berbicara kaku, bibir terkatup rapat, mendominasi pembicaraan, tidak berani melakukan kontak mata dan nada bicara tidak tepat. 22 Selain ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, juga terdapat beberapa karakteristik seseorang berperilaku asertif, seperti yang dikemukakan oleh Fensterheims dan Baer sebagaimana yang dikutip oleh

http://amiawmiaw.blogspot.com yaitu sebagai berikut: 1) Individu merasa bebas untuk mengungkapkan dirinya.

Melalui kata-kata dan tindakan individu membuat pernyataan seperti“ Inilah saya, apa yang saya rasakan, pikirkan dan inginkan”. Individu dapat berkomunikasi dengan bermacam-macam orang sekalipun dengan orang yang tidak dikenalnya, teman, keluarga, komunikasi ini selalu terbuka, langsung, dan tepat.

2) Individu memiliki orientasi yang aktif terhadap kehidupan. 3) Individu mengejar apa yang ia inginkan.

22

Rahmi Azhari, ”Komputer Cerdas, Apakah dapat Menggantikan Kecerdasan Manusia” artikel di akses pada tanggal 22 Maret 2010 jam 19:03 dari http://amiawmiaw.blogspot.com //afiliasi-pada-remaja-pengguna-facebook.html.


(34)

Berlawanan dengan orang yang pasif yang akan menunggu sesuatu terjadi. Individu mencoba membuat sesuatu terjadi. Individu bertindak dengan cara yang dihargainya. Menyadari bahwa individu tidak mungkin selalu berhasil, menerima keterbatasan-keterbatasannya. Namun selalu berusaha sebaik-baiknya sehingga berhasil atau tidak tetap menghargai dirinya sendiri.

Dalam situasi mendesak individu mampu menampilkan tingkah laku interpersonal yang efektif sehingga dapat mengajukan permintaan dan menolak bantuan yang tidak sesuai.23

3. Cakupan Tingkah laku Asertif

Ruthus sebagaimana yang dikutip oleh

http://amiawmiaw.blogspot.com menyatakan ada 10 macam tingkah laku yang dapat digolongkan sebagai tingkah laku asertif. Ke sepuluh tingkah laku tersebut adalah adalah:

a. Bicara asertif

Tingkah laku ini terbagi dua; yang pertama adalah “ rectifying statement “mengemukakan hak-hak atau berusaha mencapai yaitu mengemukakan hak-hak atau berusaha mencapai tujuan tertentu dalam situasi; yang kedua adalah “ commendatory statement “ yaitu memberikan pujian untuk menghargai tingkah laku seseorang dan member umpan balik positif.

23


(35)

b. Pengungkapan perasaan-perasaan

Mengungkapkan perasaan-perasaan kepada orang lain. Perasaan ini diungkapkan dengan tingkat spontanitas yang tidak berlebihan, karena spontanitas yang berlebihan dapat menimbulkan masalah.

c. Menyapa atau memberi salam pada orang lain

Menyapa atau memberi salam pada orang-orang yang ditemui termasuk orang yang baru dikenal, dan membuka percakapan.

d. Ketidaksepakatan

Menampilkan cara yang efektif dan jujur untuk menyatakan rasa tidak setuju, tidak langsung mengatakan “ya” atau mengambil sikap bermusuhan.

e. Menanyakan alasan

Menanyakan alasannya bila diminta untuk melakukan sesuatu, tidak langsung menyanggupi atau menolak begitu saja.

f. Berbicara mengenai diri sendiri

Membicarakan diri sendiri atau pengalaman-pengalamnnya dalam cara yang menarik, merasa yakin bahwa orang akan lebih berespon terhadap tingkah lakunya ini daripada tingkah laku menjauh atau menarik diri.

g. Menghargai pujian dari orang lain

Menerima pujian dari orang lain dengan cara yang sesuai, misalnya dengan mengucapkan “ Terimakasih “ atau membalas pujiannya.

h. Menolak untuk menerima begitu saja pendapat orang yang suka mendebat


(36)

Mengakhiri percakapan yang berbelit-belit dengan orang yang memaksakan pendapatnya. Misalnya dengan orang yang mengatakan “ Maaf, saya rasa kita dapat melanjutkan percakapan ini di lain waktu, tapi saya yakin saya tidak akan merubah pendapat saya “.

i. Menatap mata lawan bicara

Ketika berbicara atau diajak bicara menatap mata lawan bicara. j. Respon melawan rasa takut

Menampilkan tingkah laku yang biasanya memancing rasa cemas, terutama kecemasan sosial.24

Docker berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh http://amiawmiaw.blogspot.com/2009/12/afiliasi-pada-remaja-pengguna-facebook.html, dalam membangun perilaku asertif terdapat beberapa pendapatan yang dapat ditempuh. Salah satunya adalah formula 3 A, yang terangkai dari tiga kata yaitu Appreception, Acceptance, Accomodating.25

Dimana definisi dari ketiga hal diatas adalah: Appreception berarti menunjukan penghargaan terhadap kehadiran orang lain, dan tetap memberikan perhatian sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri mereka sendiri. 26

Acceptance adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal ini seseorang tidak

24

Ibid,.

25

Ibid,.

26


(37)

memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang lain atau (kecuali yang negatif).27

Accommodating adalah menunjukan sikap ramah kepada semua tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif dan menyenangkan kepada semua orang yang dijumpai. Hal ini penting sekali untuk diperhatikan agar seseorang mampu menempatkan diri secara benar di tengah khalayak luas, sekaligus membina saling pengertian dengan banyak orang. Formula 3A merupakan pedoman untuk memperlihatkan asertivitas

berdasarkan empati dalam rangka membina hubungan baik dengan banyak orang, dengan asumsi bahwa orang lain pun mempunyai hak dan kesempatan yang sama dengan orang lain. Asertivitas harus didukung oleh kemampuan untuk berargumentasi secara logis dan konstruktif, yaitu bahwa ia mampu menjalankan plihannya secara konsekuen dan bertanggung jawab. Bagi seseorang yang merasa perlu tampil secara asertif diharapkan dapat mengevaluasi diri dengan berpatokan pada formula 3A yang telah dikemukakan diatas.28

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Asertif

Menurut Ruthus dan Nevid, sebagaimana yang dikutip oleh

http://amiawmiaw.blogspot.com//afiliasi-pada-remaja-penggunafacebook-html terdapat enam faktor yang mempengaruhi perilaku asertif, yaitu : a. Jenis Kelamin

27

Ibid,.

28


(38)

Wanita pada umumnya lebih sulit bersikap asertif seperti mengungkapkan perasaan, dan pikiran dibandingkan dengan laki-laki

b. KeyakinanDiri

Keyakinan seseorang turut mempengaruhi kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Orang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi memiliki kekuatiran sosial yang rendah sehingga mampu mengungkapkan pendapat dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri.

c. Kebudayaan

Tuntutan lingkungan menentukan batas perilaku, dimana batas-batas perilaku itu sesuai dengan usia, jenis kelamin dan status sosial seseorang.

d. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin luas wawasan berpikir, sehingga memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebih terbuka.

e. Tipe Kepribadian

Dalam situasi yang tidak sama, tidak semua individu memberikan respon yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh tipe kepribadian, seseorang akan bertingkah laku berbeda dengan individu kepribadian lain.

f. Situasi tertentu lingkungan sekitarnya

Dalam berperilaku, seseorang akan melihat kondisi dan situasi dalam arti luas, misalnya posisi kerja antara atasan dan bawahan. Situasi dalam kehidupan tertentu akan dikhawatirkan menunggu.29

29

Azhari, Komputer Cerdas, Apakah dapat Menggantikan Kecerdasan Manusia”di akses pada tanggal 22 Maret 2010 jam 20:32.


(39)

E. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja dalam bahasa latin diperoleh dari kata kerja ”adolescere” yang berarti untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam pandangan masyarakat, periode remaja adalah waktu tumbuh dan berkembang serta bergerak dari ketidak-matangan masa kanak-kanak menuju ke arah keketidak-matangan pada usia dewasa. Periode remaja adalah periode transisi secara biologis, psikologis, sosiologis dan ekonomi pada individu. Ini adalah masa yang mengasyikan/menyenangkan dalam rentang kehidupan. Mereka menjadi lebih sedikit bijak, lebih sophisticated (njelimet) serta lebih mampu untuk membuat keputusan sendiri dibandingkan usia-usia sebelumnya yaitu masa kanak-kanak. Remaja lebih diberi kesempatan untuk bekerja, untuk menikah, dan memberikan suara. Terkadang remaja diharapkan akan mampu untuk membiayai kebutuhannya sendiri untuk menopang kehidupannya sendiri.30

Para ahli perkembangan pada abad selanjutnya meyakini bahwa perubahan dan perkembangan anak manusia tidak berakhir pada usia remaja. Perlu diingat bahwa perkembangan didefinisikan proses kehidupan yang panjang. Remaja adalah bagian dari jalan kehidupan manusia yang tidak dapat dikatakan sebagai satu periode perkembangan yang harus dipisahkan (diasingkan). Meskipun remaja memiliki karakteristik yang unik, apa yang ada pada masa remaja sangatlah saling berhubungan dengan perkembangan dan pengalaman-pengalaman pada masa anak-anak usia dewasa.31

Stanley Hall sebagaimana yang dikutip oleh Zahrotun Nihayah dkk dalam bukunya yang berjudul ”Psikologi Perkembangan”, menyatakan bahwa masa remaja adalah masa yang penuh frustasi dan konflik, masa yang penuh gejolak, masa penyesuaian diri, masa percintaan dan

30

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1980), edisi ke-5, h. 206.

31


(40)

merupakan masa transisi kedunia dewasa. Pada masa ini, remaja sedang mencari jati dirinya. Hal ini ditandai dengan hubungan yang erat dengan teman sebayanya, mulai menemukan niali-nilai baru dan adanya perkembangan kepribadian dan terbentuknya identitas diri menjadi seorang dewasa.32

Dengan kondisi tersebut, para ahli sepakat bahwa masa remaja adalah masa yang sulit dan menyusahkan, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sosialnya. Kesulitan muncul karena perubahan kondisi fisiknya yang pesat dan munculnya berbagai tuntutan dari lingkungan sosialnya. Namun, di sisi lain banyak orang berpendapat bahwa masa remaja adalah masa yang sangat menyenangkan. Pada masa ini hubungannya sudah mulai meluas, tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga tetapi mulai tertarik terhadap lingkungan luar terutama teman sebaya. Pada masa ini kebutuhan, keinginan, serta minat remaja mulai meningkat, antara lain: a. Kebutuhan akan pengalaman-pengalaman baru mendorongnya untuk

melakukan aktivitas-aktivitas baru

b. Kebutuhannya akan rasa aman terutama ditentukan oleh penilaian terhadap dirinya sendiri, kemampuan-kemampuan, status sosial dan kepercayaan diri

c. Remaja ingin diakui dan diterima statusnya baik oleh keluarga, teman sebaya maupun lingkungan sosial lainnya.33

Dari beberapa pengertian tentang remaja diatas dapat dilihat bahwa periode remaja adalah periode yang cukup banyak menarik perhatian dan

32

Zahrotun Nihayah, dkk, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. ke-1, h. 105.

33


(41)

menjadi sorotan dari beberapa ahli. Remaja merupakan periode yang penuh dinamika yang sangat variatif. Oleh karena itu, segala perubahan dari aspek-aspek yang ada pada remaja hendaknya perlu dorongan dan pengawasan serta control yang dapat menjadikan remaja menjadi sosok yang berguna dalam rentang kehidupannya, sehingga pengaruh negatif tentang remaja tidak lagi melekat dalam diri masing-masing remaja dan juga masyarakat.

Masa remaja merupakan suatu fase dalam perkembangan hidup yang pasti dialami oleh setiap manusia. Masa remaja ini disebut masa unik karena pada masa ini manusia mengalami suatu dinamika yang khas, peralihan, perubahan baik dari segi biologis maupun psikologis.

Dengan alasan tersebut, dilihat dari berbagai sisi kehidupannya, remaja menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji baik oleh para pendidik, pemikir, maupun dari orangtua sendiri.

Remaja dalam bahasa latin disebut “ Puberta” yang berarti usia menjadi orang.34 Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “Puberty” atau “Puberteit” dalam bahasa Belanda.35

Semua kata tersebut memiliki arti menunjukkan suatu masa dalam pertumbuhan dari anak-anak menuju kedewasaan, pada masa ini dia sedang mengalami kegoncangan dan ketidakpastian.

Menurut Zakiah Daradjat, masa remaja adalah “ Masa yang penuh dengan kegoncangan jiwa, masa yang berada dalam peralihan atau berada

34

Andi Mapiare, Psikologi Remaja, ( Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 283.

35

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia, 1990), h. 109.


(42)

diatas jembatan goyang yang menghubungkan masa anak-anak dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri”.36

Dra. Melli Sri Rifa’i mengemukakan pendapatnya tentang pengertian remaja, yakni: Remaja adalah “ Pemuda yang berada dalam masa perkembangan yang dengan masa adolesensia ( masa remaja menuju kedewasaan) masa ini merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia dimana seseorang sudah tidak dapat dikatakan anak kecil lagi, tapi belum juga disebut orang dewasa, taraf perkembangan ini pada umumnya disebut masa pancaroba adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke arah kedewasaan”.37

2. Batas Usia Remaja

Mengenal batas usia remaja, Zakiah Daradjat menetapkan ”batas usia remaja dari 13-21 tahun”.38 Sedangkan Singgih D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih Gunarsa, membatasi remaja, yaitu ”antara 12-21 tahun, dimulai saat timbulnya perubahan yang berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik, yakni pada usia 11 atau 12 tahun pada wanita, dan laki-laki lebih tua sedikit”.39

Selain batas usia yang telah dijelaskan di atas, ada juga Ciri-ciri umum masa remaja yakni masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa anak menjadi masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga

36

Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, h. 72.

37

Melli Sri Sulastri, Psikologi Perkembangan Remaja, ( Jakarta: Bina Aksara, 1978), h.1.

38

Daradjat, Pembinaan Remaja, h. 10.

39

Singgih D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia, 1995), h. 23.


(43)

mencapai bentuk tubuh dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa. Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umunnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut remaja memperluas lingkungan sosialnya di luar lingkungan keluarga seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat lain.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha meninggalkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat terhadap teman sebaya.

b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin


(44)

dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.40

3. Tugas- tugas perkembangan remaja

Havighurst seperti yang dikutip oleh F.J. Monks dan A.M.P. Knoers dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya”, mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dapat dipenuhi. Tugas ini dalam batas tertentu bersifat khas untuk setiap masa hidup seseorang. Havighurst menyebutnya sebagai tugas perkembangan (developmental task) yaitu tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa hidup tertentu sesuai dengan norma masyarakat dan norma kebudayaan.41

Tugas-tugas Perkembangan masa remaja menurut Havigurst diantaranya:

a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab

40

Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), Cet. ke-6, h. 29.

41

F.J. Monks dan A.M.P. Knoers. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Tenerjemah, Siti Rahayu Haditomo (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002) Cet. ke-14, h. 22.


(45)

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.

f. Mempersiapkan karier ekonomi

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-mengembangkan ideologi.42

4. Proses Perubahan Pada Masa Remaja

Menurut Lerner & Hultsch seperti yang dikutip oleh Hendriati Agustiani dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja, masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat biologis atau fisologis juga bersifat psikologis. Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja. Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan seperti berikut ini.

42

Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Jakarta: Erlangga, 1996) edisi Lima. h. 10.


(46)

a. Perubahan fisik

Rangkaian perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas atau pada awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria. Hormon-hormon baru diproduksi oleh kelenjar endokrin, dan ini membawa perubahan dalam ciri-ciri seks sekunder. Gejala ini memberi isyarat bahwa fungsi reproduksi atau kemampuan untuk menghasilkan keturunan sudah mulai bekerja. Seiringan dengan itu, berlangsung pula pertumbuhan yang pesat pada tubuh dan anggota-anggota tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa. Seorang individu lalu mulai terlihat berbeda, dan sebagai konsekuensi dari hormon yang baru, dia sendiri mulai merasa adanya perubahan.

b. Perubahan emosionalitas

Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal tadi adalah perubahan dalam aspek emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormonal tadi, dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan badaniah tersebut.

Hormonal menyebabklan perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Keterbatasannya untuk seara kognitif mengolah perubahan-perubahan baru tersebut bisa membawa perubahan besar dalam fluktuasi emosinya. Dikombinasikan dengan


(47)

pengaruh-pengaruh sosial yang juga senantiasa berubah, seperti tekanan dari teman sebayanya, media massa, dan minat pada seks lain, remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual. Ini semua menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas perilakunya. c. Perubahan kognitif

Semua perubahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional tersebut makin dirumitkan oleh fakta bahwa individu juga sedang mengalami perubahan kognitif. Perubahan dalam kemampuan berpikir diungkapkan oleh Piaget sebagai tahap terakhir yang disebut sebagai tahap formal operation dalam perkembangan kognitifnya. Dalam tahapan yang bermula pada umur 11 atau 12 tahun ini, remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit dari apa yang ada, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya, aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam dalam kelompok sebayanya, dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang tak mungkin berubah.

Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang pada gilirannya kemudian memberikan peluang bagi individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal. Imajinasi ini bisa terkait pada kondisi masyarakat, diri sendiri, aturan-aturan orang tua, atau apa yang akan dia lakukan dalam hidupnya.


(48)

Singkatnya, segala sesuatu menjadi fokus dari kemampuan berpikir hipotesis, kontrafaktual, dan imajinatif dari remaja.

d. Implikasi Psikososial

Semua perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat itu membawa akibat bahwa fokus utama dari perhatian remaja adalah dirinya sendiri. Secara psikologis proses-proses dalam diri remaja semuanya tengah mengalami perubahan, dan komponen-komponen fisik, fisiologis, emosional, dan kognitif sedang mengalami perubahan besar. Sekarang dengan terbukanya kemungkinan bagi semua objek untuk dipikirkan dengan cara yang hipotesis, berbeda dan baru, dan dengan perubahan dirinya yang radikal, sepantasnyalah bagi individu untuk memfokuskan pada dirinya sendiri dan mencoba mengerti apa yang sedang terjadi.43

Pada saat remaja menghadapi semua keprihatinan tersebut, yaitu pada saat dimana remaja sangat tidak siap untuk berkutat dengan kerumitan dan ketidakpastian, berikutnya muncul faktor-faktor lain yang menimpa dirinya. Remaja dalam masyarakat secara tipikal dituntun untuk membuat satu pilihan, suatu keputusan tentang apa yang akan dia lakukan bila dewasa.

Karena banyak remaja berada dalam dilemma. Mereka tidak bisa menjawab pertanyaan tentang peran sosial yang akan mereka jalankan tanpa menyelesaikan beberapa pertanyaan lain tentang dirinya sendiri. Jawaban terhadap perangkat pertanyaan yang satu saling tergantung

43

Agustiani, Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), Cet. ke-6, h. 29-32.


(49)

dengan jawaban terhadap rangkaian pertanyaan yang lain. Perasaan tertentu yang berada dalam situasi krisis bisa muncul, krisis yang membutuhkan jawaban yang tepat tentang siapa sebenarnya dirinya. Ini adalah pertanyaan tentang definisi diri, tentang identifikasi diri. Erikson menamai dilemma ini sebagai krisis identitas.

Menurut Ericson, seorang remaja bukan mempertanyakan siapa dirinya, tapi bagaimana dan dalam konteks apa atau dalam kelompok apa dia bisa menjadi bermakna dan dimaknakan. Dengan kata alain, identitas seseorang tergantung pula pada bagaimana orang lain mempertimbangkan kehadirannya. Karenanya bisa lebih dipahami mengapa keinginan untuk diketahui, keinginan untuk memperkuat kepercayaan diri, dan keinginan untuk menegaskan kemandirian menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, terutama mereka yang akan mengakhiri masa itu.44

5. Problematika Remaja

Problem Remaja menurut Hendriati Agustiani adalah masalah-masalah yang dihadapi para remaja sehubungan dengan adanya kebutuhan mereka dalam rangka menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana remaja itu hidup dan berkembang. Dalam dirinya, remaja mengalami problem individual yang disebut identitas ego, pada saat itu remaja berusaha mencari identitas dirinya dengan tidak mau menerima keterlibatan orang lain dalam setiap permasalahannya.45

Sofyan S. Willis sebagaimana yang dikutip oleh Hendriati Agustiani menjelaskan bahwa “remaja dalam kehidupannya tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, seperti kebutuhan yang bersifat biologis, psikis, maupun sosial, maka sehubungan dengan kebutuhan remaja tersebut timbullah berbagai problem yang dihadapi oleh remaja, antara lain:

44

Ibid., h. 33.

45


(50)

a. Problem penyesuaian diri

b. Problem beragama, terletak pada tiga hal, yaitu masalah keyakinan dan kesadaran, pelaksanaan ajaran agama secara teratur dan masalah perubahan tingkah laku agama.

c. Problem Kesehatan d. Problem Ekonomi.46

Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, pengelompokkan tentang problem dalam diri remaja meliputi: pertumbuhan jasmani yang cepat, pertumbuhan emosi, pertumbuhan sosial, pertumbuhan pribadi sosial.47

Adapun cara mengatasi problematika remaja menurut Roger sebagaimana dikutip Sarlito ada lima ketentuan, yaitu:

a. Kepercayaan

Remaja harus percaya pada orang yang mau membantunya, dan ia harus yakin bahwa penolong tersebut tidak akan membohonginya. b. Kemurnian Hati

Remaja harus merasa bahwa penolong itu sunguh-sungguh mau membantu tanpa syarat.

c. Kejujuran

Remaja mengharapkan penolongnya menyampaikan sesuatu apa adanya termasuk hal-hal yang kurang menyenangkan.

d. Mengutamakan persepsi remaja sendiri

46

Ibid., h. 46.

47


(51)

Biasanya di dalam menilai sesuatu, para remaja akan memandang dari sudutnya sendiri terlepas dari kenyataan atau pandangan orang lain, bagi remaja pandangannya sendiri itulah yang merupakan kenyataan. e. Kemampuan mengerti dan menghayati (emphaty).48

48

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), h. 223.


(52)

GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis

RW.05 Kelurahan Semanan ini terdiri dari 8 RT, diantaranya yaitu RT.001, RT.002, RT.003, RT.004, RT.005, RT.006, RT.007, dan RT.008 terletak diperbatasan Jakarta Barat-Tangerang.

Dilihat dari letaknya, lingkungan RW.05 Kelurahan Semanan memiliki batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kampung Pangkalan 2. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kampung Buaran

3. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kampung Malang Sukadamai 4. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kampung Alastua

Wilayah RW.05 ini berada sebelum perbatasan Jakarta Barat-Tangerang, yang merupakan wilayah dengan keadaan lingkungannya merupakan pabrik-pabrik, warung, dan lain sebagainya.1

B. Profil Penduduk

Penduduk RW.05 Kelurahan Semanan ini dikenal sebagai masyarakat yang religus (taat beragama), pada umumnya mereka adalah orang yang berasal dari suku betawi , mereka telah menempati dan tinggal bertempat tinggal di RW.05 Kelurahan Semanan dan sekitarnya secara turun temurun.

1

WawancaraPribadi dengan Bapak M. Sayuni (Ketua RW.05), Jakarta, 17 Maret 2010.


(53)

Wilayah RW.05 Kelurahan Semanan terbilang cukup padat dan sebagian besar wilayahnya dipergunakan sebagai areal toko-toko, gedung-gedung pabrik dan sebagian lainnya digunakan sebagai tempat pemukiman penduduk. Lingkungan RW.05 Kelurahan Semanan terdiri dari delapan rukun tetangga (RT) yang masing-masing dikepalai oleh seorang ketua RT yang melayani keperluan warganya. Khususnya dibeberapa RT dalam wilayah RW.05 penduduknya sebagian berasal dari luar Jakarta. Diantaranya berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, kebanyakan dari mereka berdagang makanan, tukang ojek, karyawan swasta dan pembantu rumah tangga.

Sumber mata pencaharian penduduk RW.05 Kelurahan Semanan pada umumnya berprofesi sebagai pedagang, menyewakan kontrakan, tukang ojek, dan lain sebagainya. Selain berprofesi seperti yang telah disebutkan diatas, ada juga sebagian penduduk yang mempunyai pekerjaan tambahan dengan membuka warung di depan rumah mereka dengan memanfaatkan sebuah ruangan yang ada di rumah mereka. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga.2

Jumlah penduduk yang bertempat tinggal di RW.05 Kelurahan Semanan yakni RT.006, RT.007 dan RT.008 adalah 396 KK dengan jumlah jiwa 496. Sedangkan jumlah remaja di wilayah RW.05 Kelurahan Semanan berjumlah 147.3

2 Ibid,. 3


(54)

Karakteristik, Pendidikan dan Keagamaan remaja di RW.05 Kelurahan Semanan cukup beragam seperti yang penulis gambarkan melalui tabel-tabel berikut ini.

Tabel 2

Data Remaja di Wilayah RW.05 Kelurahan Semanan

No. Remaja Jumlah

1. Laki-laki 82 orang

2. Perempuan 65 orang

Jumlah 147 orang

Sumber : KK Penduduk RW. 05 Tahun 2009

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa jumlah remaja terdiri dari 147 orang, dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 82 orang dan perempuan berjumlah 65 orang. Dengan catatan bahwa mayoritas remaja di RW.05 yang terdiri dari 3 RT tersebut adalah laki-laki.

Tabel 3

Gambaran Usia Remaja di Wilayah RW.05 Kelurahan Semanan

No. Jenis Remaja Jumlah

1. Remaja Awal 77

2. Remaja Pertengahan 34

3. Remaja Akhir 36

Jumlah 147

Sumber : KK Penduduk RW. 05 Tahun 2009

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada di RW.05 yang terdiri dari 3 RT tersebut jumlah remaja yang paling banyak adalah jenis remaja awal, yaitu 77 remaja, laki-laki dan perempuan dan jumlah yang paling sedikit populasinya yaitu pada jenis remaja pertengahan yang berjumlah 34 remaja, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan jumlah


(55)

remaja pada jenis remaja akhir berjumlah 36 remaja, baik laki-laki maupun perempuan.

Selanjutnya adalah tabel tentang jenjang pendidikan remaja di RW.05 Kelurahan Semanan.

Tabel 4

Jenjang Pendidikan Remaja di Wilayah RW.05 Kelurahan Semanan

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

1. SMP 76

2. SMA 51

3. Perguruan Tinggi 10

4. Putus Sekolah 1

Jumlah 147

Sumber : KK Penduduk RW. 05 Tahun 2009

Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan di RW.05 paling banyak jenjang pendidikan SMP berjumlah 76 orang, hal ini dinyatakan bahwa kurangnya biaya ekonomi dari keluarga di lingkungan RW.05.

Kondisi remaja beragama di Wilayah RW.05 ini cukup religius (taat beragama) dan juga aktif dalam acara-acara keagamaan, karena mayoritas remaja RW.05 menganut agama Islam dan sebagian lainnya menganut agama Kristen dan Hindu, tetapi meskipun mereka berbeda keyakinan, mereka tetap saling menghargai.4

Dibawah ini adalah tabel tentang agama yang dianut oleh para remaja di Wilayah RW.05 Kelurahan Semanan.

4


(56)

Tabel 5

Agama yang di anut Remaja di Wilayah RW.05 Kelurahan Semanan

No. Agama Jumlah

1. Islam 144

2. Kristen 2

3. Hindu 1

4. Budha 0

Jumlah 147

Sumber : KK Penduduk RW. 05 Tahun 2009

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penganut agama remaja di wilayah ini mayoritas beragama Islam, hanya sebagian kecil remaja yang menganut agama Kristen dan Hindu.

Kondisi keberagaman remaja di wilayah ini masih aktif mengadakan acara-acara keagamaan seperti merayakan hari-hari besar Islam, misalnya: peringatan maulid Nabi Muhammad saw, Isra’ mi’raj Nabi dan hari-hari besar lainnya. Disamping itu remaja juga aktif melakukan kegiatan keagamaan seperti melaksanakan sholat lima waktu secara berjama’ah.


(57)

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Identitas Responden

Dalam menganalisis bagaimana pengaruh penggunaan media internet pada situs www.facebook.com terhadap perilaku asertif remaja di RW.05 Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, dalam hal ini penulis menyebarkan angket kepada para remaja yang menggunakan facebook, yang terdiri dari 22 pertanyaan diberikan kepada remaja akhir yang berusia (19-22 tahun) yang menggunakan facebook yang menjadi sample penelitian, kemudian dibuat dalam bentuk tabel.

Maka dibawah ini penulis akan menguraikan data keadaan responden yakni remaja akhir, baik dilihat dari segi usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, pendidikan dan pekerjaan orang tua.

Adapun identifikasi remaja yang menjadi responden adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Data Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Prosentase

19 tahun 13 43,33%

20 tahun 8 26,67%

21 tahun 5 16,67%

22 tahun 4 13,33%

Jumlah 30 100%


(58)

Berdasarkan hasil tabel di atas, menunjukkan bahwa usia responden yang memiliki usia 19 tahun hasil prosentase mencapai 43,33%, usia 20 tahun hasil prosentase mencapai 26,67%, usia 21 tahun hasil prosentase mencapai 16,67%, dan usia 22 tahun hasil prosentase mencapai13,33%. Dapat disimpulkan bahwa remaja akhir didaerah RW.05 tersebut yang paling antusias menggunakan facebook berusia 19 tahun, dikarenakan banyaknya waktu yang digunakan dibandingkan dengan remaja yang berusia 20-22 tahun Karena kesibukan dalam bekerja karena banyak remaja yang sudah bekerja.

Tabel 7

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

Laki-laki 11 36,67% Perempuan 19 63,33%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan hasil tabel di atas, menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki hasil prosentase mencapai 36,67%, sedangkan jenis kelamin perempuan hasil prosentase mencapai 63,33%.

Dapat disimpulkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan yang menggunakan facebook lebih banyak pada remaja akhir karena hasil prosentase mencapai 63,33% sedangkan jenis kelamin laki-laki hanya mencapai 63,33%.


(1)

Tabel 31

Facebook Dapat Dimanfaatkan Oranglain Untuk Kegiatan Negatif

Alternatif Frekuensi Prosentase

Ya 17 56,67%

Kadang-kadang 8 26,67%

Tidak 5 16,66% Jumlah 30 100%

Berdasarkan hasil tabel di atas, menunjukkan bahwa pendapat responden facebook dapat dimanfaatkan oranglain untuk kegiatan negatif hasil prosentase untuk jawaban ya mencapai 56,67%, pendapat responden

facebook dapat dimanfaatkan oranglain untuk kegiatan negatif hasil

prosentase untuk jawaban kadang-kadang mencapai 26,67%, sedangkan hasil prosentase untuk jawaban tidak bahwa facebook dapat dimanfaatkan oranglain untuk kegiatan negatif mencapai 16,66%.

Disimpulkan bahwa facebook sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam rangka merusak moral bangsa, hal ini membuktikan bahwa responden yang berpendapat ya mencapai 56,67%.

Tabel 32

Facebook Dapat Membuat Kesalahfahaman

Alternatif Frekuensi Prosentase

Ya 16 53,33%

Kadang-kadang 8 26,67%

Tidak 6 20% Jumlah 30 100%


(2)

69

Berdasarkan hasil tabel di atas, menunjukkan bahwa pendapat responden yang menjawab ya bahwa facebook dapat membuat kesalahfahaman hasil prosentase mencapai 53,33%, pendapat responden yang menjawab kadang-kadang bahwa facebook dapat membuat kesalahfahaman hasil prosentase mencapai 26,67%, sedangkan pendapat responden yang menjawab tidak bahwa facebook dapat membuat kesalahfahaman hasil prosentase mencapai 20%.

Disimpulkan bahwa facebook dapat membuat kesalahfahaman karena sifatnya yang terbuka, atau kekeliruan dalam bahasa maka tidak heran banyak yang berpendapat bahwa facebook dapat membuat kesalahfahaman, hal ini dibuktikan karena banyak responden yang menjawab ya mencapai 53,33%.


(3)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah penulis jalani, maka dapat disimpulkan bahwa: Facebook mempunyai pengaruh terhadap perilaku asertif yakni responden jadi lebih percaya diri, dapat lebih berekspresi dan lebih terbuka, komunikasi antar teman menjadi lancar, lebih mudah untuk bertukar pikiran karena sifatnya terbuka untuk siapa saja yang ingin berkomentar, apabila sudah jadi teman difacebooknya. Yang terpenting adalah responden dapat menolak atau berani untuk mengatakan “tidak” jika ada teman yang baru ia kenal lewat facebook mengajak untuk bertemu, karena banyaknya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yakni melalui facebook.

Maka dapat disimpulkan secara ringkas bahwa facebook merupakan situs jejaring sosial yang maju, masih banyak manfaat yang bisa digunakan walaupun ada juga dampak negatif dari penggunaan facebook. Dari Dampak positif dan negatif facebook di atas semoga kita bijak dalam menggunakan media, semua tinggal niat awal kita, apakah karena Allah atau hanya perbuatan sia-sia belaka.

B. Saran

Untuk lebih mengetahui tentang penggunaan facebook bagi remaja, peneliti mempunyai beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk para remaja, hendaknya bisa memilih teman atau tidak salah memilih teman baru yang dikenal melalui facebook.


(4)

71 2. Facebook sering dimanfaatkan untuk kegiatan negatif, maka itu hendaknya

para remaja dapat berhati-hati serta waspada terhadap orang-orang yang baru dikenal terhadap oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

3. Facebook sering membuat kesalahfahaman antar teman karena sifat

facebook yang terbuka secara umum, maka itu remaja hendaknya dapat

mengupdate status ataupun memberikan komentar dalam facebook menggunakan bahasa yang baik, sopan serta tidak menyinggung perasaan orang lain.

4. Untuk para orangtua, hendaknya memperhatikan serta menjadikan anak sebagai sahabat agar si anak merasa lebih dekat dan terbuka.


(5)

Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya

dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. PT. Refika

Aditama. Bandung. 2006.

Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2007.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur PenelitianSuatu PendekatanPraktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 1993.

Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Logos Wacana Ilmu. Jakarta. 1997.

Daradjat, Zakiah. Pembinaan Remaja.

Darjono, Anas S. Pengantar Statistik Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1997.

Febian, Jeck. MenggunakanInternet. Informatika. Bandung. 2007.

Gunarsa, Singgih D. Psikologi Remaja. PT. BPK. Gunung Mulia. Jakarta. 1990. Hadi, Surtisno. MetodologiResearch. Andi Offiset. Yogyakarta. 1992.

Hajar, Ibnu. Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta, 1998.

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga. Jakarta. 1980.

Husein, Muhammad Fakhri. Aplikasi Komputer Untuk Perkantoran. Salemba Infotek. Jakarta. 2002.

Makmun, Abid Syamsuddin. PsikologiPendidikan: PerangkatSistemPengajaran

Modul. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. 2005.

Mapiare, Andi. Psikologi Remaja. Usaha Nasional. Surabaya. 1982.

Monks F.J dan Knoers A.M.P. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 2002. Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi). UIN dan CEQDA. Jakarta. 2007.

Nihayah, Zahrotun, dkk. Psikologi Perkembangan. UIN Jakarta Press. Jakarta. 2006.


(6)

73

---Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Gunung Mulia. Jakarta. 1995.

Pulungan, J. Suyuti. UniversalIslam. PT. Moyo Seguro. Jakarta. 2002.

Ramli, Asep Syamsul. Jurnalistik Praktis. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. 1999.

Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Remaja. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2001.

Suharsono, Irwan. Metodologi Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. 1999.

Sulastri, Melli Sri. Psikologi Perkembangan Remaja. Bina Aksara. Jakarta. 1978. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer Konsep Jaringan Komputer

dan Pengembangannya. Salemba Infotek. Jakarta. 2003.

Wijela, Michael R. Kursus Kilat 24 Jurus Internet Exploler. PT. Dinastindo. Jakarta. 1997.

Facebook Photos Infrastructure.html Facebook Weblog. Facebook.

http://amiawmiaw.blogspot.com./afiliasi-pada-remaja-pengguna-facebook.html. http://duniapsikologi.dagdigdug.com/pengertian-perilaku-asertif/.

http://id.wikipedia.org/wiki/jejaring_sosial. www.eko13.wordpress.com.


Dokumen yang terkait

Opini Remaja Terhadap Pengaksesan Situs Porno (Studi Deskriptif Terhadap Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Medan)

1 73 126

Pola Penggunaan Situs Www.Facebook.Com (Studi Deskriptif Tentang Pola Penggunaan Situs www.facebook.com Di Kalangan Mahasiswa Co-Ass Di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2009)

1 49 113

Pengaruh ponografi media internet terhadap perilaku seksual remaja : studi kasus remaja desa cisetu kecamatan rajagaluh kabupaten majalengka

2 8 69

Analisis terhadap perilaku seks bebas pada remaja : kasis pada remaja srenseng. kebangkitan jakarta barat

0 3 78

Studi Fenomenologi Pengalaman Menarche pada Remaja Perempuan di RW 07 Kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur

2 22 146

Pengaruh media promosi kesehatan terhadap perilaku kesehatan: studi eksperimental pada remaja pelajar SMUN 27 Jakarta

1 11 171

PENGARUH PEMBELAJARAN E-LEARNING TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN INTERNET Pengaruh Pembelajaran E-Learning Terhadap Perilaku Penggunaan Internet Pada Remaja (Studi Korelasi Antara Penggunaan Pembelejaran E-learning Terhadap Perilaku Penggunaan Internet Sisw

0 1 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pembelajaran E-Learning Terhadap Perilaku Penggunaan Internet Pada Remaja (Studi Korelasi Antara Penggunaan Pembelejaran E-learning Terhadap Perilaku Penggunaan Internet Siswa SMA Negeri 3 Sukoharjo).

0 1 47

PENGARUH PEMBELAJARAN E-LEARNING TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN INTERNET Pengaruh Pembelajaran E-Learning Terhadap Perilaku Penggunaan Internet Pada Remaja (Studi Korelasi Antara Penggunaan Pembelejaran E-learning Terhadap Perilaku Penggunaan Internet Sisw

0 1 17

Studi deskriptif kecenderungan perilaku asertif pada remaja akhir di Yogyakarta - USD Repository

0 0 73