Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan teknologi internet saat ini tidak hanya untuk kalangan pebisnis saja. Internet juga sangat berguna sebagai sarana penunjang pendidikan, sehingga siswa dapat menggunakannya untuk menambah pengetahuan, baik pengetahuan yang berhubungan dengan materi pelajaran ataupun pengetahuan umum lainnya. Sarana penunjang pendidikan tersebut dapat ditemukan hanya dengan mengakses mencari pada mesin pencari atau yang biasa disebut dengan Search Engine mesin pencari. Berakhirnya orde baru pada tahun 1998 dengan mengusung reformasi di segala bidang, membawa implikasi terhadap adanya reformasi dalam dunia pendidikan, reformasi dalam dunia pendidikan tersebut ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS, pada Bab I tentang ketentuan umum pasal 1 ayat 1 yang berbunyi: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. 1 1 . Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, Cet. ke-3, h. 2 1 Sumber daya manusia yang baik selain memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, ia juga harus memiliki iman dan taqwa. Berkaitan dengan iman dan taqwa tersebut hal ini dapat tercermin pada sikap keberagamaan seseorang. Sikap keberagamaan setiap manusia bermacam-macam nilainya dan tergantung pada pelaksanaan dari tiap manusia itu sendiri. Hal ini tercermin pula pada tujuan pendidikan nasional yaitu, “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Secara umum dalam studi kepustakaan mengenai sikap diuraikan bahwa, sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya. “Jika sikap mengarah pada objek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap obyek tertentu di pengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap obyek”. 3 Sikap sebagai salah satu dimensi yang dapat dijadikan sebagai penilaian dalam pelaksanaan keberagamaan seseorang. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam hal ini agama menjadi tiang kehidupan yang harus ditegakkan. “Hanya dengan agama yang menganjurkan pemeliharaan keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang mempunyai dua dimensi bi-dimensional akan mampu menetapkan pilihannya dan melaksanakan tanggung jawabnya di dunia ini dan di akhirat kelak”. 4 “Adapun kemampuan dasar yang menyebabkan manusia menjadi makhluk yang berketuhanan beragama adalah karena di dalam jiwa manusia terdapat instink religious instink percaya pada agama”. 5 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, menjadikan SMUN 6 Jakarta sebagai tempat penelitian skripsi dengan mengangkat tema “HUBUNGAN 2 Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Sistem Pendidikan Nasional …, h.5-6. 3 Mar’at, sikap manusia perubahan serta pengukurannya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982 h.9. 4 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002 cet.ke-4. h.27. 5 Nur Ulbiyati Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998, cet.ke-2, h.89. ANTARA PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN” Study kasus pada siswa kelas XI di SMUN 6 Jakarta.

B. Identifikasi Masalah