Hubungan antara penggunaan internet terhadap sikap keberagaman (study kasus pada siswa kelas XI di SMUN 6 Jakarta Selatan

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)

Oleh :

Suwanto Jarot Wibowo NIM: 103011026792

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010 M


(2)

i

KAT A PE NGANT AR

ﻢﺴﺑ

ﷲﺍ

ﻦﲪﺮﻟﺍ

ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ

Puji syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat, karunia dan hidayah yang telah diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir kuliah yang berupa skripsi dengan judul:“Hubungan Antara Penggunaan Internet Terhadap Sikap Keberagamaan”. Shalawat serta salam tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir masa.

Karya tulis yang sederhana ini, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan tujan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Saat penyusunaan skripsi dan selama penulis masih beraktivitas dibangku perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis mendapatkan banyak bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu. Maifalinda Fatra, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan serta mengarahan penulis dengan tulus dan tanpa rasa bosan demi menghasilkan skripsi yang baik dan berkualitas, dan juga memberikan ruang inspirasi kepada penulis untuk menentukan berbagai proporsi, kategori dan interpretasi pada skripsi ini.


(3)

ii

4. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengembangkan pemikiran dan intelektualitas selama belajar dibangku perkuliahan.

5. Kepala sekolah SMUN 6 Jakarta, Ibu. Dra. Kadarwati Mardiutama, M.Si. Serta para guru dan karyawan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf dan karyawan yang membantu pelayanan fasilitas buku-buku demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Orang tua tercinta yang telah membesarkan, mendidik, dan mencurahkan rasa kasih dan sayang sekaligus semangat dan do’a untuk penulis.

8. Keluarga besar H. Suparno dan Hj. Suwarti, yang telah memberikan motivasi baik berupa mooril dan materiil.

9. Untuk Latifah dan Abdul Aziz adik-adiku yang telah memberikan support dan perhatian kepada penulis.

10.Keluarga besar GREEN COMP, yang telah membantu dalam meyelesaikan penulisan skripsi.

11.Teristimewa untuk kawan-kawan kelas senasib dan seperjuangan, Ary Antoni Putra, Nurul Hidayat&Nur Jannah, Opick, Musadad.

Kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian skripsi ini, penulis haturkan rasa terima kasih, semoga Allah swt membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Apabila ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.


(4)

iii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini, dapat bermanfaat untuk kita semua, Amin.

Jakarta, 08 Februari 2010


(5)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Identifikasi masalah ... 3

C. Pembatasan masalah ... 3

D. Perumusan masalah ... 4

E. Tujuan penelitian ... 4

F. Kegunaan penelitian ... 4

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS . 6 A. Internet ... 6

1. Pengertian internet ... 6

2. Manfaat internet ... 7

B. Sikap keberagamaan ... 9

1. Pengertian sikap keberagamaan ... 9

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ... 11

3. Indikator sikap keberagamaan ... 12

4. Faktor-faktor yang menunjang dan menghambat terbentuknya sikap keberagamaan ... 13

5. Pokok-pokok sikap keberagamaan dalam ajaran Islam ... 19

C. Kerangka berpikir ... 22


(6)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24

A. Waktu dan tempat penelitian ... 24

B. Metode penelitian ... 24

C. Populasi dan sampel ... 25

D. Variabel penelitian dan definisi operasional ... 26

E. Teknik pengumpulan data ... 28

F. Analisis data ... 30

G. Hipotesis statistik ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 32

A. Profil Sekolah ... 32

1. Sejarah ... 32

2. Visi dan Misi ... 32

B. Deskriptif Data ... 33

1.Deskriptif Data Variabel X (Penggunaan Internet) ... 34

2.Deskriptif Data Variabel Y (Sikap Keberagamaan) ... 50

C. Analisis Data ... 66

D. Interpretasi Data ... 69

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(7)

vi

DAFTAR TABEL

1. Tabel. 1 Pengambilan sampel ... 26

2. Tabel. 2 Kisi-kisi instrument variabel penggunaan internet ... 27

3. Tabel. 3 Kisi-kisi instrument variabel sikap keberagamaan ... 27

4. Tabel. 4 Skor pernyataan ... 29

5. Tabel. 5 Keberadaan internet disekolah ... 34

6. Tabel. 6 Fasilitas yang ada disekolah harus dimanfaatkan ... 34

7. Tabel. 7 Penggunaan internet pada saat ini sangat dibutuhkan oleh sekolah ... 35

8. Tabel. 8 Guru agama tidak berhak melarang, jika siswa mengakses internet didalam sekolah ... 35

9. Tabel. 9 Browsing mencari situs keberagaaman disekolah ... 36

10.Tabel. 10 Siswa bebas menggunakan internet ... 36

11.Tabel. 11 Karena kurang optimal internet disekolah tidak digunakan ... 37

12.Tabel. 12 Sering mengakses internet diluar waktu sekolah ... 37

13.Tabel. 13 Menyempatkan diri untuk mengakses internet dalam seminggu ... 38

14.Tabel. 14 Orang tua membolehkan untuk mengakses internet ... 38

15.Tabel. 15 Chatting/mengirim email pada situs yang berkaitan dengan agama ... 39

16.Tabel. 16 Malas untuk browsing pada situs keagamaan ... 39

17.Tabel. 17 Enggan mengakses internet jika diluar sekolah ... 40

18.Tabel. 18 Lebih baik mencari situs keagamaan dirumah dari pada disekolah ... 40

19.Tabel. 19 Tidak ingat waktu jika mencari situs keagamaan dirumah ... 41

20.Tabel. 20 Guru agama menugaskan mencari bahan ajar melalui internet ... 41

21.Tabel. 21 Guru membolehkan siswa untuk mengakses internet ... 42

22.Tabel. 22 Guru agama bersama siswa mengakses internet untuk mencari informasi ... 42


(8)

vii

23.Tabel. 23 Mencari bahan ajar atau tugas melalui situs google ... 43

24.Tabel. 24 Lebih baik mengakses internet dari pada mengikuti pelajaran agama ... 43

25.Tabel. 25 Banyaknya situskeagamaan yang ada diinternet ... 44

26.Tabel. 26 Merasa ragu saat membuka situs keagamaan yang tidak saya ketahui ... 44

27.Tabel. 27 Guru agama memberitahukan kepada siswanya, ada situs yang menyesatkan ... 45

28.Tabel. 28 Google membantu saya untuk mendapatkan bahan pelajaran agama ... 45

29.Tabel. 29 Mendapatkan bahan pelajaran agama yang diperlukan melalui google ... 46

30.Tabel. 30 Mendapatkan kesulitan saat mencari situs keagamaan ... 46

31.Tabel. 31Sering bertukar pengetahuan tentang agama melalui internet ... 47

32.Tabel. 32 Guru agama tidak mengizinkan siswanya untuk mengakses internet ... 47

33.Tabel. 33 Tidak mengetahui tentang adanya situs-situs yang bernuansa agama ... 48

34.Tabel. 34 Internet disekolah hanya untuk menghabiskan waktu ... 48

35.Tabel. 35 Hasil angket penggunaan internet ... 49

36.Tabel. 36 Melaksanakan shalat wajib tepat waktu ... 50

37.Tabel. 37 Senang membaca dan memahami makna dari kitab suci al-Qur’an ... 50

38.Tabel. 38 Dengan berpuasa dapat melatih kesabaran ... 51

39.Tabel. 39 Shalat wajib, sangat menyita waktu ... 51

40.Tabel. 40 Puasa dibulan Ramadhan hanya membuat saya lemah dan malas ... 52

41.Tabel. 41 Jarang membaca al-Qur’an karena sulit dibaca ... 52

42.Tabel. 42 Didalam agama saya, dianjurkan untuk menghargai orang lain ... 53


(9)

viii

44.Tabel. 44 Memegang teguh keyakinan penting, tetapi

Musyawarah (toleransi) juga perlu ... 54 45.Tabel. 45 Selain agama yang saya anut, tidak diajarkan kebaikan ... 54 46.Tabel. 46 Tidak mau berteman yang berbeda agama... 55 47.Tabel. 47 Malu menjadi seorang muslim, karena sering

disebut sebagai “Teroris” ... 55 48.Tabel. 48 Setelah kematian percaya adanya kehidupan,

yaitu alam “Kubur” ... 56 49.Tabel. 49 I’Dul Adha dirayakan pada tanggal 19 Dzulhijah ... 56 50.Tabel. 50 Abu Bakar as-Shiddiq adalah “Khalifah” setelah nabi

Muhammad saw wafat ... 57 51.Tabel. 51 Pelajaran agama sangat membosannkan ... 57 52.Tabel. 52 Zakat fitrah boleh dibayar kapan saja

(diluar bulan Ramadhan) ... 58 53.Tabel. 53 Pengetahuan tentang agama sering saya dapatkan

melalui internet ... 58 54.Tabel. 54 Sejak kecil saya sudah diajarkan tata cara shalat ... 59 55.Tabel. 55 Orang tua mengajarkan agar selalu berbagi dengan orang lain . 59 56.Tabel. 56 Tidak usah banyak berdo’a, karena hidup sudah

ditakdirkan Allah swt ... 60 57.Tabel. 57 Karena jauh dari masjid, lebih baik mengerjakan

shalat sendiri dirumah ... 60 58.Tabel. 58 Sejak kecil sudah terbiasa berbohong kepada orang lain ... 61 59.Tabel. 59 Setiap melakukan kesalahan kepada orang lain

selalu meminta maaf ... 61 60.Tabel. 60 Jika ada yang mengajak berbuat jahat, selalu saya tolak ... 62 61.Tabel. 61 Setiap teman berbuat salah, selalu saya tegur ... 62 62.Tabel. 62 Setiap hari selalu meluangkan waktu untuk

membaca al-Qur’an ... 63 63.Tabel. 63 Shalat tidak tepat waktu tidak apa-apa, yang penting


(10)

ix

64.Tabel. 64 Jika teman mengajak untuk berbuka, saya sering mengikutinya.

Walaupun belum tiba waktu untuk berbuka puasa dibulan Ramadhan ... 64

65.Tabel. 65 Melaksanakan shalat wajib jika disuruh orang tua ... 64

66.Tabel. 66 Hasil angket sikap keberagamaan ... 65


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar. 1 Histogram Frekwensi Penggunaan Internet ... 49 2. Gambar. 1 Histogram Frekwensi Sikap Keberagamaan ... 65


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran. 1 Tabel angket pernyataan penggunaan internet ... 76

2. Lampiran. 2 Variabel X ... 77

3. Lampiran. 3 Score angket penggunaan internet ... 79

4. Lampiran. 4 Tabel angket pernyataan sikap keberagamaan ... 80

5. Lampiran. 5 Variabel Y ... 81

6. Lampiran. 6 Score angket sikap keberagamaan ... 83


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan teknologi internet saat ini tidak hanya untuk kalangan pebisnis saja. Internet juga sangat berguna sebagai sarana penunjang pendidikan, sehingga siswa dapat menggunakannya untuk menambah pengetahuan, baik pengetahuan yang berhubungan dengan materi pelajaran ataupun pengetahuan umum lainnya. Sarana penunjang pendidikan tersebut dapat ditemukan hanya dengan mengakses (mencari) pada mesin pencari atau yang biasa disebut dengan Search Engine (mesin pencari).

Berakhirnya orde baru pada tahun 1998 dengan mengusung reformasi di segala bidang, membawa implikasi terhadap adanya reformasi dalam dunia pendidikan, reformasi dalam dunia pendidikan tersebut ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), pada Bab I tentang ketentuan umum pasal 1 ayat (1) yang berbunyi:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1

1

. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), Cet. ke-3, h. 2


(14)

Sumber daya manusia yang baik selain memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, ia juga harus memiliki iman dan taqwa. Berkaitan dengan iman dan taqwa tersebut hal ini dapat tercermin pada sikap keberagamaan seseorang. Sikap keberagamaan setiap manusia bermacam-macam nilainya dan tergantung pada pelaksanaan dari tiap manusia itu sendiri. Hal ini tercermin pula pada tujuan pendidikan nasional yaitu, “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Secara umum dalam studi kepustakaan mengenai sikap diuraikan bahwa, sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya. “Jika sikap mengarah pada objek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap obyek tertentu di pengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap obyek”.3 Sikap sebagai salah satu dimensi yang dapat dijadikan sebagai penilaian dalam pelaksanaan keberagamaan seseorang. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam hal ini agama menjadi tiang kehidupan yang harus ditegakkan. “Hanya dengan agama yang menganjurkan pemeliharaan keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang mempunyai dua dimensi (bi-dimensional) akan mampu menetapkan pilihannya dan melaksanakan tanggung jawabnya di dunia ini dan di akhirat kelak”.4

“Adapun kemampuan dasar yang menyebabkan manusia menjadi makhluk yang berketuhanan (beragama) adalah karena di dalam jiwa manusia terdapat instink religious (instink percaya pada agama)”.5

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, menjadikan SMUN 6 Jakarta sebagai tempat penelitian skripsi dengan mengangkat tema “HUBUNGAN

2

Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Sistem Pendidikan Nasional…, h.5-6.

3

Mar’at, sikap manusia perubahan serta pengukurannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982) h.9.

4

Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) cet.ke-4. h.27.

5

Nur Ulbiyati & Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), cet.ke-2, h.89.


(15)

ANTARA PENGGUNAAN INTERNET TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN” (Study kasus pada siswa kelas XI di SMUN 6 Jakarta).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengaruh internet terhadap sikap keberagamaan siswa cukup besar, maka permasalahan yang dikaji akan cukup luas, oleh sebab itu diperlukan adanya identifikasi masalah tersebut yaitu :

a. Bagaimana pengaruh internet terhadap sikap keberagamaan siswa di SMUN 6 Jakarta.

b. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi pengguna internet terhadap sikap keberagamaan.

c. Hambatan-hambatan apa saja yang dialami siswa dalam mengakses internet dengan mengunakan search engine.

d. Adanya hubungan antara penggunaan internet terhadap sikap keberagamaan di SMUN 6 Jakarta.

C. Pembatasan Masalah 1. Internet

Internet merupakan sebuah jaringan global yang berisikan bermacam-macam informasi yang berguna dan mempunyai jaringan yang terhubung satu sama lainnya. Sehingga dapat menjadi sarana penunjang pendidikan hanya dengan mengakses (mencari) pada mesin pencari atau yang biasa disebut dengan Search Engine (mesin pencari).

2. Sikap Keberagamaan

Sikap keberagamaan yang dimaksud dalam hal ini adalah sebuah prilaku yang dapat dilihat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah dan perilakunya terhadap manusia serta lingkungan hidupnya. Prilakunya terhadap manusia akan tergambarkan bagaimana ia dapat bersosialisasi dengan baik, begitu pula terhadap lingkungan hidupnya dapat terlihat dari interaksi siswa terhadap


(16)

lingkungannya. Sehingga siswa dapat melaksanakan prilaku sesuai dengan ajaran agamanya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah yang dikaji yaitu :

a. Bagaimana hubungan antara penggunaan internet terhadap sikap keberagamaan siswa di sekolah ?

b. Hambatan apa saja yang dialami siswa dalam mengakses internet dengan menggunakan web Google ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan atau mendeskripsikan pemanfaatan internet dan untuk mengetahui adanya hubungan antara penggunaan internet terhadap sikap keberagamaan siswa di SMUN 6 Jakarta.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan penggunaan internet terhadap sikap keberagamaan sehingga dapat dijadikan bahan rujukan.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Segi Akademis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan literatur tentang media internet sebagai sarana penyampaian, pengembangan dalam bidang pendidikan dan keagamaan.

2. Segi Praktis

Memberi dan meningkatkan wawasaan penggunaan teknologi internet di kalangan pendidik maupun masyarakat umum dalam bidang multimedia, agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Di akhir penulisan, menyebutkan daftar kepustakaan yang digunakan untuk memperkaya dan memperlancar proses penulisan skripsi ini. Tidak lupa


(17)

penulis juga menambahkan lampiran-lampiran yang dimaksudkan sebagai pelengkap dan penambah bobot penulisan skripsi yang dimaksud.


(18)

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Internet

1. Pengertian Internet

Istilah internet berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti “antara”. Secara harfiah internet berarti jaringan antara atau penghubung. Memang itulah fungsinya, internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi.6

Internet (Inter-Network) merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomnunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chat), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), dan aneka layanan lainnya.7

Jaringan yang ada di internet merupakan jaringan global yang tersambung diseluruh dunia, yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan belahan dunia lainnya. Hal ini didukung oleh Gatot Subroto yang mengatakan:

“Internet adalah kumpulan komputer antar satu wilayah dengan wilayah lainnya yang terkait dan saling beromunikasi, yang terkait dan komunikasi tersebut diatur oleh protocol. Dengan kata lain internet

6

Dhani, Apa itu Internet ? http://www.dhani.singcat.com/internet/modul.php?page=1

7

Dhani, Apa itu Internet ?....,


(19)

adalah media komunkasi yang menggunakan sambungan seperti halnya telepon, yang dihubungkan dengan komputer serta modem”8.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa Internet merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP/IP. Dan fungsi Internet merupakan media komunikasi dan informasi modern.

Perkembangan teknologi internet telah merambat dalam segala aspek kehidupan manusia termasuk dunia pendidikan. Berdasarkan pemanfaatan teknologi penyampaian pesan pembelajaran, internet merupakan model pembelajaran, internet merupakan model keempat dari pengelompokan pendidikan jarak jauh yang dikelompokkan oleh Taylor, yaitu model flexibel learning. Yang dimaksud adalah adanya tingkat keleluasaan peserta belajar dan keinteraktifan peserta belajar dengan bahan ajar. Internet memiliki keinteraktifan dan keleluasaan yang tinggi. Hal ini dimungkinkan karena komunikasi melalui internet dapat menangani komunikasi synchronous

(serempak waktu) maupun ansynchronous (tunda waktu).9

Melihat pengertian internet dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa internet merupakan sebuah jaringan global yang berisikan bermacam-macam informasi yang berguna dan mempunyai jaringan yang terhubung satu sama lainnya.

2. Manfaat Internet

Di Indonesia perkembangan internet cukup menggembirakan walaupun untuk sementara ini internet masih menjadi fasilitas yang hanya bisa dinikmati oleh sebagian orang saja. Salah satu kendala yang terpenting dan amat berpengaruh terhadap perkembangan internet adalah sumber daya manusia

8

Gatot Subroto, internet sebagai sumber belajar anak dan keluarga, (Jakarta: Jurnal

TEKNODIK, Oktober, 1999) h. 27.

9

Hardhono AP dan Sugilar, Pemanfaatan Internet dalam Pendidikan, Refleksi terhadap

Pengalaman di Universitas Terbuka, (Jakarta: Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, 2000), h. 8.


(20)

yang sebagian besar masih kurang memahami akan teknologi komputer. Tetapi hal itu tidak menghalangi penggunaan internet dalam menyebarluaskan informasi.

Berikut ini beberapa manfaat positif maupun dampak negatif dalam penggunaan internet khususnya bagi dunia pendidikan nasional, yaitu:

a. Internet merupakan media informasi global yang memberikan berbagai layanan kemudahan yang diperlukan dalam dunia pendidikan seperti:

1. Email adalah surat elektronik sebagai sarana surat menyurat antara pengguna internet.

2. Mengiklankan sekolah atau perguruan tinggi, informasi yang diberikan akan lebih lengkap, mencakup segala bidang mulai dari akademik, susunan pengurus akademik dan lain – lain hingga mahasiswa berprestasi.

3. Internet juga menyediakan fasilitas kursus jarak jauh. Sekolah di internet memiliki kurikulum khusus untuk mendalami suatu ilmu yang diharapkan dari sekolah melalui internet adalah wawasan dan sistem belajar yang interaktif.

4. Berdiskusi dengan kawan-kawan di Indonesia atau negara lain tentang permasalahan IPTEK, kebudayaan, agama dan sebagainya.

b. Internet memiliki situs-situs yang terhubung dengan bidang kehidupan, seperti musik, ilmu dan teknologi, hobi, buku dan lain sebagainya.

c. Dapat memicu siswa untuk lebih akrab menggunakan bahasa globalisasi, yaitu bahasa inggris karena sebagian besar informasi yang ada di internet menggunakan bahasa inggris.

d. Internet dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran bahkan menjadi sumber referensi belajar siswa karena internet dapat dijadikan wahana mencari ilmu pengetahuan.

e. Internet juga dapat menggantikan fungsi guru untuk belajar mandiri.

Sedangkan dampak negatif dari penggunaan internet adalah:

a. Sebagai media informasi yang bebas sensor, maka semua informasi dari yang positif ataupun yang negatif akan senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat pengguna (user). Informasi negatif yang ada di internet diantaranya seperti web pornografi dan web komunisme.

b. Internet dapat dijadikan sarana saling mengumpat atau mencaci-maki satu sama lain.10

10

Jaya Kumar, Aplikasi E – learning Dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Sekolah,


(21)

Jika kita lihat di atas mengenai dampak pemanfaatan internet, kita dapat memaksimalkan manfaat yang ada dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkannya seperti yang dikatakan Leonardo Kleinrock, yang dinobatkan sebagai bapak internet, dalam makalah Muhammad Yusro, Ia menolak bertanggung jawab atas dampak yang muncul, alasannya seperti yang diungkapkan kepada Penter dalam peringatan 30 tahun internet University of Califonia, Los Angeles (UCLA) yaitu:

”Kami tidak pernah memikirkan pengaruh yang ditimbulkan oleh internet terhadap persoalan etika tetapi kami melihatnya sebagai tantangan teknologi, sehingga sebenarnya faktor manusialah yang menyebabkan kehadiran internet membawa pengaruh buruk dan bukan karena faktor teknologi".

Terlepas dari perdebatan tentang manfaat dan dampak internet, maka harapan untuk mengintegrasikan internet dalam kehidupan sehari – hari seperti akan menjadi kenyataan. Di dorong pula dengan semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan informasi yang cepat.

B. Sikap Keberagamaan

1. Pengertian Sikap Keberagamaan

a. Pengertian sikap

Sikap dalam pengertian yang umum dipandang sebagai reaksi-reaksi afektif terhadap objek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman dan penghayatan individu.11

Sikap adalah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, pendapat atau keyakinan.12

Menurut Gordon Alloport definisi sikap adalah “An attitude is a mental an neural state of readiness, organizes through experience, exerting a directive or dynamic influence upon the individual’s respone to all objects and situations whith wich it is related” (sikap adalah keadaan kesiapan mental dan susunan syaraf, yang mempengaruhi atau yang dinamis terhadap respon individu atas semua objek atau situasi yang berhubungan).13

11

Jalalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005).h. 215.

12

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet.

Ke-1, h. 49.

13


(22)

Sumber lain mengatakan bahwa sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang dihadapi.14

Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu. Hal ini sesuai dengan pengertian sikap yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito Wirawan Sarwono bahwa sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. 15

Sikap mengandung tiga komponen psikologis, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen psikomotorik (tingkah laku) yang bekerja secara kompleks. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, yang disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai atau merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya saling berhubungan. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Jika berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku tertentu, maka terjadilah sikap.

b. Pengertian Keberagamaan

Kata dasar keberagamaan berasal dari kata agama. Menurut Harun Naution, sebagaimana dikutip oleh jalaludin dalam bukunya Psikologi Agama, mengartikan bahwa agama adalah mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.16

Agama banyak didefinisikan oleh para ahli, antara lain menurut R.H. Thouless bahwa agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu itu lebih tinggi dari pada manusia.17

14

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet.

Ke-4, h.141.

15

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bina Cipta, 1980), h. 94.

16

Jalaluddin, Psikologi Agama…., h.12.

17


(23)

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata beragama diartikan antara lain: 1). menganut (memeluk), 2). beribadat, taat kepada agama (baik hidupnya menurut agama).18

Keberagamaan sering disebut sebagai religiusitas, lebih menunjukan kepada aspek-aspek yang ada dalam hati, riak, getaran hati nurani, dan sikap personal.19

Agama selalu diterima dan dialami secara subjektif. Oleh karena itu, orang sering mendefinisikan agama sesuai dengan pengalaman dan penghayatannya pada agama yang dianutnya. Mukti Ali, mantan Menteri Agma Indonesia, menulis, “Agama adalah percaya akan adanya Tuhan Yang Esa dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada kepercayaan utusan-utusan-Nya untuk kebahagiaan dunia dan di akhirat” (Muchtar, 2001:10).20

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sikap keberagamaan adalah kondisi keimanan dan keyakinan seseorang yang terdalam, terhadap ajaran-ajaran agamanya kemudian direalisasikan dalam setiap sikap dan perilaku hidupnya. Semua aktifitas yang dilakukan berdasarkan keyakinan hatinya yang dilandasi dengan keimanan (keyakinan).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Pembentukan dan perubahan sikap tidaklah terjadi dengan sendirinya atau dengan kebetulan. Melainkan ada proses tertentu melalui kontak sosial secara terus menerus antara individu dengan individu lain di sekitarnya. Dalam hubungan ini, ada faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap, diantaranya yaitu:

a. Faktor Internal

Yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang itu sendiri, seperti selektifitas. Tidak seluruh rangsangan dari luar dapat ditangkap, karena harus dipilih rangsangan-rangsangan yang manayang akan

18

Tim Penyusun, Kamus Besar…, h.9.

19

Masri Singarimbun, Sopian Efendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S, 1987),

h.127.

20

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama; Sebuah Pengantar, (Bandung: Mizan, 2004), Cet.


(24)

didekati dan yang mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan yang ada dalam diri sendiri. Karena harus memilih inilah setiap orang menyusun sikap positif terhadap sesuatu hal dan membentuk sikap negatif terhadap hal lain. b. Faktor Eksternal

Yang termasuk faktor-faktor eksternal adalah: 1). Sifat objek yang dijadikan sasaran.

2). Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.

3). Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.

4). Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap. 5). Situasi pada saat sikap dibentuk. 21

Mengenai hal ini, M. Sherif mengemukakan bahwa pada garis besarnya sikap dapat dibentuk atau diubah melalui:

1). Interaksi kelompok, dimana terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.

2). Komunikasi, dimana terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan) langsung dari satu pihak saja.22

Dengan demikian jelaslah bahwa pembentukan atau perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk melalui interaksi sosial atau proses belajar yang terjadi pada setiap individu atau oleh pengalaman yang ditempuh seseorang sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, secara teori sikap dapat dibentuk melalui proses pendidikan atau hubungan interaksi lainnya.

3. Indikator Sikap Keberagamaan

Agama menyangkut kehidupan batin manusia. Kesadaran agama dan pengalaman agama seseorang menggambarkan sisi batin dalam kehidupan yang berkaitan dengan sesuatu yang seksual atau ghaib, dari kesadaran dan pengalaman beragama inilah timbulnya sikap keberagamaan yang ditampilkan seseorang.

Clock dan Stark berpendapat bahwa untuk mengetahui tingkat religiusitas (keberagamaan) seseorang dapat dipakai kerangka konsep sebagai berikut:

21

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi …h. 96-97.

22

W.A. Gerungan Dipl.Psych, Psikologi Sosial, (Bandung: PT. Eresco, 1987), Cet. Ke-10,


(25)

a. Keterlibatan Ritual (Ritual Involment), yaitu sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban ritual dalam agamanya.

b. Keterlibatan Ideologis (Ideological Involvement), yaitu sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik di dalam agamanya.

c. Keterlibatan Intelektual (Intelctual Involvement) yang mengambarkan sebarapa jauh seseorang mengetahui ajaran agamanya, dan aktifitasnya dalam menambah pengetahuan agama.

d. Keterlibatan Pengamalan (Exsperimental Involvement) apakah seseorang pernah mengalami pengalaman yang merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan.

e. Keterlibatan Konsekuen (Consequetial Involvement), yaitu sejauh mana perilaku seseorang konsekuen dengan ajaran agamanya.23 Berdasarkan hal yang di atas dapat diketahui bahwa sikap keberagamaan itu merupakan keadaan di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatanya terhadap agama. Sikap keberagamaan ini merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseorang.

4. Faktor-faktor Penunjang dan Penghambat Terbentuknya Sikap Keberagamaan

Manusia adalah homo religius (manusia beragama), akan tetapi untuk menjadikan manusia memiliki sikap keberagamaan, maka potensi tersebut memerlukan bimbingan dan pengembang dari lingkungannya. Oleh karena itu pada perkembangan selanjunya pembentukan sikap keberagamaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang menunjang maupun faktor yang menghambat terbentuknya sikap keberagamaan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:

a. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri (internal) b. Faktor-faktor yang berasal dari luar (eksternal)

Untuk lebih jelas, penulis akan berusaha menguraikan faktor-faktor penunjang terbentuknya sikap keberagamaan.

a. Faktor Internal (dari dalam)

1). Kebutuhan manusia terhadap agama. Secara kejiwaan menusia memeluk kepercayaan terhadap sesuatu yang menguasai dirinya.

23


(26)

Dengan demikian secara psikologis manusia memerlukan agama untuk mencapai kebahagiaan hidupnya. Selain itu agama dapat memenuhi kebutuhan fitrah manusia. Karena setiap manusia selaku makhluk Tuhan telah dibekali dengan berbagai potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satunya fitrah beragama.

Kebutuhan akan adanya Tuhan memerlukan salah satu manifestasi dari sikap keagamaan yang utama, semakin dirasakan pada saat rasa kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas dan rasa sukses manusia terancam. Dalam hal ini agamalah yang dapat mengatasinya.

Menurut Robet Nuttin; Dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang ada dalam diri manusia, yang menuntut untuk dipenuhi sehingga pribadi manusia mendapat kepuasan dan ketenangan. Selain itu dorongan beragama juga merupakan kebutuhan insaniah yang tumbuhnya dari gabungan berbagai faktor penyebab yang bersumber dari rasa keagamaan.24

2). Adanya dorongan dalam diri manusia untuk taat, patuh atau mengabdi kepada Allah. Karena manusia memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya kepada zat yang gaib. Selain itu manusia mempunyai potensi beragama (fitrah keagamaan) yaitu berupa kecenderungan untuk bertauhid. Hal ini sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, seperti yang dijelaskan dalam dalam firman Allah:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Az-Zariyat: 56).

Sikap keberagamaan seseorang terbentuk kerena adanya faktor dalam dirinya sendiri, yaitu adanya kebutuhan terhadap agama, dan adanya dorongan untuk taat, patuh serta mengabdi kepada Allah. Faktor ini disebut sebagai fitrah beragama yang dimiliki oleh semua manusia yang merupakan pemberian Tuhan untuk hamba-Nya, agar mempunyai tujuan hidup yang jelas. Yaitu hidup yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri, yakni menyembah (beribadah) kepada Allah. Melalui fitrah dan tujuan inilah

24


(27)

manusia menganut agama, yang kemudian diaktualisasikan dalam kehidupan, dalam bentuk sikap keberagamaan yang ditujukkan oleh masing-masing individu manusia.

b. Faktor Eksternal (dari luar)

Manusia sering disebut sebagai homo religius (makhluk beragama), ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai potensi dasar (fitrah keagamaan) yang bisa dikembangkan sebagai makhluk yang beragama. Sehingga manusia mempunyai kesiapan untuk menerima pengaruh dari luar sehingga dirinya dapat dibentuk menjadi makhluk yang memiliki rasa dan prilaku keagamaan. Pengaruh tersebut dapat berupa bimbingan, pembinaan, latihan, pendidikan atau lainnya, yang secara umum disebut sosialisasi.

Selain fitrah keagamaan yang dimiliki manusia, ada faktor-faktor lain dari luar yang dimiliki manusia (eksternal) yang dapat berpengaruh delam perkembanagan sikap keberagamaan manusia, faktor tersebut antara lain:

1). Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan satruan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan manusia. Kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi pertama bagi pembentukan sikap keberagamaan seseorang. Karena merupakan gambaran kehidupan, sebelum seseorang menganal kehidupan luar. Pengalaman hidup dalam keluarga akan menjadi pengangan untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Keluarga terutama kedua orang tua sangat berperan dalam pembentukan sikap keberagamaan seseorang, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Nabi saw :

وا

ادﻮﻬﻳ

اﻮﺑ

ةﺮﻄ ا

ﻰ ﻋ

ﺪ ﻮﻳدﻮ ﻮ

ﱡ آ

اﺮﺼ ﻳ


(28)

“Tiada seorang bayi pun melainkan dilahirkan dalam fitrah yang bersih, maka orang tuanyalah yang menjadikan beragama Yahudi, Nasrani, Majusi.” (HR. Muslim)25

2). Lingkungan Sekolah

Lingkungan institusonal yang ikut menunjang terbentuknya sikap keberagamaan diantaranya yaitu sekolah. Sekolah menjadi pelanjut dari pendidikan keluarga dan turut serta memberi pengaruh dalam perkembangan dan pembentukan sikap keberagamaan seseorang (murid). Pengaruh itu terjadi antara: a). Kurikulum dan anak, yaitu hubungan (interaksi) yang terjadi

antara kurikulum dengan materi yang dipelajari murid. b). Hubungan guru dengan murid, yaitu bagaimana seirang guru

bersikap terhadap muridnya, dan sebaliknya, sikap murid terhadap gurunya yang terjadi selama di sekolah baik di dalam kelas atau di luar kelas.

c). Hubungan antara anak, yaitu hubungan antara murid dengan sesama temannya.

Melaui kurikulum yang berisi materi pengajaran, sikap keteladanan guru sebagai pendidik serta pergulatan antar teman sekolah di nilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral, yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan dan pembentukan sikap keberagamaan seseorang.

Di sekolah, guru menjadi figur utama yang menjadi contoh dan tauladan bagi murid (anak didik). Dengan tanpa disadari anak didik akan menyerap semua prilaku gurunya. Karena itulah memberikan dan menunjukkan sikap keberagamaan yang baik bagi guru, secara tidak langsung akan membantu pembentukkan sikap keberagamaan anak didik.

25


(29)

Dengan demikian, maka setiap guru disekolah, baik guru agama, atau guru umum harus memiliki jiwa agama, yaitu menjunjung tinggi ajaran agama, dimana kepribadian akhlak dan sikapnya, dapat mendorong anak didik untuk mencintai agama dan hidup sesuai dengan ajaran agamanya.26

Adapun faktor-faktor penghambat terbentuknya sikap keberagamaan adalah:

a. Faktor Internal

Dalam bukunya, Jalaludin menjelaskan bahwa penyebab terhambatnya perkembangan sikap keberagamaan yang berasal dari dalam diri (faktor internal) yaitu:

1). Tempramen

Tempramen adalah salah satu unsur yang membentuk kepribadian manusia dan dapat tercermin dari kehidupan kejiwaannya. Tingkah laku yang berdasarkan kondisi tempramen mempunyai peranan penting dalam sikap keberagamaan seseorang. Seseorang Melancolis akan berbeda dengan orang berkepribadian

dysplastis dalam sikap dan pandangannya terhadap agama. Begitu

pula dengan yang memiliki tipe kepribadian lain. 2). Ganguan Jiwa

Orang yang mengalami ganguan jiwa akan menunjukkan kelainan dalam sikap dan tingkah lakunya. Perbuatan keagamaan dan pengalaman keagamaan yang ditujukkan sesuai dengan gejala gangguan jiwa yang dialaminya.

3). Konflik dan Keraguan

Konflik kejiwaan pada diri seseorang dalam hal keberagamaan akan mempengaruhi keberagamaannya. Pada dasarnya bisa saja ia memilih bahkan meninggalkan agama yang diyakininya. Konflik ini akan berpengaruh terhadap sikap seseorang akan agama seprti taat, fanatik ataupun agnostik sampai pada ateis.

4). Jauh dari Tuhan

Orang yang hidupnya jauh dari agama, dirinya akan merasa lemah dan kehilangan pegangan ketika mendapatkan cobaan. Dan hal ini dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap keberagamaan pada dirinya.27

Keadaan jiwa seseorang sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap keberagamaannya. Jiwa yang resah, penuh dengan konflik,

26

Zakiah Darajat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977),

Cet. Ke-4, h.68

27


(30)

keraguan atau bahkan kehilangan kepercayaan terhadap Tuhan sangat menghambat untuk terbentuknya sebuah sikap, terutama sikap keberagamaan.

b. Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang dapat menghambat pembentukan sikap keberagamaan diantaranya adalah:

1). Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga selain dapat menunjang pembentukan sikap keberagamaan dapat juga menghambatnya. Lingkungan keluarga yang dapat menghambat yaitu lingkungan keluarga yang didalamnya tidak terdapat pendidikan agama khususnya dari kedua orang tua. Hal ini dapat menghambat perkembangan sikap keberagaman anak. Karena didikan dalam keluarga, terutama didikan agama yang sangat berperan untuk perkembangan selanjutnya. Karena semua yang ada dalam keluarga akan menjadi contoh dalam setiap perilakunya. Keluarga yang tidak pernah melaksanakan ajaran agama, maka secara tidak langsung akan mempengatuhi anak, sehingga anak akan terbiasa pula untuk tidak melaksanakan ajaran agamanya.

2). Lingkungan Sekolah

Seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga dapat menghambat pembentukan sikap keberagamaan seseorang (anak). Misalnya, siswa yang salah memilih teman di sekolah, sehingga mereka terjerumus dalam pergaulan bebas, hal ini sangat mengambat dalam pembentukan sikap keberagamaan anak.

3). Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap keberagamaan seseorang. Karena sebagian besar waktunya banyak dihabiskan dalam masyarakat. Sehingga segala sesuatu yang ada dalam masyarakat, baik yang langsung terlihat ataupun yang disajikan melalui media, baik koran, televisi, ataupun media lain dapat mempengaruhi seseorang (anak).28

Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang jauh dari nilai-nilai atau norma-norma agama akan sangat menghambat pembentukan sikap keberagamaan seseorang. Karena setiap individu tidak akan bisa lepas dari tiga lingkungan ini.

28


(31)

5. Pokok-pokok Sikap Keberagamaan Dalam Ajaran Islam

Pokok-pokok (pilar-pilar) keberagamaan dalam ajaran Islam menurut Yusuf Al-Qardhawi secara garis besar dibagi tiga, yaitu akidah (tauhid), ibadah dan akhlak (moral).29

a. Akidah

Dari segi istilah, pengertian akidah sering disamakan dengan pengertian iman. Sayid Sabiq mengartikan keimanan (akidah) tersusun dari enam perkara, yaitu:

1. Ma’rifat kepada Allah, yaitu ma’rifat terhadap nama-nama-Nya, dan ma’rifat dengan bukti-bukti wujud atau ada-Nya serta kenyataan sifat keagaungan-Nya.

2. Ma’rifat kepada alam yang ada dibalik alam semesta yakni alam yang tidak dapat dilihat.

3. Ma’rifat kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul.

4. Ma’rifat kepada para Nabi dan Rasul.

5. Ma’rifat kepada hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan itu.

6. Ma’rifat kepada takdir (qadha dan qadar Allah).30

Dengan memperhatikan penjelasan diatas, dapat terlihat jelas bahwa akidah identik dengan rukun iman.

Akidah atau keimanan bertujuan untuk membersihkan hati dan perbuatan manusia dari syirik atau mengabdi kepada selain Allah. Akidah adalah masalah fundamental yang menjadi titik permulaan keislaman. Akidah adalah dasar, pondasi dan ruh bagi setiap orang dengan berpegang teguh kepadanya (akidah), maka manusia akan menjalani hidup dengan selamat (dunia dan akhirat), tetapi apabila meninggalkannya maka matilah semangat kerohanian manusia.

Seruan Islam yang merupakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai konsekuensinya, maka hanya Allah satu-satunya yang wajib disembah, tempat memohon petunjuk dan

29

Yusuf Al-Qordhawi, Pengantar Kajian Islam, diterj. Dari Madkhal Lima ’rifatil Islam

Muqawwimatuhu, khashaishulu, ahdafuhu, mashadiru, oleh Setiwan Budi Utomo, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), Cet. Ke-2, h.55.

30

Sayyid Sabiq, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, terj. Dari oleh (Bandung: CV.


(32)

Nya dan harus dipatuhi, semua aktivas hidup kita harus sesuai dengan perintah-Nya (disyari’atkan Allah).

b. Ibadah

Ibadah dalam arti umum meliputi segala kegiatan manusia yang didasarkan kepada kepatuhan, ketundukan dan keikhlasan kepada Allah swt, sedangkan dalam arti khusus, hanya mencangkup perbuatan yang tata cara serta rinciannya telah ditentukan Allah dan Rasul-nya, seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan dalam Al-Qur’an ibadah mempunyai beberapa pengertian dianataranya; menghambakan diri, taat dan mengabdi.31

Ibadah adalah puncak dari segala kepatuhan. Ibadah adalah media komunikasi langsung dan integral anatara makhluk dan Khaliqnya. Ibadah juga merupakan sarana konsultatif yang memberikan pengaruh yang sangat besar antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan alam sekitar dan atara sesama manusia.32 Ibadah bagi umat muslim berfungsi sebagai peringatan yang menggugah perasaan hati, pada saat hatinya lalai, membangkitkan ingatan dikala lupa, menumbuhkan naluri untuk giat melakukan kebaikan dan menambahnya, mengangkat derajatnya dan membebaskannya dari perbuatan syahwat dan hawa nafsu dirinya sendiri.

Lingkaran ibadah dalam Islam adalah semua aspek kehidupan. Hal ini sesuai dengan dengan yang dimaksud dalam kandungan surat al-An’am, ayat 162, yaitu:

“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-An’am: 162).

31

Tim Dirasah Islamiyah Universitas Islam Jakarta, Ibadah dan Syari’ah, (Jakarta: PT

Panator, 1999), Cet. Ke-1. h. 13.

32

Fathi Yakan, Sifat dan Sikap Seorang Muslim, terj: Jamaluddin Khafi, (Jakarta: PT. Bina


(33)

Dengan demikian jelas bahwa cakupan ibadah sangat luas, shalat, zakat, puasa, haji dan segala aktivitas lahir dan batin yang diniatkan untuk mencari keridhaan Allah swt dan mengikuti syari’at agama-Nya adalah ibadah. Ibadah bertujuan memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia. Ibadah juga bertujuan untuk menigkatkan manusia tentang rasa keagungan akan kekuasaan Tuhan yang maha tinggi selain itu juga mengingatkan manusia tentang rasa keagungan akan kekuasaan Tuhan yang maha tinggi selain itu juga mengingatkan manusia bahwa hidup di dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan yang abadi telah menanti yaitu kehidupan akhirat.

c. Akhlak (Moral)

Akhlak dalam bahasa Yunani disebut etik, berasal dari kata

“ethos” yang berarti watak atau adapt. Dalam bahasa Latin disebut moral berasal dari kata “Mores” yang berarti adapt atau cara hidup.33

Adapun pengerian akhlak dari segi istilah menurut Prof. Farid Ma’ruf, yaitu kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan-perbuatan manusia dengan mudah, karena sudah menjadi kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu.34

Dengan kata lain, akhlak adalah suatu haiat atau bentuk keadaan jiwa yang benar-benar telah meresap dan menimbulkan perbuatan secara spontan, mudah, tetap, menerus, tanpa dibuat-buat dan memerlukan pemikiran atau perenungan dan angan-angan. Singkatnya akhlak adalah perbuatan yang sudah meresap dan menjadi kebiasaan yang mendarah daging dalam diri seseorang. Perbuatan itu dapat berwujud baik dan buruk adalah akal dan syari’at agama.

Akhlak yang mulia adalah sasaran utama di dalam risalah Islamiyah, sebagaimana diungkapkan oleh nabi Muhammad saw

33

Abudin Nata, Al-Qur’an dan....,h. 36.

34


(34)

dalam sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Orang yang paling berat timbangan amal baiknya di akhirat adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.35

Akidah, ibadah dan akhlak merupakan sumber pokok sikap keberagamaan dalam ajaran Islam. Akidah merupakan jalan untuk memantapkan keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah, tidak ada satu makhlukpun yang bisa menyerupai-Nya dan hanya Allah-lah di atas segala-galanya. Ibadah sebagai jalan atau cara untuk berhubungan dengan Allah, baik hubungan langsung atau tidak langsung. Dan akhlak merupakan suatu bentuk dari akidah dan ibadah yaitu berupa perbuatan yang dilakukan berdasarkan keyakinan dan pengabdian terhadap Allah yang diwujudkan dalam setiap tingkah laku hidup seseorang.

C. Kerangka Berpikir

Arus teknologi di Indonesia mulai terasa khususnya dalam dunia pendidikan. Sekolah-sekolah yang saat ini ada, tidak saja yang dikelola oleh pemerintah ataupun swasta kebanyakan juga dikelola oleh investor asing yang hanya menanamkan modalnya di Indonesia dalam bidang pendidikan. Sistem pembelajaran yang ditawarkan berskala internasional dengan menggunakan teknologi yang sedang berkembang saat ini. Dalam pembelajarannya mereka tidak saja menggunakan buku paket sekolah yang sudah ada, namun mereka juga menambah bahan pelajaran mereka dengan membuka situs-situs tertentu di internet.

Manusia adalah homo religius (manusia beragama), akan tetapi untuk menjadikan manusia memiliki sikap keberagamaan, maka potensi tersebut memerlukan bimbingan dan pengembangan dari lingkungannya. Melihat fenomena yang ada, pemerintah berusaha meningkatkan kualitas anak didik

35

Abudin Nata, Akhlak Tasauf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-5, h.


(35)

yang ada di sekolah-sekolah negeri dengan cara memberikan fasilitas belajar yaitu berupa komputer yang didalamnya terdapat sarana internet.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah: jika sekolah memberikan fasilitas belajar berupa internet maka akan semakin banyak informasi yang bisa diserap oleh siswa .

Jika siswa memanfaatkan fasilitas internet dengan seoptimal mungkin maka mereka akan memperoleh banyak pengetahuan, jika mereka punya banyak pengetahuan maka sikap keberagamaan dapat terbentuk dengan adanya fasilitas yang telah disediakan sekolah yaitu berupa internet.

Sehingga dapat diduga bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan internet dengan sikap keberagamaan.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan preposisi di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara penggunaan internet dengan sikap keberagamaan siswa SMUN 6 Jakarta.

Hi = Ada korelasi positif yang signifikan antara penggunaan internet dengan sikap keberagamaan siswa SMUN 6 Jakarta.


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 6 Jakarta Selatan kepada siswa kelas XI semester ganjil tahun ajaran 2008/2009. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2008. Dalam pemilihan lokasi, peneliti mempunyai beberapa pertimbangan yaitu :

1. Lokasi mudah dijangkau

2. Mendapatkan kemudahan dalam hal perizinan

3. Memungkinkan pengambilan sampel yang representatif kerena sekolahan tersebut memiliki kriteria yang berkaitan dengan judul skirpsi dan salah satu sekolah terkemuka di wilayah Jakarta Selatan.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik korelasional. Metode survei adalah metode penelitian untuk memperoleh fakta yang berkaitan dengan masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung dari berbagai kelompok atau orang. Penelitian ini dilakukan pada sebagian populasi (sampel) ditempuh dengan menyebarkan daftar pernyataan36.

36

Amirin, M. Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo, 2000), h.111.


(37)

Instrumen ini disebarkan pada 50 respoden yang merupakan sampel penelitian. Survei pada umumnya dilakukan untuk mencari informasi yang jelas secara empirik dan akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Jelasnya, penelitian ini untuk mencari informasi tentang; “Hubungan Antara Penggunaan Internet Dengan Sikap Keberagamaan”.

Studi korelasional ini digunakan untuk menemukan atau memperjelas hubungan antara dua variabel yakni; Penggunaan Internet (sebagai variabel X), dan Sikap Keberagamaan (sebagai variabel Y), melalui penggunaan koefisien korelasi.

C. Populasi dan Sampling

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.37 Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang sedang duduk dibangku kelas XI SMAN 6 Jakarta Selatan.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama, sehingga betul-betul mewakili populasi. Telah disebutkan bahwa populasi yang ada sebanyak 319 siswa yang beragama Islam. maka penulis mengambil 50siswa dari jumlah populasi yang akan di jadikan sebagai sampel karena mengingat kemampuan peneliti di lihat dari tenaga, waktu, dan dana serta melihat sempit luasnya wilayah pengamatan dalam setiap subjek hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

Adapun teknik yang di gunakan adalah Proportional Strafitied random sampling, dengan cara mengundi nama-nama siswa yang ada di dalam kelas tersebut sebagai sampel agar hasil jumlahnya dapat di evaluasi secara objektif.

37

Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1992), h. 49.


(38)

Tabel. 1 Pengambilan Sampel

Sampel No Kelas Populasi

Frekuensi %

1 XI IPA - 1 28 5 8.77

2 XI IPA - 2 29 5 9.11

3 XI IPA - 3 28 5 8. 77

4 XI IPA - 4 28 5 8. 77

5 XI IPA - 5 35 5 10.97

6 XI IPS - 1 36 5 11.29

7 XI IPS - 2 31 5 9.78

8 XI IPS - 3 33 5 10.34

9 XI IPS - 4 32 5 10.15

10 XI IPS - 5 39 5 12.21

Jumlah 319 50 100%

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan menjadi obyek penelitian. Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yaitu penggunaan internet sebagai variabel bebas (Independent Variabel)

sedangkan sikap keberagamaan sebagai variabel terikat (Dependent Variabel).

1. Penggunaan Internet (X).

Internet merupakan jaringan dari beberapa komputer yang bisa berkomunikasi satu sama lainnya. Jaringan yang ada di internet merupakan jaringan global yang tersambung diseluruh dunia yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dimanapun berada.


(39)

Tabel. 2

Kisi-kisi Instrumen Variabel Penggunaan Internet

No Indikator (+) () Total

1 Penggunaan internet didalam sekolah 1,2,3,5 4,6,7 7

2 Penggunaan internet diluar sekolah 8,9,10,11

12,13,14,

15 8

3 Penggunaan internet pada jam

pelajaran Agama

16,17,18, 19

20,21,22,

7

4 Penggunaan internet diluar jam

pelajaran Agama

23,24,25,

26,27 28,29,30 8

Jumlah 30 2. Sikap keberagamaan (Y)

Sikap keberagamaan yang di maksud adalah kondisi keimanan dan keyakinan seseorang yang terdalam, terhadap ajaran-ajaran agamanya kemudian direalisasikan dalam setiap sikap dan perilaku hidupnya.

Tabel. 3

Kisi-kisi Instrumen Variabel Sikap Keberagamaan

No Indikator (+) () Total

1 Keterlibatan Ritual (Ritual

Involment) 1,2,3 4,5,6 6

2 Keterlibatan Ideologis

(Ideological Involvement) 7,8,9 10,11,12 6

3 Keterlibatan Intelektual

(Intelectual Involvement) 13,15 14,16,17 5

4 KeterlibatanPengamalan

(Exsperimental Involvement) 18,19,20 21,22,23 6

5 Keterlibatan Konsekuen


(40)

Jumlah 30 E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari perpustakan digunakan sebagai teori yang dijadikan pedoman oleh penulis untuk melakukan penelitian lapangan. Adapun data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dalam menganalisa hasil penelitian berupa "Hubungan Antara Penggunaan Internet Dengan Sikap Keberagamaan" digunakan analisa kuantitatifyaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan data statistik.

Untuk mendapatkan data-data yang berkenaan dengan penelitian ini peneliti menggunakan teknik :

1. Observasi

Seltiz Wrighman dan Cook mendefinisikan observasi sebagai “penelitian, pengubahan, pencatatan, dan pengadaan serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme, sesuai dengan tujuan empiris”. Teknik ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai bentuk konkrit pengaruh dari hasil penggunaan internet terhadap hasil belajar siswa di SMAN 6 Jakarta. 2. Angket

Teknik angket adalah “cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal menandai atau mengisinya dengan mudah dan cepat”. Skala sikap yang digunakan adalah model Likert dengan jumlah pernyataan sebanyak 60 butir dan mempunyai rentangan skor satu sampai lima. Skala sikap tersusun atas pernyataan positif (+) dan negatif (−). Untuk pernyataan positif berjalan dari selalu sampai tidak pernah adalah lima sampai


(41)

dengan satu, sedang untuk pernyataan negatif skor berjalan sebaliknya. Seperti terlihat pada tabel. 4.

Tabel. 4 Skor Pernyataan

PILIHAN POSITIF (+) NEGATIF ()

SS : Sangat Setuju 5 1

S : Setuju 4 2

TT : Tidak Tahu 3 3

TS : Tidak Setuju 2 4

STS : Sangat Tidak Setuju 1 5

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah arsip catatan sejumlah data yang bersifat tulisan seperti catatan atau laporan.

F. Deskriptif Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya data tersebut dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskriptif analisis yang sebelumnya telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumusnya distribusi frekuensi:

Rumus : P = N F

x 100 %

Keterangan:

Ρ = Presentasi

F = Frekuensi

N= Banyaknya Responden

Untuk lebih memudahkan dalam menyimpulkan hasil penelitian dari setiap variabel, maka dari jawaban angket yang berupa angka dideskripsikan dengan kata-kata.


(42)

G. Analisis Data

Menganalisis hubungan antara variabel X dengan variabel Y, digunakan Teknik Analisa Korelasional dengan Product Moment, cara operasional data dilakukan melalui tahap sebagai berikut :38

1. Mencari angka korelasi dengan rumus:

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan: xy

r = Angka indeks korelasi "r" product moment

x

Σ = Jumlah skor dalam sebaran X (penggunaan internet)

y

Σ = Jumlah skor dalam sebaran Y (sikap keberagamaan)

xy

Σ = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

x

Σ = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

y

Σ = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

Ν = Banyaknya subyek (Number of Cases)

2. Memberikan interpretasi terhadap rxy yaitu:

a. Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan dengan indeks korelasi "r" product moment.

b. Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan jalan berjalan berkonsultasi pada tabel nilai "r" product moment. Apabila cara ini akan ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah sebagai berikut :

1). Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (Ho). 2). Menguji kebenaran dari hipotesa yang telah dirumuskan dengan

jalan membandingkan besarnya "r" product moment dengan "r"

38


(43)

yang tercantum dalam tabel (r) pada taraf signifikansi 5% namun terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau Degrees or Freedomnya (df).

Rumusnya : df = N - nr Keterangan :

df : Degree of Freedom (derajat bebas). N : Jumlah subyek penelitian (sampel). nr : Jumlah variabel.

Setelah memberikan interpretasi dengan menggunakan nilai r tabel. Langkah selanjutnya yakni mencari kontribusi yang diberikan variabel X terhadap variabel Y, dalam hal ini penulis mengunakan rumus sebagai berikut :39

KD = r2× 100% Keterangan :

KD : Koofisien Determinasi X terhadap variabel Y.

2

r : Kuadrat dan Indeks korelasi. H. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut : Ho : p=0

Ha : p>0

Keterangan :

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara penggunaan internet dengan sikap keberagamaan.

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara penggunaan internet dengan sikap keberagamaan.

39


(44)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah

1. Sejarah

Pada tahun 1952 di Kebayoran Baru berdirilah suatu Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA) swasta. Pada tanggal 1 Agustus 1952, sekolah ini mendapat status "Negeri" yang kemudian disebut dengan SMA Negeri II ABC. Pada tahun pelajaran 1954/ 1955, SMA ini berganti nama dengan SMA Negeri VI ABC. Kemudian sejalan dengan berubahnya sistem pendidikan, yaitu dengan munculnya SMA Gaya Baru, maka pada tahun pelajaran 1964/ 1965 SMA Negeri VI ABC berganti nama dengan SMA Negeri 6. Kemudian dengan adanya sistem pendidikan yang baru, maka SMA ini berganti nama dengan SMU Negeri 6 Jakarta hingga sekarang.

Sekolah ini berlokasi di Jalan Bulungan. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1969 sampai sekarang, SMU Negeri 6 menempati gedung baru yang berlokasi di Jalan Mahakam I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

2. Visi dan Misi

Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki cita-cita dasar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, tentunya SMUN 6 Jakarta memiliki Visi dan Misi dalam menjalankan aktivitasnya yaitu mendidik, membina serta mengarahkan siswa-siswanya. Adapaun visi dan misi dari SMUN 6 Jakarta adalah sebagai berikut:


(45)

VISI : Unggul Berprestasi Santun Berperilaku MISI : Membimbing siswa untuk

1. Menguasai ilmu pengetahuan, kemampuan analisis, mampu menentukan pilihan dan gemar belajar.

2. Memiliki akhlak mulia (moral, religius) dan sopan santun. 3. Memiliki daya kreatif, rajin, suka bekerja keras dan tahan uji 4. Memiliki toleransi terhadap perbedaan dalam persatuan Indonesia

yang demokratis dan pluralistik.

5. Memiliki ketrampilan yang bermanfaat dalam mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestarian lingkungan.

B. Deskriptif Data

Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing dan scoring, maka langkah berikutnya adalah menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus presentase. Berikut ini peneliti akan sajikan hasil angket berdasarkan prosentase jawaban.

Data yang diperoleh dari angket kemudian ditabulasikan dan selanjutnya diubah dalam bentuk prosentase. Untuk memudahkan menganalisa data hasil penelitian tersebut, maka setiap item soal dibuat melalui suatu tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis sehingga dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang diteliti. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:

% 100

× = Ρ

N F

Keterangan :

P = Prosentase F = Frekuensi


(46)

1. Deskriptif Data Variabel X (Penggunaan Internet) Tabel. 5

Keberadaan internet disekolah

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 18 36

Setuju 26 52

Tidak Tahu 2 4

Tidak Setuju 2 4

1

Sangat Tidak Setuju 2 4

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 18 orang (36 %) menyatakan sangat setuju, 26 orang (52 %) menyatakan setuju, 2 orang (4 %) menyatakan tidak tahu, 2 orang (4 %) menyatakan tidak setuju, 2 orang (4 %) menyatakan sangat tidak setuju, keberadaan internet disekolah.

Tabel. 6

Fasilitas yang ada disekolah harus dimanfaatkan

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 30 60

Setuju 20 40

Tidak Tahu 0 0

Tidak Setuju 0 0

2

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 30 orang (60 %) menyatakan sangat setuju, 20 orang (40 %) menyatakan setuju, 0 orang (0 %) menyatakan tidak tahu, 0 orang (0 %) menyatakan tidak setuju, 0 orang (0 %) menyatakan sangat tidak setuju, fasilitas yang ada disekolah harus dimanfaatkan.


(47)

Tabel. 7

Penggunaan internet pada saat ini sangat dibutuhkan oleh sekolah

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 33 66

Setuju 16 32

Tidak Tahu 1 2

Tidak Setuju 0 0

3

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 33 orang (66 %) menyatakan sangat setuju, 16 orang (32 %) menyatakan setuju, 1 orang (2 %) menyatakan tidak tahu, 0 orang (0 %) menyatakan tidak setuju, 0 orang (0 %) menyatakan sangat tidak setuju, Penggunaan internet pada saat ini sangat dibutuhkan oleh sekolah.

Tabel. 8

Guru agama tidak berhak melarang, jika siswa mengakses internet didalam sekolah

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 14 28

Setuju 21 42

Tidak Tahu 9 18

Tidak Setuju 4 8

4

Sangat Tidak Setuju 2 4

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 2 orang (4 %) menyatakan sangat setuju, 4 orang (8 %) menyatakan setuju, 9 orang (18 %) menyatakan tidak tahu, 21 orang (42 %) menyatakan tidak setuju, 14 orang (28 %) menyatakan sangat tidak setuju. Guru agama tidak berhak melarang, jika siswa mengakses internet didalam sekolah.


(48)

Tabel. 9

Browsing mencari situs keberagaaman disekolah

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 0 0

Setuju 17 34

Tidak Tahu 17 34

Tidak Setuju 12 24

5

Sangat Tidak Setuju 4 8

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 0 orang (0 %) menyatakan sangat setuju, 17 orang (34 %) menyatakan setuju, 17 orang (34 %) menyatakan tidak tahu, 12 orang (24 %) menyatakan tidak setuju, 4 orang (8 %) menyatakan sangat tidak setuju, browsing mencari situs keberagamaan disekolah.

Tabel. 10

Siswa bebas menggunakan internet

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 11 22

Setuju 15 30

Tidak Tahu 6 12

Tidak Setuju 17 34

6

Sangat Tidak Setuju 1 2

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 11 orang (22 %) menyatakan sangat setuju, 15 orang (30 %) menyatakan setuju, 6 orang (12 %) menyatakan tidak tahu, 17 orang (34 %) menyatakan tidak setuju, 1 orang (2 %) menyatakan sangat tidak setuju, siswa bebas menggunakan internet.


(49)

Tabel. 11

Karena kurang optimal, internet disekolah tidak digunakan

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 5 10

Setuju 18 36

Tidak Tahu 7 14

Tidak Setuju 15 30

7

Sangat Tidak Setuju 5 10

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 5 orang (10 %) menyatakan sangat setuju, 18 orang (36 %) menyatakan setuju, 7 orang (14 %) menyatakan tidak tahu, 15 orang (30 %) menyatakan tidak setuju, 5 orang (10 %) menyatakan sangat tidak setuju, karena kurang optimal internet disekolah tidak digunakan.

Tabel. 12

Sering mengakses internet diluar waktu sekolah

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 18 36

Setuju 26 52

Tidak Tahu 4 8

Tidak Setuju 1 2

8

Sangat Tidak Setuju 1 2

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 18 orang (36 %) menyatakan sangat setuju, 26 orang (52 %) menyatakan setuju, 4 orang (8 %) menyatakan tidak tahu, 1 orang (2 %) menyatakan tidak setuju, 1 orang (2 %) menyatakan sangat tidak setuju, sering mengakses internet diluar waktu sekolah.


(50)

Tabel. 13

Menyempatkan diri untuk mengakses internet dalam seminggu

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 17 34

Setuju 25 50

Tidak Tahu 3 6

Tidak Setuju 5 10

9

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 17 orang (34 %) menyatakan sangat setuju, 25 orang (50 %) menyatakan setuju, 3 orang (6 %) menyatakan tidak tahu, 5 orang (10 %) menyatakan tidak setuju, 0 orang (0 %) menyatakan sangat tidak setuju, menyempatkan diri untuk mengakses internet dalam seminggu.

Tabel. 14

Orang tua membolehkan untuk mengakses internet

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 2

Setuju 3 6

Tidak Tahu 2 4

Tidak Setuju 23 46

10

Sangat Tidak Setuju 21 42

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 1 orang (2 %) menyatakan sangat setuju, 3 orang (6 %) menyatakan setuju, 2 orang (4 %) menyatakan tidak tahu, 23 orang (46 %) menyatakan tidak setuju, 21 orang (42 %) menyatakan sangat tidak setuju, orang tua membolehkan untuk mengakses internet.


(51)

Tabel. 15

Chatting/mengirim email pada situs yang berkaitan dengan agama

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 2

Setuju 10 20

Tidak Tahu 9 18

Tidak Setuju 25 50

11

Sangat Tidak Setuju 5 10

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 1 orang (2 %) menyatakan sangat setuju, 10 orang (20 %) menyatakan setuju, 9 orang (18 %) menyatakan tidak tahu, 25 orang (50 %) menyatakan tidak setuju, 5 orang (10 %) menyatakan sangat tidak setuju, chatting/mengirim email pada situs yang berkaitan tentang agama.

Tabel. 16

Malas untuk browsing pada situs keagamaan

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 2 4

Setuju 15 30

Tidak Tahu 11 22

Tidak Setuju 15 30

12

Sangat Tidak Setuju 7 14

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 2 orang (4 %) menyatakan sangat setuju, 15 orang (30 %) menyatakan setuju, 11 orang (22 %) menyatakan tidak tahu, 15 orang (30 %) menyatakan tidak setuju, 7 orang (14 %) menyatakan sangat tidak setuju, malas untuk browsing pada situs keagamaan.


(52)

Tabel. 17

Enggan mengakses internet jika diluar sekolah

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 0 0

Setuju 5 10

Tidak Tahu 6 12

Tidak Setuju 25 50

13

Sangat Tidak Setuju 14 28

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 0 orang (0 %) menyatakan sangat setuju, 5 orang (10 %) menyatakan setuju, 6 orang (12 %) menyatakan tidak tahu, 25 orang (50 %) menyatakan tidak setuju, 14 orang (28 %) menyatakan sangat tidak setuju, enggan mengakses internet jika diluar sekolah.

Tabel. 18

Lebih baik mencari situs keagamaan dirumah dari pada disekolah

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 2 4

Setuju 19 38

Tidak Tahu 9 18

Tidak Setuju 15 30

14

Sangat Tidak Setuju 5 10

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 2 orang (4 %) menyatakan sangat setuju, 19 orang (38 %) menyatakan setuju, 9 orang (18 %) menyatakan tidak tahu, 15 orang (30 %) menyatakan tidak setuju, 5 orang (10 %) menyatakan sangat tidak setuju, lebih baik mencari situs keagamaan dirumah dari pada disekolah.


(53)

Tabel. 19

Tidak ingat waktu jika mencari situs keagamaan dirumah

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 2

Setuju 6 12

Tidak Tahu 19 38

Tidak Setuju 17 34

15

Sangat Tidak Setuju 7 14

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 1 orang (2 %) menyatakan sangat setuju, 6 orang (12 %) menyatakan setuju, 19 orang (38 %) menyatakan tidak tahu, 17 orang (34 %) menyatakan tidak setuju, 7 orang (14 %) menyatakan sangat tidak setuju, tidak ingat waktu jika mencari situs keagamaan dirumah.

Tabel. 20

Guru agama menugaskan mencari bahan ajar melalui internet

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 21 42

Setuju 19 38

Tidak Tahu 4 8

Tidak Setuju 5 10

16

Sangat Tidak Setuju 1 2

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 21 orang (42 %) menyatakan sangat setuju, 19 orang (38 %) menyatakan setuju, 4 orang (8 %) menyatakan tidak tahu, 5 orang (10 %) menyatakan tidak setuju, 1 orang (2 %) menyatakan sangat tidak setuju, Guru agama menugaskan mencari bahan ajar melalui internet.


(54)

Tabel. 21

Guru membolehkan siswa untuk mengakses internet

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 7 14

Setuju 8 16

Tidak Tahu 12 22

Tidak Setuju 17 34

17

Sangat Tidak Setuju 6 12

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 7 orang (14 %) menyatakan sangat setuju, 8 orang (16 %) menyatakan setuju, 12 orang (22 %) menyatakan tidak tahu, 17 orang (34 %) menyatakan tidak setuju, 6 orang (12 %) menyatakan sangat tidak setuju, guru membolehkan siswa untuk mengakses internet.

Tabel. 22

Guru agama bersama siswa mengakses internet untuk mencari informasi

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 10 20

Setuju 13 26

Tidak Tahu 12 24

Tidak Setuju 14 28

18

Sangat Tidak Setuju 1 2

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 10 orang (20 %) menyatakan sangat setuju, 13 orang (26 %) menyatakan setuju, 12 orang (24 %) menyatakan tidak tahu, 14 orang (28 %) menyatakan tidak setuju, 1 orang (2 %) menyatakan sangat tidak setuju, guru agama bersama siswa mengakses internet untuk mencari informasi.


(55)

Tabel. 23

Mencari bahan ajar atau tugas melalui situs google

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 6 12

Setuju 20 40

Tidak Tahu 9 18

Tidak Setuju 12 24

19

Sangat Tidak Setuju 3 6

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 6 orang (12 %) menyatakan sangat setuju, 20 orang (40 %) menyatakan setuju, 9 orang (18 %) menyatakan tidak tahu, 9 orang (18 %) menyatakan tidak setuju, 12 orang (24 %) menyatakan sangat tidak setuju, Mencari bahan ajar atau tugas melalui situs google.

Tabel. 24

Lebih baik mengakses internet dari pada mengikuti pelajaran agama

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 5 10

Setuju 7 14

Tidak Tahu 6 12

Tidak Setuju 26 52

20

Sangat Tidak Setuju 4 12

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 30 orang (60 %) menyatakan sangat setuju, 20 orang (40 %) menyatakan setuju, 0 orang (0 %) menyatakan tidak tahu, 0 orang (0 %) menyatakan tidak setuju, 0 orang (0 %) menyatakan sangat tidak setuju, lebih baik mengakses internet dari pada mengikuti pelajaran agama.


(56)

Tabel. 25

Banyaknya situs keagamaan yang ada diinternet

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 8 16

Setuju 14 28

Tidak Tahu 10 20

Tidak Setuju 16 32

21

Sangat Tidak Setuju 2 4

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 8 orang (16 %) menyatakan sangat setuju, 14 orang (28 %) menyatakan setuju, 10 orang (20 %) menyatakan tidak tahu, 16 orang (32 %) menyatakan tidak setuju, 2 orang (4 %) menyatakan sangat tidak setuju, banyaknya situs keagamaan yang ada diinternet.

Tabel. 26

Merasa ragu saat membuka situs keagamaan yang tidak saya ketahui

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 4 8

Setuju 23 46

Tidak Tahu 12 24

Tidak Setuju 8 16

22

Sangat Tidak Setuju 3 6

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 4 orang (8 %) menyatakan sangat setuju, 23 orang (46 %) menyatakan setuju, 12 orang (24 %) menyatakan tidak tahu, 8 orang (16 %) menyatakan tidak setuju, 3 orang (6 %) menyatakan sangat tidak setuju, Merasa ragu saat membuka situs keagamaan yang tidak saya ketahui.


(57)

Tabel. 27

Guru agama memberitahukan kepada siswanya, ada situs yang menyesatkan

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 7 14

Setuju 12 24

Tidak Tahu 15 30

Tidak Setuju 12 24

23

Sangat Tidak Setuju 4 8

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 7 orang (14 %) menyatakan sangat setuju, 12 orang (24 %) menyatakan setuju, 15 orang (30 %) menyatakan tidak tahu, 12 orang (24 %) menyatakan tidak setuju, 4 orang (8 %) menyatakan sangat tidak setuju, guru agama memberitahukan kepada siswanya, ada situs yang menyesatkan.

Tabel. 28

Google membantu saya untuk mendapatkan bahan pelajaran agama

No Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 20 40

Setuju 25 50

Tidak Tahu 3 6

Tidak Setuju 2 4

24

Sangat Tidak Setuju 0 0

Jumlah 50 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 20 orang (40 %) menyatakan sangat setuju, 25 orang (40 %) menyatakan setuju, 3 orang (6 %) menyatakan tidak tahu, 2 orang (4 %) menyatakan tidak setuju, 0 orang (0 %) menyatakan sangat tidak setuju, google membantu saya untuk mendapatkan bahan pelajaran agama.


(1)

Lampiran. 3

Score Angket Penggunaan Internet

Skala sikap

Score

Kategori

50 x 5

250

Sangat tinggi

50 x 4

200

Tinggi

50 x 3

150

Sedang

50 x 2

100

Rendah

50 x 1

50

Sangat rendah

Rentang score

Rentang

Kategori

201 - 250

Sangat tinggi

151 - 200

Tinggi

101 - 150

Sedang

51 - 100

Rendah


(2)

Angket Pernyataan Variabel (Y)

(Sikap Keberagamaan)


(3)

Lampiran. 5

Variabel Y (sikap keberagamaan)

Rentangan nilai variabel Y: 103 – 137

103

116

122

128

133

109

118

122

128

133

109

118

123

128

133

110

119

123

129

133

111

120

124

129

134

112

120

125

130

135

112

120

125

130

135

113

121

126

132

135

113

121

126

132

136

114

121

127

133

137

Jangkauan

= 137 – 103

= 34

Banyak interval kelas = 1 + 3.3 log

n

= 1 + 3.3 log 50

= 1 + 3.3 (1.699)

= 6.6066

= 7 (dibulatkan)

Banyak interval kelas =

s

Banyakkela

Jangkauan

=

066

6

.

6

34

=

5.147


(4)

Interval

X

i

f

i

f

i

.

X

i

X

X

i 2

X

X

i 2

.

.

X

X

f

i

103-109

106

4

424

-15.26

232.87

931.47

110-116

113

9

1017

-8.26

68.22

614.04

117-123

120

16

1920

-1.26

1.59

25.40

124-130

127

16

2032

5.74

32.94

527.16

131-137

134

5

670

12.74

162.30

811.53

Jumlah

50

6063

2909.60

Rata-rata (

X

)

=

i i i

f

X

f

.

=

50

6063

= 121.26

Simpangan baku (

S

x

) =

i i i

f

X

X

f

2

=

50

60

.

2909

= 7.62

Varians

=

( )

S

x 2

=

(

7

.

62

)

2

= 58.06


(5)

Lampiran. 6

Score Angket Sikap Keberagamaan

Skala sikap

Score

Kategori

50 x 5

250

Sangat tinggi

50 x 4

200

Tinggi

50 x 3

150

Sedang

50 x 2

100

Rendah

50 x 1

50

Sangat rendah

Rentang score

Rentang

Kategori

201 - 250

Sangat tinggi

151 - 200

Tinggi

101 - 150

Sedang


(6)

N I L A I - N I L A I r P R O D U C T M O M E N T

N Taraf Signif

N Taraf Signif

N Taraf Signif

5% 1%

5% 1%

5% 1%

3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317 29 0,367 0,470 70 0,235 0,306 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 75 0,277 0,296 7 0,754 0,874

8 0,707 0,834 31 0,355 0,456 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270 34 0,339 0,436 95 0,202 0,263 11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 100 0,195 0,256 12 0,576 0,708

13 0,553 0,684 36 0,329 0,424 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194 39 0,316 0,408 200 0,138 0,181 16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 300 0,113 0,148 17 0,482 0,606

18 0,468 0,590 41 0,308 0,398 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0, 088 0,115 20 0,444 0,561 43 0,301 0,389

44 0,297 0,384 600 0,080 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537

23 0,413 0,526 46 0,291 0,376 800 0,70 0,091 24 0,404 0,515 47 0,288 0,372 900 0,65 0,086 25 0,396 0,505 48 0,284 0,368

49 0,281 0,364 1000 0,62 0,081 50 0,279 0,361