4. Teknologi belum dikuasaibelum cukup banyak, pada pengolahan buah asam gelugur masih sederhana masih dilakukan secara manual.
5. Mutu dan biaya pengolahan belum mampu bersaing, ini berkaitan dengan hasil pengolahan gelugur masih bermutu rendah.
6. Modal investasi untuk pengolahan masih rendah.
Prospek pengembangan pengolahan agroindustri ditentukan oleh berbagai faktor terutama jumlah bahan baku yang tersedia dalam jumlah yang
besar, mutu bahan baku cukup baik dan harga yang cukup bersaing. Selain itu harus ada potensi pasar besar di dunia, hal ini diukur dari berbagai variabel
terutama kebutuhan dunia, keadaan barang substitusi dan prospek harga. Khusus pada produksi asam gelugur yang sudah diolah dikeringkan masih mempunyai
prospek pengembangan pengolahan. Kebutuhan dunia akan produk asam gelugur yang sudah diolah makin lama makin banyak karena teknologi makin
berkembang Soewono, L.2005.
2.3. Kerangka Pemikiran
Buah asam gelugur yang diproduksi petani dijual ke pengolah asam gelugur. Di pengolahan, buah di potong atau dibelah, kemudian dijemur beberapa
hari, setelah kering maka dikumpul atau digonikan untuk dijual. Dalam pengolahan ini diberikan garam untuk menekan pertumbuhan jamur pada asam
potong. Untuk menghitung nilai tambah maka nilai out put asam potong dikurangi dengan biaya produksi, tidak termasuk tenaga kerja dalam pengolahan.
Selanjutnya untuk menghitung margin maka biaya tenaga kerja diperhitungkan,
Universitas Sumatera Utara
baik tenaga kerja dalam keluarga TKDK maupun tenaga kerja luar keluarga TKLK. Biaya produksi itu terdiri dari pembelian bahan baku, bahan penunjang,
penyusutan alat dan pemeliharaan alat-alat. Data nilai bahan baku didasarkan atas harga pembelian buah asam
gelugur, nilai tenaga kerja menurut tingkat upah tenaga kerja yang berlaku di pengolahan. Data nilai produk pengolahan atau penerimaan didasarkan atas harga
jual, merupakan jumlah hasil asam potong yang sudah kering dikalikan harga jual yang berlaku.
Secara singkat kerangka pikiran tersebut dapat digambarkan seperti yang tercantum pada Gambar 1 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Skema Kerangka Pikiran
Petani asam gelugur
Pengolah buah asam gelugur
Biaya Tenaga Kerja Pemotongan
buah gelugur
Pengeringan
Penerimaan Penjualan
NILAI TAMBAH Biaya Produksi
MARGIN
Keterangan Menyatakan hubungan
KEUNTUNGAN
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian, tujuan penelitian yang telah dirumuskan dan tinjauan pustaka maka dapat dirumuskan hipotesi penelitian sebagai berikut:
1. Proses pengolahan buah asam gelugur yang dilakukan di daerah penelitian
adalah masih sederhana. 2.
Biaya produksi pengolahan yang terbesar dalam pengolahan adalah pembelian bahan baku atau buah asam gelugur.
3. Nilai tambah dalam pengolahan asam gelugur ini adalah 50 dari nilai
biaya produksi, sedangkan besarnya margin adalah 20 nilai biaya produksi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu di daerah Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.
Daerah ini sebagai satu-satunya tempat pengolahan buah asam gelugur di Kabupaten Deli Serdang.
3.2. Metode Penetuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha yang mengolah buah asam gelugur. Jumlah pengolah buah asam gelugur ini adalah 7 orang, dengan
menggunakan metode sensus.. Setiap pengusaha ini menerima atau membeli buah asam gelugur dari luar Kecamatan Deli Tua, karena Deli Tua adalah merupakan
ibukota kecamatan dan di daerah itu tidak ada ditanam asam gelugur.
3.3. Metode Pengumpulan Data