terhadap suatu produk yang dihasilkan produsen. Semakin tinggi tingkat kepuasan maka semakin tinggi harga yang dapat ditawarkan produsen, semakin rendah
tingkat kepuasan maka semakin rendah harga yang ditawarkan konsumen Suparno, 1992.
2.2. Landasan Teori
Suatu usaha merupakan suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan yang di dalamnya menggunakan masukan input untuk mendapatkan hasil atau return
output pada masa selanjutnya. Sebelum melaksanakan suatu usaha, tentunya perlu dilakukan suatu analisis. Analisis ini adalah suatu penilaian untuk
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian suatu usaha Khotimah, dkk., 2002.
Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan nilai tambah,
Nilai tambah merupakan nilai produk barang sesudah diolah dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam
pengolahan. Petani dengan segala keterbatasan yang dimiliki kurang memperhatikan aspek pengolahan hasil. Kebanyakan petani yang langsung
menjual hasil pertaniannya karena ingin mendapat uang kontan yang cepat. Karena itu penanganan pasca panen tidak diperhatikan sehingga tidak ada
diperoleh nilai tambah oleh petani, bahkan nilai hasil pertanian itu sendiri menjadi rendah.
Universitas Sumatera Utara
b. Kualitas hasil,
Salah satu tujuan pengolahan hasil pertanian adalah untuk meningkatkan kualitas. Kualitas atau mutu yang baik meningkatkan nilai barang pertanian
menjadi lebih tinggi. Kualitas barang rendah sudah pasti menyebabkan nilai hasil pertanian yang rendah.
c. Meningkatkan ketrampilan.
Ketrampilan dalam mengolah hasil pertanian akan meningkatkan keterampilan petani secara kumulatif sehingga pada akhirnya akan memperoleh
penerimaan usahatani makin besar pula. d.
Meningkatkan pendapatan, Konsekuensi logis dari olahan yang lebih baik akan menyebabkan total
penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan maka sebaiknya prtani mengolah sendiri hasil pertaniannya untuk memperoleh kualitas hasil yang
lebih baik. Dengan demikian harga yang lebih tinggi sehingga pendapatan makin yang diterima makin tinggi. Dengan kata lain nilai tambah merupakan nilai jasa
terhadap faktor produksi tetap, tenaga kerja, dan keterampilan manajemen pengolahan Suryana, A. 1990.
Pengertian nilai tambah value added adalah pertambahan nilai suatu produk atau komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan
ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat didefinisisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai
bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja. Sedangkan marjin adalah selisih antara nilai produk dengan harga bahan bakunya saja. Dalam marjin
Universitas Sumatera Utara
ini tercakup komponen faktor produksi yang digunakan dan balas jasa pengusaha pengolahn Hayami et al, 1987.
Berdasarkan pengertian sebelumnya, perubahan nilai bahan baku yang telah mengalami perlakuan pengolahan besar nilainya dapat diperkirakan. Dengan
demikian, atas dasar nilai tambah yang diperoleh, marjin dapat dihitung dan selanjutnya imbalan bagi faktor produksi dapat diketahui. Data nilai produk
didasarkan atas harga jual, merupakan hasil penjualan dibagi dengan total voluma penjualan. Harga bahan baku diperoleh dari total biaya bahan baku. Nilai tambah
dan balas jasa faktor produksi dibagi dengan total bahan baku yang digunakan. Upah tenaga kerja didapat dari upah yang berlaku per tahun. Faktor produksi
lainnya berupa input-input lain: penyusutan, bahan baku, bahan penunjang dan lain-lain dihitung atas dasar besar pemakaiannya. Dari hasil pengolahan kripik
singkong diperoleh nilai tambah sebesar 66 dan margin sebesar 14 Utje Usman Slamet, 2005.
Antara proses nilai tambah dengan agroindustri ada persamaan dan perbedaan, persamaannya adalah sama-sama pengolahan. Perbedaannya adalah
pengolahan pada analisis nilai tambah adalah hanya untuk pengolahan hasil, sedang pada agroindustri adalah pengolahan hasil dan pengolahan input
pertanian. Dalam agribisnis kegiatan yang bertambah salah satu adalah agroindustri yaitu sebagian pengadaan input produksi dan kegiatan pengolahan
hasil pertanian. Tujuan pengolahan hasil agroindustri antara lain adalah: 1.
Mengawetkan preserving bagi hasil pertanian yang mudah busuk perishable termasuk buah asam gelugur.
Universitas Sumatera Utara
2. Merobah bentuk, seperti buah asam gelugur menjadi kepingan-kepingan
kering. 3.
Membersihkan, mengurangi kadar air dalam buah asam gelugur. Keuntungan pengolahan processing hasil-hasil pertanian antara lain:
1. Barang tahan lama.
2. Supplai barang menjadi lebih elastis, kontinue, dapat disesuaikan dengan
permintaan pasar. 3.
Dapat memperluas pasar, di seluruh dunia dapat menjadi pasarnya. 4.
Dapat diciptakan barang-barang turunan Mangunwidjaya,D. dan Sailah,I. 2009. misalnya asam gelugur dapat menjadi lem pada industri, menjadi
bahan pencuci alat-alat berat, dapat menjadi minuman kaleng seperti krateingdieng
Pembangunan industri pengolahan tidak mudah karena banyak syarat- syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Pengadaan bahan baku, sentra produksi terpencar-pencar sehingga biaya pengumpulan bahan baku menjadi mahal.
2. Mutu bahan baku tidak seragam, buah asam gelugur yang akan diolah ada yang masih mentah, ada yang tua, ada yang sudah masak, ada yang
pecah. 3. Bahan baku tidak mencukupi untuk mengoperasikan pabrik sepanjang
tahun, buah asam gelugur tidak kontinue sepanjang musim, hal ini menyebabkan pengolah menganggur beberapa saat dan ini mengurangi
efisiensi ekonomi dan daya saing.
Universitas Sumatera Utara
4. Teknologi belum dikuasaibelum cukup banyak, pada pengolahan buah asam gelugur masih sederhana masih dilakukan secara manual.
5. Mutu dan biaya pengolahan belum mampu bersaing, ini berkaitan dengan hasil pengolahan gelugur masih bermutu rendah.
6. Modal investasi untuk pengolahan masih rendah.
Prospek pengembangan pengolahan agroindustri ditentukan oleh berbagai faktor terutama jumlah bahan baku yang tersedia dalam jumlah yang
besar, mutu bahan baku cukup baik dan harga yang cukup bersaing. Selain itu harus ada potensi pasar besar di dunia, hal ini diukur dari berbagai variabel
terutama kebutuhan dunia, keadaan barang substitusi dan prospek harga. Khusus pada produksi asam gelugur yang sudah diolah dikeringkan masih mempunyai
prospek pengembangan pengolahan. Kebutuhan dunia akan produk asam gelugur yang sudah diolah makin lama makin banyak karena teknologi makin
berkembang Soewono, L.2005.
2.3. Kerangka Pemikiran