BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu di daerah Kelurahan Deli Tua Timur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.
Daerah ini sebagai satu-satunya tempat pengolahan buah asam gelugur di Kabupaten Deli Serdang.
3.2. Metode Penetuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha yang mengolah buah asam gelugur. Jumlah pengolah buah asam gelugur ini adalah 7 orang, dengan
menggunakan metode sensus.. Setiap pengusaha ini menerima atau membeli buah asam gelugur dari luar Kecamatan Deli Tua, karena Deli Tua adalah merupakan
ibukota kecamatan dan di daerah itu tidak ada ditanam asam gelugur.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari sampel pengolah asam gelugur dengan
cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Juga data primer ini diperoleh dengan observasi langsung kepada
pengolah asam gelugur. Data sekunder diperoleh dari instansi seperti Dinas Pertanian Kabupaten
Deli Serdang, Kantor Kecamatan Deli Tua dan Kantor Kelurahan. Karena
Universitas Sumatera Utara
tanaman asam gelugur termasuk pengolahannya masih berum tersebar dan belum populer maka memperoleh data sekunder ini termasuk sulit.
3.4. Metode Analisis Data
Metode analisis data dan pengujian hipotesis secara umum adalah dengan diskriptif dan perhitungan biasa.
Untuk hipotesis 1 digunakan analisisis deskriftif yaitu menjelaskan dari awal
pengolahan buah asam glugur sampai menjadi asam potong.
Untuk hipotesis 2 digunakan analisis deskriftif yaitu mengetahui komposisi biaya
produksi pengolahan yang dikeluarkan oleh pengolah mulai dari diolah sampai di pasarkan.
Untuk hipotesis 3 dalam ini ada dua hal yang diuji yaitu nilai tambah dan margin.
Mula-mula dicari Nilai Tambah dengan rumus:
NT = NP – NBB + NBP
Keterangan : NT
= nilai Tambah NP
= nilai produksi hasil olahan Rpkg NBB = nilai bahan baku Rpkg
NBP = nilai bahan pembantu Rpkg
Bila
NBP NBB
NT +
50 maka terima H
1
tolak H .
Bila
NBP NBB
NT +
≤
50 maka terima H tolak H
1
.
Universitas Sumatera Utara
Mencari margin MG:
MG = NT – Biaya Tenaga kerja BTK
Bila
BTK NBP
NBB MG
+ +
≤ 20 maka terima H tolak H
1
.
Bila
BTK NBP
NBB MG
+ +
20 maka terima H
1
tolak H .
Keterangan : MG = margin
NT = nlai tambah
BTK = biaya tenaga kerja. Utje Usman Slamet, 2005
3.5. Definisi dan Batasan Opersional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelititian ini maka peneliti membuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1. Definisi
1. Pengolah asam gelugur adalah orang yang mengusahakan pemotongan dan
pengeringan atau penjemuran asam gelugur. 2.
Nilai tambah value added adalah nilai tambah yang disebabkan proses pengolahan dengan tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja, dihitung
dalam satuan rupiah per kg asam potong kering. 3.
Margin adalah nilai tambah dalam pengolahan dikurangi dengan biaya tenaga kerja, dihitung dalam satuan rupiah per kg asam kering .
Universitas Sumatera Utara
4. Biaya pengolahan adalah biaya yang dikorbankan dalam proses
pengolahan buah asam gelugur, dihitung dalam satuan rupiah per kg asam potong kering.
5. Biaya pengolahan adalah biaya untuk dikeluarkan untuk pengadaan bahan
baku dan bahan pembantu dan biaya-biaya lainnya, dihitung dalam rupiah per unit.
6. Bahan baku dalam pengolahan adalah buah asam gelugur, dihitung dalam
kg. 7.
Bahan pembantu adalah bahanmateri yang dibutuhkan dalam pengolahan. 8.
Biaya-biaya lain adalah biaya transportasi, biaya penyusutan, biaya perawatan alat-alat dalam pengolahan asam gelugur, dihitung dalam
rupiah per kg asam potong kering. 9.
Penerimaan adalah jumlah kg hasil olahan asam potong kering dikalikan dengan harga jual asam poton kering.
3.5.2. Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Kelurahan Deli Tua Timur, Kecamatan Deli Tua,
Kabupaten Deli Serdang. 2.
Sampel dalam penelitian ini adalah pengolah asam gelugur. 3.
Penelitian dilaksanakan pada September 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1. Luas, Kondisi Geografis dan Penduduk
Daerah penelitian adalah Kecamatan Deli Tua di Kelurahan Deli Tua Timur. Kecamatan Deli Tua terdiri dari 3 Kelurahan: yaitu Deli Tua Barat,
Kelurahan Deli Tua Timur, Kelurahan Deli Tua, Desa Mekar Sari, dan 3 Desa yakni: Desa Mekar Durian dan Desa Suka Makmur.
Batas-batas Kelurahan Deli Tua Timur adalah: - Sebelah Utara dengan desa Kedai Durian
- Sebelah Selatan dengan Kecamatan Medan Johor - Sebelah Timur dengan Kecamatan Medan Johor
- Sebelah Barat dengan Kelurahan Deli Tua Barat. Luas Kelurahan Deli Tua Timur adalah 1,775 km
2
dengan jumlah penduduknya pada tahun 2008 adalah 7.727 jiwa atau 1.634 KK, jumlah
penduduk laki-laki adalah 3.860 jiwa dan penduduk wanita adalah 3.867 jiwa.
Tabel 1. Mata Pencarian Penduduk No
Jenis Mata Pencaharian Jumlah orang
Persentase
1 Bertani
123 2
2 Berdagang
853 18
3 PNS, Militer, Polisi
495 11
4 Buruh Karyawan
2610 57
5 Lain-lain
540 12
Jumlah 4621
100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Universitas Sumatera Utara
Jumlah mata pencaharian yang paling banyak adalah buruhkaryawan sebanyak 2610 orang atau 57 . Dan paling rendah adalah yang bermata
pencaharian bertani sebanyak 123 orang atau 2 .
Tabel 2. Persentase Agama Penduduk No
Agama Persentase
1 Islam
52,3 2
Kristen 42,2
3 BuddhaHindu
5,5 Jumlah
100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Dari Tabel 2 Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam yakni 52,3 .
Tabel 3. Persentase Suku Penduduk No
Suku Persentase
1 Jawa
55 2
Melayu 7
3 Batak Karo
9 4
Simalungun 2
5 Batak Toba
13 6
Suku lainnya 14
Jumlah 100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Paling banyak penduduk menurut suku adalah suku Jawa yakni 55 dari seluruh penduduk.
Tabel 4. Persentase Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur No
Umur tahun Persentase
1 0-9
17 2
10-19 20
3 20-29
20 4
30-39 16
5 40-49
12 6
50- 60 15
Jumlah 100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Jumlah penduduk yang paling besar terdapat pada kelompok umur 10-29 tahun yang berjumlah 40.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk No
Tingkat Pendidikan Persentase
1 Tidak tamat SD
2 2
Tamat SD 31
3 Tamat SMP
34 4
Tamat SMA 23
5 AkademisSederajat
10 Jumlah
100
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Paling banyak penduduk menurut tingkat pendidikan adalah tamat SLTP yakni sebanyak 34.
4.1.2.Fasilitas Kelurahan
Tabel 6. Fasilitas Di Keluruhan Deli Tua Timur No
Fasilitas Jumlah buah orang
1 Rumah Sakit
4 2
BPU 3
3 Posyandu
4 Dokter
3 Bidan
3 Mantri
3 4
Tempat Ibadah a.
Mesjid b.
Mushola c.
Gereja 2
2 5
5 Industri kecil
15 6
Kerajinan 15
7 Pedagang besar
44 8
Pedagang kecil 194
9 Rumah makan minum
87 Jumlah
384
Sumber: Kelurahan Delitua Timur Tahun 2009
Universitas Sumatera Utara
4.2. Karakteristik Sampel
Sampel pengolah buah asam gelugur dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, dan karakteristik setiap sampel tercantum pada Lampiran 1. Rata-rata
umur, pengalaman kerja, jumlah anak umur 10 tahun dan umur 10 tahun adalah seperti Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Sampel Pengolah Buah Asam Gelugur No Uraian
Rata-rata Rentang
1 Umur, tahun
44 39-49
2 Pendidikan
SMP=2, SMA=3, S-1=2
-- 3
Pengalaman, tahun 4
2-6 4
Pekerjaan lain dagang =6,
tani=1 --
5 Anak berumur di bawah 10Tahun,
orang 1
0-3 6
Anak Berumur di atas 10 Tahun, orang 2
0-4 7
Family Menumpang, Orang 1
0-2 Sumber : Hasil Olahan Lampiran 1.
Rata-rata umur sampel adalah 44 tahun, paling muda berumur 39 tahun dan paling tua berumur 49 tahun. Pengalaman sampel dalam pengolahan buah
asam gerlugur adalah 4 tahun, paling lama adalah 6 tahun dan paling rendah adalah 2 tahun. Rata-rata jumlah anak yang berumur di bawah 10 tahun adalah 1
orang dengan rentang 0-3 orang. Rata-rata jumlah anak yang berumur di atas 10 tahun adalah 2 orang dengan rentang 0-4 orang per keluarga. Selain anak kandung
maka ada family menumpang pada 3 keluarga sampel. Tenaga kerja family ini sebagian menjadi sumber tenaga kerja dalam keluarga pada pengolahan buah
asam gelugur. Pendidikan formal sampel adalah tamat S-1 sebanyak 2 orang, tamat SMA
sebanyak 3 orang dan tamat SMP sebanyak 1 orang. Selain mengolah buah asam
Universitas Sumatera Utara
gelugur maka sampel mempunyai pekerjaan lain yaitu berdagang sebanyak 6 orang dan berladang sebanyak 1 orang.
Setiap pengolah buah asam gelugur menggunakan tenaga kerja buruh, yang berasal dari tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar
keluarga TKLK atau sewa. Jumlah TKDK lebih sedikit digunakan daripada TKLK, malah ada seorang pengolah yang tidak menggunakan TKDK.
Penggunaan TKDK itu adalah 0-3 orang, sedangkan penggunaan TKLK adalah 2- 8 orang, atau rata-rata 5 orang per pengolah asam gelugur. Semua tenaga kerja ini
berasal dari Deli Tua, tidak ada yang berasal dari luar kota Deli Tua. Adapun rata-rata dan rentang jumlah TKDK dan TKLK pada pengolah
buah asam gelugur secara singkat dapat digambarkan seperti Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah TKDK dan TKLK Pengolah Buah Asam Gelugur, orang
Uraian TKDK
TKLK
Rata-rata Rentang
1,4 0-3
5 2-8
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Proses Pengolahan Buah Asam Glugur
Adapun proses pengolahan asam gelugur adalah : 1.
Buah asam gelugur dipotong-potong tipis-tipis secara vertikal. 2.
Buah yang sudah dipotong tipis dimasukkan ke kantong plastik yang besar untuk buah yang kualitas lokal.
3. Lalu dilakukan pemberian garam untuk kualitas lokal dan tidak
dilakukan pemberian garam untuk kualitas ekspor. 4.
Lalu buah asam gelugur disusun rapi pada alas untuk dilakukan proses pengeringan atau penjemuran yang dilakukan dibawah sinar matahari
selama kurang lebih 2-3 hari.Bila cuaca mendung atau hujan maka wakyu penjemuran lebih lama atau lebih banyak hari yang diperlukan
untuk proses penjemuran. Tingkat kekerungan asam potong ini sekitar 17 kadar air dalam asam
potong buah asam gelugur.Proses pengolahan asam gelugur masih sederhana .Jadi ukuran sederhana itu terletak pada cara pemotongan buah asam gelugur dan cara
penjemuranpengeringan potongan buah. Pemotongan buah secara manual dengan memakai pisau, dan penjemuranpengeringan dengan memanfaatkan sinar
matahari. Pengolah asam gelugur menjemur asam potongnya di tanah lapang Deli
Tua, dan pengolah asam yang menjemur di tanah lapang itu tidak dikenakan sewa
Universitas Sumatera Utara
atau bayaran. Kecuali satu orang pengolah olahannya dieksport tidak memanfaatkan tanah lapang tersebut, dia menjemur asam di depan rumahnya.
Dari uraian di atas maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa proses pengolahan buah asam gelugur yang dilakukan di daerah penelitian adalah masih
sederhana dapat diterima. Menggunakan mesin alat potong belum ada pemikiran pengolah ke arah itu sampai saat penelitian ini dilakukan
5.1.1. Peralatan Pengolahan
Peralatan pengolahan buah asam gelugur ini terdiri dari: pisau pemotong buah, tikaralat penjemur asam potong, goni tempat asam potong yang sudah kering,
tenda tempat berteduh di lapangan penjemuran. Adapun jumlah masing-masing alat, harga dan daya tahannya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah, Harga, Daya Tahan Alat-alat Pengolahan Asam Gelugur. No
Uraian Satuan
Rata-rata Rentang
1 Jumlah pisau
buah 7
5-10 2
Jumlah tikar buah
5 3-6
3 Jumlah goni
buah 43
40-50 4
Jumlah tenda buah
1 0-1
5 Harga pisau
Rpbuah 6857
6000-8000 6
Harga tikar Rpbuah
17429 15000-30000
7 Harga goni
Rpbuah 743
600-800 8
Harga tenda Rpbuah
24286 0-30000
9 Daya tahan pisau
tahun 4
3-4 10
Daya tahan tikar tahun
3 2-5
11 Daya tahan goni
bulan 3
3-4 12
Daya tahan tenda tahun
2 0-3
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 2 dan 3 Alat pemotong buah asam gelugur atau pisau terbuat dari steanless, yakni
besi yang tak dapat berkarat. Jumlah pisau yang dimiliki bervariasi, rata-rata 7 buah pisau dengan rentang 5-10 buah. Makin banyak voluma buah asam gelugur
yang akan diolah maka makin banyak pula jumlah pisau diperlukan. Begitu pula
Universitas Sumatera Utara
alat jemur atau tikar, maka makin banyak voluma buah yang akan dijemur maka makin banyak jumlah tikar yang diperlukan. Rata-rata jumlah tikar adalah 5 buah
dengan rentang 3-8 buah. Sewaktu menjemur potongan asam gelugur di lapangan maka diperlukan tenda tempat berteduh. Pemilikan tenda rata-rata 1 buah, ada dua
orang pengolah yang tidak mempunyai tenda. Setiap jenis alat yang disebutkan di atas mempunyai batas tahan. Pisau
makin cepat habis daya tahannya rendah bergantung pada mutu pisau yang dibeli, makin baik mutunya maka makin lama daya tahannya, bergantung pula
kerajinan mengasah pekerja, makin sering di asah maka makin cepat pisau diganti. Rata-rata daya tahan pisau pemotong buah asam gelugur ini adalah 4
tahun. Daya tahan tikar atau alat jemur rata-rata adalah 3 tahun, alat jemur yang dibeli bervariasi mutunya sehingga bervariasi juga daya tahannya. Setelah asam
potong kering maka dimasukkan ke dalam goni, daya tahan goni rata-rata 3 bulan. Voluma per goni ini juga bervariasi yakni antara 30-50 kg per goni. Daya tahan
tenda rata-rata 2 tahun yang bervariasi antara 2-3 tahun.
5.1.2 Voluma Buah yang Diolah
Dalam penelitian ini ditanyakan kepada pengolah dalam aktivitasnya selama 3 bulan yakni bulan Juni, Juli dan Agustus tahun 2010. Jumlah buah asam
gelugur yang diolah setiap pengolah setiap bulannya terdapat pada Lampiran 4. Rata-rata jumlah buah yang diolah per bulannya dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Buah Asam Gelugur yang Diolah per Bulan. Bulan
Satuan Rata-rata
Rentang Juni
kg 15143
4000-40000 Juli
kg 14266
3000-40000
Agustus kg
11857 3000-30000
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 4
Universitas Sumatera Utara
Jumlah buah asam gelugur yang diolah rata-rata setiap bulannya adalah di atas 10 ton dengan rentang jumlah yang cukup besar. Pada bulan Juni, Juli dan
Agustus rata-rata buah asam gelugur yang diolah berturut-turut adalah: 15.143 kg, 14.266 kg dan 11.857 kg. Nampak bahwa sejak bulan Juni sampai dengan bulan
Agustus jumlah buah asam gelugur yang diolah makin menurun. Hal ini disebabkan jumlah buah asam gelugur di lapangan adalah menurun. Buah asam
gelugur di Kabupaten Deli Serdang puncaknya pada bulan Januari, mulai dari situ menurun terus sampai bulan Nopember, kemudian meningkat lagi.
Pemilik kebuntanaman asam gelugur kebanyakan memiliki tanaman durian, dan buah durian banyak dipanen pada bulan Juli-Agustus. Sewaktu panen
buah durian maka buah asam gelugur jarang dipanen, pada saat itu pemiliknyapetani malas panen. Sifat tanaman asam gelugur kalau dibiarkan
matang buahnya di pohon maka jumlah buah pada bulan berikutnya sangat berkurang.
Sumber pembelian buah asam gelugur ini terdiri dari: pengolah membeli langsung ke petani, dari pedagang dan dari petani yang langsung mengantar buah
ke pengolah. Sebagian besar buah asam gelugur dibeli dari pedagang baik pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Sumber pembelian ini dari pengolah dapat
digambarkan seperti Tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Sumber Pembelian Buah Asam Gelugur yang Diolah per Bulan. Bulan
Beli Langsung Diantar Petani
Pedagang Juni,
Jumlah Pengolah 1 orang
2 orang 6 orang
Jumlah dibeli 10
5-20 80-100
Juli,
Jumlah Pengolah 2 orang
2 orang 7 orang
Jumlah dibeli 10
5-20 80-100
Agustus,
Jumlah Pengolah 2 orang
2 orang 7 orang
Jumlah dibeli 10
10 90-100
Sumber ; Hasil Olahan Lampiran 4 dan 5 Pada Tabel 11, bulan Juni hanya 1 orang pengolah yang membeli langsung
sebanyak 10, pada bulan Juli ada 2 orang pengolah membeli langsung, masing- masing sebesar 10 dari jumlah pembeliannya dan pada bulan Agustus ada 2
orang pengolah membeli langsung, masing-masing 10 dari jmlah pembeliannya. Desa sebagai sumber pembelian buah asam gelugur ini adalah desa Penen
Kecamatan Sibiru-biru. Dari desa inilah sebagian besar sumber buah asam gelugur yang diolah. Selain itu ada pula berasal dari desa Tiga Juhar Kecamatan
Tiga Juhar, desa Sembahe Kecamatan Sibolangit dan desa Lau Rakit Kecamatan Sibiru-biru.
Harga pembelian buah dari bulan Juni sampai Agustus ada kenaikan sedikit karena jumlah buah di pohon makin berkurang. Harga buah yang dibeli
langsung adalah Rp.1000kg belum termasuk sewa angkat buah dari lokasi ke pengolahan. Harga buah pada bulan Juni-Juli pada petani adalah Rp.1000-
Rp.1200 per kg. Perbedaan harga beli karena faktor langganan pengolah lebih murah dan faktor ketersedian buah di pohon bila buah banyak maka sedikit lebih
murah. Harga buah dari pedagang dapat dilihat pada Tabel 12:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Harga Buah Asam Gelugur dari Pedagang per Bulan. Bulan
Rata-rata Rentang
Juni, RpKg Juli, RpKg
Agustus, RpKg 1100
1164 1207
1000-1200 1100-1200
1200-1250
Sumber : Hasil Olahan Lampiran 8 Garam adalah bahan pembantu dalam pengolahan asam gelugur kalau
dijual lokal, namun kalau dijual ekspor maka pengolahan tanpa memakai garam. Kegunaan garam ini sebenarnya untuk mencegah hasil olahan tidak busuk tidak
berjamur, namun begitu ada juga hasil olahan yang berjamur. Sebenarnya bukan garam secara total sebagai anti jamur, tetapi tingkat kekeringan yang memegang
peran utama. Sewaktu olahan mau ditutupi karena sudah malam atau karena hujan mau datang maka harus rapat tertutup sehingga tidak ada udara masuk.
Kondisi olahan panas dan tertutup rapat oleh tikar plastik, sehingga olahan tetap panas dalam bungkusan tikar itu dan jamur tidak dapat bertumbuh. Kalau
bungkusan masuk udara atau ada celah, maka walaupun diberikan garam jamur akan mampu berkembang setelah beberapa minggu dalam karung hasil olahan.
Pada umumnya untuk setiap ton buah asam gelugur yang sudah siap dipotongi diberikan garam sebanyak 7,5 kg – 10 kg. Dengan demikian makin
banyak jumlah asam gelugur yang akan diolah maka harus makin banyak jumlah garam yang dibeli Jumlah pemakaian garam setiap pengolah tercantum pada
Lampiran 9, kecuali sampel nomor 7 tidak ada memakai garam karena kualitasnya adalah untuk ekspor. Perbedaan olahan untuk ekspor dan lokal adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Perbedaan Olahan Asam Gelugur Untuk Ekspor Dan Lokal No Uraian
Untuk ekspor Jual Lokal
1 Bahan penunjang
Tanpa garam Pakai garam
2 Waktu membelah
Buang biji Biji tdak dibuang
3 Lama dapat disimpan
5 bulan, warna tetap 2 bulan, warna berubah
4 Sesudah kering
Dipegang sakit Dipegang tidak sakit
5 Warna olahan
Cerah kekuningan Coklat kegelapan
6 Hasil olahan
Dapat dijadikan tepung Tidak dapat
Sumber: Data diolah dari lapangan Di Malaysia semua hasil olahan asam gelugur dijadikan tepung. Tepung ini
akan terasa pahit kalau biji asam gelugur tidak dibuang waktu pengolahan. Tepung ini dijadikan bahan minuman seperti krating daeng, dijadikan selanjutnya
untuk bahan pencuci alat- alat berat seperti meriam, dijadikan bermacam-macam obat. Sedangkan yang dijual lokal hanya sebagai bahan campuran dalam
pembuatan kuemakanan dan sayuran. Produksi hasil pengolahan adalah asam potong kering, jumlah produksi
setiap sampel per bulannya tercantum pada Lampiran 10. Oleh karena bahan baku atau buah asam gelugur menurun dari bulan Juni sampai Agustus maka jumlah
hasil olahan juga adalah menurun. Dari semua sampel diperoleh total hasil pengolahan adalah:
1. Bulan Juni
= 14.810 kg 2.
Bulan Juli = 13.930 kg
3. Bulan Agustus
= 11.710 kg Dengan demikian rata-rata sebulan menurun produksi olahan sebesar 10,5.
Rata-rata produksi hasil olahan asam gelugur dan persentase hasil olahannya setiap bulan dapat digambarkan seperti Tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Hasil Olahan dan Persentase Asam Gelugur. Bulan
Rentang Rata-rata
Hasil Olahankg
Persentase Olahan
Hasil Olahankg
Persentase Olahan
Juni 550-5400
13,5-14,7 2116
14,1 Juli
420-5520 13,0-14,6
1990 13,9
Agustus 440-4200
14,0-14,5 1673
14,2 Sumber : Hasil Olahan Lampiran 10
Dapat dilihat dari Tabel 14 bahwa hasil olahan kering yang tertinggi dalam kurun waktu 3 bulan adalah 14,7 yang terjadi pada bulan Juli, dan hasil olahan
kering yang terendah adalah 13,0 yang terjadi pada bulan Juli. Faktor-faktor mempengaruhi tinggi rendahnya hasil olahan kering ini antara lain musim panen,
kualitas buah, kemasakan buah, dan pemotongan buah.
5.2. Biaya dan Pendapatan Pengolahan