Luthans 2006 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan karyawan memberikan hal yang dinilai
penting. Koesmono dalam Brahmasari dan Suprayetno 2008 mengemukakan bahwa
kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau sikap seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis
pekerjan,kompensasi dan hubungan antar teman kerja serta hubungan sosial ditempat kerja dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah
dipenuhinya beberapa keinginan dan kebutuhannya melalui kegiatan kerja atau bekerja.
Fathoni 2006 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan. Sikap ini dicerminkan oleh moral
kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan yang memiliki kepuasan terhadap pekerjaannya adalah
karyawan yang memandang pekerjaannya sebagai hal yang penting dan menyenangkan.
II.1.2. Faktor-faktor Kepuasan Kerja
Mangkunegara dalam Brahmasari dan Suprayetno 2008 mengemukakan bahwa ada 2 dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor yang ada
pada diri pegawai dan faktor pekerjaan. Faktor yang ada pada diri pegawai yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur dan jenis kelamin serta kondisi fisik,
Universitas Sumatera Utara
pendidikan dan pengalaman kerja, masa kerja, serta kepribadian, emosi dan cara berpikir, persepsi dan sikap kerja. Sedangkan faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjan,
struktur organisasi, pangkat golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan keuangan, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Beberapa pendapat pakar tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap karyawan:
Yuli 2006 menyatakan bahwa ada 6 enam faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yaitu:
1. Komponen upah atau gaji yaitu imbalan keuangan yang diterima
karyawan seperti upah, premi bonus, atau tunjangan-tunjangan keuangan lainnya.
2. Pekerjaan, dimana komponen pekerjaan sangat berperan dalam menentukan kepuasan kerja. Ada dua aspek penting yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu variasi pekerjaan dan kontrol atas metode dan langkah-langkah kerja. Secara umum, pekerjaan dengan jumlah variasi
yang moderat akan menghasilkan kepuasan kerja yang relative besar.
3. Pengawasan, tugas pengawasan tidak dapat dipisahkan dari tugas kepemimpinan, yaitu usaha untuk mempengaruhi kegiatan pengikut
melalui proses komunikasi untuk tujuan tertentu. Supervisor secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja dan prestasi melalui
kecermatannya dalam mendisiplinkan dan menerapkan peraturan- peraturan.
4. Promosi karir, yaitu perencanaan karir seseorang pada pekerjaan yang lebih baik dalam bentuk tanggung jawab yang lebih besar dan
meningkatnya upah atau gaji. Promosi ini berfungsi sebagai stimulus bagi karyawan yang memiliki ambisi dan prestasi kerja yang tinggi. Dengan
demikian, usaha-usaha menciptakan kepuasan kerja atas komponen kerja dapat mendorong mereka untuk berprestasi lebih baik.
5. Kelompok Kerja. Didalam kelompok kerja karyawan dapat menemukan pemahaman, pergaulan dan kesetiakawanan dalam pekerjaan. Seseorang
karyawan dapat mendiskusikan masalah pekerjaan bahkan masalah- masalah personel didalam kelompok. Keeratan dengan teman sekerja
sangat besar artinya bila rangkaian pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama tim yang tinggi. Tingkat keeratan hubungan mempunyai
dampak terhadap mutu dan intensitas interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok. Kelompok yang memiliki tingkat keeratan hubungan yang
tinggi cenderung menyebabkan para karyawan puas berada dalam
Universitas Sumatera Utara
kelompok tersebut. Kepuasan itu timbul terutama karena kurangnya ketegangan, kecemasan dalam kelompok dan mereka lebih mampun
menyesuaikan diri dengan tekanan pekerjaan.
6. Kondisi Kerja. Yaitu segala sesuatu yang ada dilingkungan kerja
karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas, seperti temperature, kelembaban, ventilasi, penerangan, kegaduhan,
kebersihan tempat kerja, kondisi alat-alat kerja dan ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab.
Menurut Gillmer dalam As’ad 2003 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja:
1. Kesempatan untuk maju, yaitu ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalamandan peningkatan kemampuan selama kerja.
2. Keamanan kerja, sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja baik bagi pegawai pria maupun wanita.
3. Gajiupah lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan kerja jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
4. Pengawasan atau supervisi. Supervisi yang buruk dapat mengakibatkan kemangkiran.
5. Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mengisyaratkan keterampilan tertentu. Sukar mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan. 6. Kondisi kerja, termasuk kondisi tempat, ventilasi, kantin.
7. Aspek sosial dalam pekerjaan, merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor penunjang kepuasan.
Universitas Sumatera Utara
8. Komunikasi antara pegawai dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk
mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat atau prestasi kerja para pegawai sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
9. Fasilitas lainnya, seperti rumah sakit, cuti, dana pensiun atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan
kepuasan kerja. As’ad 2003 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja adalah : 1. Faktor psikologi, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi
kejiwaan pegawai yang meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, minat dan keterampilan.
2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial, baik antara sesama pegawai, atasannya, maupun pegawai yang
berbeda jenis pekerjaannya. 3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
pegawai, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruang, suhu, penerangan, ventilasi,
kondisi kesehatan pegawai, umur dan sebagainya.
4. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan pegawai meliputi : sistem dan besarnya pemberian
gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, bonus, promosi dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat dari keempat pakar diatas maka kepuasan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal lingkungan kerja dan karywan
itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
II.1.3. Keterkaitan Kepuasan Kerja dengan Produktivitas Karyawan