menggunakan stres tersebut secara positif untuk dapat berproduktivitas lebih baik lagi walaupun dalam tekanan stres sesuai dengan kemampuan mereka dalam
mengendalikan atau menekan tingkat stres. Karyawan pada PT. Mediatama Konsultan ini memiliki tingkat kesulitan
dalam bekerja yang tinggi, terutama pada pekerjaan yang mengharuskan untuk melakukan survey lapangan atau melakukan pengawasan pekerjaan. Selain itu
banyaknya paket pekerjaan perencanaan dan pengawasan yang harus dikerjakan dan diselesaikan pada waktu yang hampir bersamaan, sehingga karyawan merasa
terbebani dengan situasi yang demikian. Serta pembuatan laporan kerja yang harus dibuat atau selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, namun sering progres
kerja dilapangan tidak selesai pada waktu yang telah ditentukan sehingga laporan kerja tidak sesuai dengan yang diharapkan. Yang pada akhirnya perusahaan meminta
penambahan waktu pada konsumen agar hasil pekerjaan dapat maksimal. Hal ini menimbulkan beban kerja bagi para karyawan dan waktu kerja yang terbatas sehingga
sering terjadinya stres kerja pada karyawan.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kepuasan kerja dan stres kerja berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan pada PT. Mediatama Konsultan di Banda Aceh?
Universitas Sumatera Utara
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja dan stres kerja terhadap produktivitas karyawan pada PT. Meidiatama
Indokonsult di Banda Aceh.
I.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1.
Bagi perusahaan sebagai bahan masukan agar lebih memperhatikan lagi kebutuhan karyawan dalam bekerja terutama yang berhubungan dengan kepuasan
kerja karyawan dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres kerja bagi karyawan PT. Meidiatama Indokonsult, yang dapat memberi dampak pada
produktivitas. 2.
Bagi program Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU sebagai bahan kajian ilmu dan menambah referensi dalam dunia ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan manajemen sumber daya manusia umumnya dan khususnya tentang perilaku organisasi dalam kaitannya dengan kepuasan kerja dan stress kerja dalam
hubungannya dengan produktivitas karyawan. 3.
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi penelitian-penelitian selanjutnya demi mengembangkan ilmu pengetahuan
yang dijadiakan dasar penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan teori kepuasan kerja, dan stres kerja, dalam perilaku organisasi.
I.5. Kerangka Berpikir
Karyawan merupakan asset bagi perusahaan, sehingga keberadaan karyawan dalam perusahaan harus dijaga dengan baik dengan memperhatikan kebutuhan akan
karyawan terutama yang berhubungan dengan kepuasan kerja. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya,
dengan demikian mereka akan berusaha dengan keras untuk dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.
Menurut Hamid, dkk 2003, karyawan akan memberikan semua kemampuan yang dimilikinya baik itu sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan kemampuan
profesional yang memungkinkan untuk berprestasi dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna. Karyawan yang profesional dapat
diartikan sebagai pandangan untuk selalu berpikir, bekerja keras, bekerja sepenuh waktu dan disiplin serta jujur, memiliki loyalitas tinggi, dan penuh dedikasi demi
untuk keberhasilan pekerjaannya. Karyawan membutuhkan adanya pembinaan, penyadaran dan kemauan kerja
yang tinggi untuk mencapai produktivitas kerja yang diharapkan, sehingga karyawan dapat bekerja secara optimal dengan penuh kesadaran dan tujuan organisasi akan
lebih mudah tercapai. Karyawan yang melakukan peningkatan sikap terhadap
Universitas Sumatera Utara
perjuangan dan pengabdian, disiplin kerja serta kemampuan profesional melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan loyalitas
karyawan dan produktivitas kerja dapat menjadi kenyataan. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kepuasan kerja karyawan.
Menurut Yuli 2006 menyatakan bahwa karyawan yang merasa puas secara alamiah akan berusaha untuk meningkatkan hasil kerja mereka ouput atau
produktivitas karyawan. Jika output yang dihasilkan tidak sebanding dengan semangat yang diberikan maka kepuasan kerja akan ikut menurun sehingga
produktivitas pun juga akan menurun. Adanya hubungan yang kuat antara kepuasan kerja dan produktivitas kerja, dimana hubungan keduanya adalah searah.
Kepuasan kerja dapat mempengaruhi produktivitas karyawan dan stres kerja yang dialami oleh karyawan juga dapat mempengaruhi produktivitas, namun
pengaruh stres kerja ini bisa membawa dampak negatif dan juga bisa memberi dampak positif bagi karyawan. Hal ini tergantung kepada karyawan dalam melihat
dan mempersepsikan stres kerja itu sendiri. Menurut Hager dalam Jacinta 2002, stres sangat bersifat individual dan pada
dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Berhadapan dengan suatu stressor
sumber stres tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Individu merasa terganggu atau tidak, tergantung pada persepsinya
terhadap peristiwa yang dialami. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil
Universitas Sumatera Utara
manfaat dari situasi yang dihadapi. Reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu peristiwa.
Quick dan Quick 1990 mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu: 1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif bersifat membangun. Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas,
kemampuan adaptasi, dan tingkat produktivitas yang tinggi. 2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif,
dan destruktif bersifat merusak. Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran
absenteeism yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Menurut Ardana dkk 2009 menyatakan bahwa ”Salah satu alasan mengapa stres perlu untuk dipahami adalah stres berhubungan erat dengan produktvitas.
Karyawan yang mengalami stres kerja tidak dapat bekerja secara optimal sehingga akan memberi dampak yang negatif pada hasil kerjanya atau dengan kata lain
karyawan tidak dapat mengoptimalkan hasil kerjanya”.
Universitas Sumatera Utara
Gambar I.1. Kerangka Berpikir
I.6. Hipotesis