Etiologi dan Faktor Predisposisi a

Adnan Chien et al Lin et al Simanjuntak Suryanto Medan 2001, Taiwan 2003, Colorado 2004, RSUP HAM Medan 2006, RSCM Jakarta laki-laki= 3,67:1 Perbandingan perempuan dan laki-laki= 2,6:1 Perbandingan perempuan dan laki-laki= 3:1 Perbandingan perempuan dan laki-laki= 3:1 Perbandingan perempuan dan laki-laki= 2,3:1

2.2.4 Etiologi dan Faktor Predisposisi a

. Faktor Genetik Penyelidikan pertama tentang adanya kelainan genetik pada ras Cina yang dihubungkan dengan kejadian KNF adalah penelitian tentang Human Leucocyte Antigen HLA. Disimpulkan dalam penelitian itu bahwa adanya HLA A2 dan HLA Bsin2 pada alel yang sama merupakan faktor resiko terjadinya KNF. Lebih lanjut dilaporkan HLA Aw19, Bw46 dan B17 berhubungan dengan peningkatan kejadian KNF, sedangkan HLA A11 berhubungan dengan kejadian sebaliknya Hu, 1996. Pada keluarga dengan KNF, haplotipe HLA yang sama ditemukan 21 kali lipat pada penderita dengan keluarga KNF Zimmermann et al , 2006. Penelitian sitogenetika, genetika molekuler dan penggunaan teknik untuk menganalisis loss of heterozygosity LOH melaporkan adanya berbagai defek kromosom Universitas Sumatera Utara misalnya kromosom 1,3,9,11,12, dan 14 Huang, 1998; Pathmanan, 1998. Kelainan kromosom yang paling sering dijumpai adalah kelainan kromosom 3p dengan 3 lokus utama, yaitu 50 pada lokus 3p25, 50 pada 3p14.1-14.3 dan 3p13 Hu, 1996. Peneliti lain melaporkan kelainan kromosom 3p pada 67-100 kasus KNF. Pada lokasi tersebut kemudian dapai diidentifikasi adanya TSG FHIT. Dilaporkan juga adanya defek pada 3p26, yang ternyata juga merupakan lokasi TSG lainyya. Dengan kekerapan yang lebih rendah dilaporkan juga adanya kelainan pada 11q dan 14q 54 dan 33. Pada lokasi spesifik 11q13.3-22 dan 11q22-24 sekurang-kurangnya terdapat dua jenis TSGs. Selain itu dilaporkan juga adanya keterlibatan satu jenis ATM ataxia telangiectasis malformation yang berlokasi di 14q31 Huang, 1998. Disamping adanya berbagai delesihomozigot dilaporkan juga adanya proses metilasi abnormal gen p15 dan 16 yang berlokasi di kromosom 9p21. Protein p16 merupakan protein inhibitor siklincdk kinase yang secara potensial berperan pada kontrol negatif masuknya sel ke fase S melalui induksi gen p53. Gangguan fungsi gen p16 akan berpengaruh pada fungsi gen p53, yaitu tidak diekspresikannya protein p53 bila ada kerusakan DNA. Akibatnya siklus sel tidak terhenti pada fase G1 sehingga replikasi DNA yang rusak akan berlangsung terus menerus. Selain itu gangguan fungsi gen ini akan mempertahankan keadaan protein rb tidak terfosforilasi, sehingga faktor transkripsi E2F tetap bebas dab akan menggiring sel terus menerus masuk ke fase S Huang, 1998.

b. Faktor Lingkungan