anthrancene, gas kimia, asap industri, asap kayu dan beberapa ekstrak tumbuhan Ahmad, 2002.
4. Radang Kronis Beberapa peneliti lain melaporkan adanya hubungan yang bermakna antara
adanya infeksi kronis di hidung seperti rhinitis, sinusitis, atau polip nasi dan infeksi kronis di telinga tengah dengan timbulnya KNF. Adanya peradangan menahun di
nasofaring maka mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap karsinogen penyebab KNF Ahmad, 2002
2.2.5 Gejala Klinis Karsinoma Nasofaring
Keluhan penderita KNF berhubungan dengan lokasi tumor primer, derajat, dan arah penyebarannya Soetjipto, 1989.
1. Gejala Dini
Menegakkan diagnosis KNF secara dini merupakan hal yang paling penting dalam menurunkan angka kematian akibat penyakit ini. Gejala dini berupa:
Gejala Telinga a. Oklusi tuba Eustachius kataralis
Umumnya keluhan berupa rasa penuh di telinga, telinga berdengung tinnitus, atau dengan gangguan pendengaran yang biasanya tuli konduktif dan
bersifat unilateral. Gejala ini disebabkan karna pertumbuhan atau infiltrasi tumor primer pada otot tuba dan mengganggu mekanisme pembukaan ostia tuba. Tuba
Universitas Sumatera Utara
oklusi dapat menjadi permanen, jika tumor menyebar dan menyumbat muara tuba.
b. Gangguan pendengaran Sering bersifat tuli konduktif dan unilateral. Gejala ini disebabkan karena otitis
media serosa akibat gangguan fungsi tuba. Tuli saraf mungkin terjadi pada penderita KNF sebagai efek radioterapi dan jarang akibat penyebaran langsung
tumor ke saraf VIII. c. Otitis media serosa sampai perforasi membran timpani
Penyebabnya adalah sumbatan muara tuba Eustachius oleh massa tumor.
d. Tinnitus Sering dijumpai pada penderita KNF, dapat mengganggu dan sulit diobati.
Gejala ini juga disebabkan gangguan fungsi tuba. e. Otalgia
Gejala ini jarang ditemukan dan bila ada menunjukkan bahwa tumor telah menginfiltrasi daerah parafaring dan mengerosi dasar tengkorak.
Table 2.4. Karakteristik berdasarkan gejala hidung penderita KNF dari berbagai penelitian Peneliti
Tahun dan Tempat Hasil Penelitian
Lee et al
1997, Hongkong Keluhan telinga pada
penderita KNF sebesar 20,0
Universitas Sumatera Utara
Gejala Hidung a.
Epistaksis Umumnya berupa ingus bercampur darah yang dapat terjadi berulang-ulang
dan biasanya jumlahnya sedikit. Gejala ini timbul akibat permukaan tumor rapuh sehingga pada iritasi ringan dapat terjadi perdarahan.
b. Obstruksi hidung
Gejala ini biasanya menetap dan bertambah berat. Gejala ini akibat pertumbuhan massa tumor menutupi koana. Gejala ini kadang-kadang disertai
gangguan penciuman. Bila terjadi obstruksi hidung total menunjukkan stadium yang lanjut dari KNF.
Tabel 2.5. Penelitian sebelumnya tentang karakteristik gejala hidung penderita KNF Peneliti
Tahun dan Tempat Hasil Penelitian
Suryanto 2006, RSCM Jakarta
Keluhan Hidung tersumbat sebesar 60,0 dan
epistaksis sebesar 56,7
2. Gejala Lanjut