KERANGKA KONSEPSIONAL HASIL PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEPSIONAL

Infeksi VEB fase laten EBNA-1 genom virus didalam sel Tetap ada USP7-P53 binding LMP1 NF-kB inhibisi CTAR1,2,3 Immortalisasi sel B Inhibisi apoptosis Proliferasi sel Genetik Karsinoma nasofaring Ikan Asin, merokok Lingkungan Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi deskriptif. 4.2. Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian Pengambilan sampel penelitian dilakukan di Departemen THT-KL FK USU RSUP H. Adam Malik Medan. Pemeriksaan histopatologi jaringan hasil biopsi nasofaring dilakukan di Departemen Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan. Pemeriksaan Immunoassay dilakukan di departemen Patologi Klinik RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2.2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan mulai Oktober 2009 sampai jumlah sampel terpenuhi. 4.3. Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 4.3.1. Populasi

4.3.1.1. Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh subjek penderita karsinoma nasofaring..

4.3.1.2. Populasi Terjangkau

Universitas Sumatera Utara Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua penderita baru yang terdiagnosis Karsinoma Nasofaring yang datang ke poli THT Rumah Sakit Adam Malik Medan yang datang berobat ke rumah sakit Adam Malik dari bulan Oktober 2009.

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah bagian populasi KNF yang terdiagnosis dari anamnesis dan pemeriksaan THT-KL serta histopatologi jaringan dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi ¾ Penderita baru yang didiagnosis KNF, baik laki-laki maupun perempuan pada semua kelompok usia, yang belum pernah mendapat pengobatan dengan radiasi atau kemoterapi. ¾ Bersedia diikutsertakan dalam penelitian. Kriteria Eksklusi ¾ Penderita yang didiagnosis dengan keganasan lain yang bukan KNF dari hasil histopatologi

4.3.3. Besar Sampel

Besar sampel dikumpulkan secara consecutive sampling berdasarkan rentang waktu

4.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive sampling dimana setiap pasien yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi Sastroasmoro et al. 2008. Universitas Sumatera Utara

4.4. Definisi Batasan Operasional

• Karsinoma Nasofaring KNF Definisi: tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang melapisi permukaan nasofaring, yang ditegakkan berdasarkan gejala, dan hasil pemeriksaan patologi anatomi. WHO tipe 1: karsinoma sel skuamous keratinisasi WHO tipe 2: karsinoma sel skuamous tidak berkeratin WHO tipe 3: karsinoma tidak berdiferensiasi • Stadium Tumor Defisini: penentuan stadium penyakit, berdasarkan klasifikasi AJCC UICC tahun 2002. dengan menilai derajat T, status N dan M. Stadium awal: I dan II, stadium lanjut: III dan IV Derajat tumor: Definisi: besar dan perluasan tumor primer sesuai dengan kriteria AJCC UICC edisi 6 tahun 2002, dengan alat ukur nasoendoskopi dan CT scan untuk menilai perluasan tumor. Hasil dari derajat tumor: T1,T2,T3,T4 Status kelenjar getah bening leher Definisi: metastasis tumor ke kelenjar leher, dengan pemeriksaan secara palpasi dan CT scan. Yang dinilai yaitu: N0,N1,N2,N3 Status Metastasis: Universitas Sumatera Utara Definisi: terdapat metastasis ke organ jauh seperti tulang, paru, dan hati, dilihat dari gejala klinis, pemeriksaan laboratorium darah lengkap, faal hati, faal ginjal, foto thoraks, USG abdomenhati. Dengan hasil M0 dan M1. • EBNA-1 Definisi: Suatu protein yang berikatan dengan DNA, dimana pemeriksaan EBNA-1 dilakukan dari serum pasien karsinoma nasofaring. Pengukuran EBNA-1 dinilai positif bila konsentrasinya di dalam plasma pasien 12 Uml, sedangkan untuk EBNA-1 dinilai negatif bila konsentrasinya 8 Uml.

4.5. Alat dan Bahan

4.5.1. Alat :

1. Inkubator general 37C 2. Lemari pendingin 4C 3. Satu set mikropiper 1-1000 ul 4. Multichannel pipette 5. ELISA washer 6. ELISA reader

4.5.2. Bahan:

Reagensia dan kandungannya: 1. EBNA-1 antigen 2. 14 ml IgA enzim konjugat 3. 2 ml Negative kontrol, 1 Uml 4. 2 ml Larutan standar 5, 10 Uml Universitas Sumatera Utara 5. 2 ml larutan kontrol positif lemah, 50 Uml 6. 2 ml larutan kontrol, 150 U ml 7. 60 ml sampel diluent 8. 60 ml larutan buffer pencuci 10X 9. 14 ml larutan substrat TBM 10. 14 ml larutan penghenti stop solution 11. Well plate ELISA Reagensia ini diproduksi oleh Indec

4.6. Cara Kerja

: 1. Sampel diencerkan di dalam sampel diluent yaitu: a. dengan cara 10ul serum dimasukkan ke dalam 1000 ul sampel diluent b. kemudian 100 ul serum yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam mikrotiter dan diaplikasikan per-well ELISA plate c. inkubasi selama 1 jam pada suhu ruangan dan ditutup 2. Cuci dengan larutan buffer sebanyak 3 kali. Larutan buffer ini diencerkan 10 x dengan cara 90 ml aqua ditambahkan larutan buffer 3. 100 ul enzim konjugate ditambahkan ke dalam setiap well ELISA plate yang sudah dicuci dengan larutan buffer 4. inkubasi selama 30 menit 5. buang laruan sampel tersebut dengan mencuci memakai larutan buffer 6. setelah pencucian tersebut tambahkan 100 ul larutan TMB ke dalam well ELISA plate 7. inkubasi plate dalam gelap dan ditutup selama 20 menit 8. masukkan 100 ul larutan stop TMB untuk menghentikan reaksi yang terjadi pada well ELISA plate antara antigen dan antibodi 9. pembacaan panjang gelombang intensitas warna diamati dengan pembacaan panjang gelombang 450 nm atau 450650 pada ELISA reader Universitas Sumatera Utara

4.7. Kerangka Kerja

Pasien Anamnesis, Pemeriksaan THT, Nasoendoskopi, Histopatologi Karsinoma nasofaring EBNA-1 + EBNA-1 -

4.8. Cara Analisis Data

4.8.1. Untuk mengetahui distribusi titer EBNA-1 positif atau negative pada penderita KNF

disajikan dengan tabulasi dan dideskripsikan.

4.8.2. Untuk mengetahui gambaran karakteristik subjek penderita KNF dan distribusi

keluhan penderita KNF disajikan dengan tabulasi dan dideskripsikan.

4.8.3. Untuk mengetahui gambaran karakteristik jenis histopatologi dan stadium penderita

KNF disajikan dengan tabulasi dan dideskripsikan. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Juli 2010 di departemen THT-KL FK USU RSUP H. Adam Malik Medan dan departemen Patologi Klinik RSUP H. Adam Malik Medan. Didapatkan 34 orang penderita KNF dengan berbagai stadium sesuai dengan UICC 2002 yang dipilih sesuai dengan subjek penelitian. 5.1. Hasil Statistik Deskriptif Karakteristik n Jenis kelamin Laki-laki 25 73.5 Perempuan 9 26.5 Usia ≤ 20 tahun 0 0.0 20-35 tahun 5 14.7 36-50 tahun 17 50.0 50 tahun 12 35.3 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.1. Tabel Berdasarkan Karakteristik Umur, Jenis Kelamin dan Suku Suku Batak 16 47.1 Melayu 6 6.7 Jawa 9 26.5 Aceh 7 20.6 Minang 2 5.9 Dari tabel 5.1.1. Diketahui subjek penelitian laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan 2.7: 1. Usia subjek penelitian berkisar antara 23-71 tahun dengan rerata usia pasien KNF 46.79 SD= 12.047. Usia terbanyak penderita KNF adalah pada kelompok usia 36-50 tahun sebanyak 50. Pekerjaan terbanyak yang didapatkan adalah petani sebesar 29.4, dan suku terbanyak yang didapatkan adalah suku batak sebesar 47.1. Tabel 5.1.2. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan keluhan telinga berdengung Keluhan Telinga berdengung n Telinga berdengung + Telinga berdengung - 29 5 85.3 14.7 Total 34 100.0 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.1.2 Dapat dilihat bahwa keluhan telinga berdengung pada subjek penelitian sebesar 85,3. Table 5.1.3. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan keluhan pendengaran berkurang Keluhan Pendengaran Berkurang n Ya Tidak 29 5 85.3 14.7 Total 34 100.0 Dari tabel 5.1.3. Dapat dilihat bahwa keluhan pendengaran berkurang dijumpai sebesar 85,3. Tabel 5.1.4. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan lama keluhan di telinga Lama Keluhan Telinga n 6 bln 6-12 bln 12 bln 16 15 3 47.1 44.1 8.8 Total 34 100.0 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.1.4. Dapat dilihat bahwa lama keluhan pada subjek penelitian yang terbanyak yaitu 6 bulan sebesar 47.1. Tabel 5.1.5. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan keluhan epistaksis Epistaksis n Ya Tidak 20 14 58.8 41.2 Total 34 100.0 Tabel 5.1.6. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan keluhan hidung tersumbat Hidung tersumbat n Ya Tidak 27 7 79.4 20.6 Total 34 100.0 Dari tabel 5.1.5. dan tabel 5.1.6. Dapat dilihat bahwa keluhan subjek penelitian di hidung berupa epistaksis sebanyak 58.5 dan keluhan hidung tersumbat paling banyak dikeluhkan oleh subjek penelitian sebesar 79.4. Tabel 5.1.7. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan keluhan diplopia Universitas Sumatera Utara Diplopia n Ya Tidak 13 21 38.2 61.8 Total 34 100.0 Dari tabel 5.1.7. Dapat diketahui bahwa keluhan diplopia dijumpai sebesar 38.2 Tabel 5.1.8. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan keluhan parese orbita Parese orbita n Ya Tidak 2 32 5.9 94.1 Total 34 100.0 Dari tabel 5.1.8. Dapat dilihat bahwa keluhan pada parese orbita dijumpai sebesar 5.9. Tabel 5.1.9. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan Pembesaran Kelenjar Getah Bening Nodul di leher Universitas Sumatera Utara Pembesaran KGB N N0 N1 N2 N3 5 11 10 8 14.7 32.4 29.4 23.5 Total 34 100 Dari tabel 5.1.9. Dapat dilihat bahwa status pembesaran KGB leher N1 pembesaran KGB 6 cm, unilateral sebesar 32.4. Tabel 5.1.10. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan metastase organ Metastase n Ada Tidak ada 1 33 2.9 97.1 Total 34 100 Dari tabel 5.1.10. Dapat dilihat bahwa metastase ke organ pada subjek penelitian dijumpai sebesar 2.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.11. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan Jenis Histopatologi Jenis Histopatologi n WHO tipe 1 WHO tipe 2 WHO tipe 3 8 7 19 23.5 20.6 55.9 Total 34 100 Dari tabel 5.1.11. Dapat dilihat bahwa jenis histopatologi terbanyak dijumpai pada subjek penelitian adalah WHO tipe 3 sebesar 55.9. Tabel 5.1.12. Sebaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan Stadium Klinis Stadium Klinis n Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV 26 8 0.0 0.0 76.5 23.5 Total 34 100 Dari tabel 5.1.12. Dapat dilihat bahwa stadium terbanyak dari subjek penelitian adalah stadium III sebesar 76.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.13. Tabel nilai EBNA-1 pada subjek penelitian KNF Titer EBNA-1 n Positif Negatif 13 21 38.2 61.8 Total 34 100 Dari table 5.1.13 Dapat dilihat bahwa nlai EBNA-1 yang positif pada subjek penelitian KNF sebesar 38.2 dan nilai EBNA-1 negatif sebesar 61.8. Tabel 5.1.14. Distribusi Jenis Histopatologi KNF pada EBNA-1 EBNA-1 n JENIS HISTOPATOLOGI Positif Negatif TOTAL Keratinizing Non Keratinizing Undifferentiated 3 23.1 3 23.1 7 53.8 5 23.8 4 19.0 12 57.1 8 23.5 7 20.6 19 55.9 Total 13 38.2 21 61.8 34 100.0 Dari tabel 5.1.14. Dapat dilihat bahwa Titer nilai EBNA-1 positif terbanyak dijumpai pada jenis histopatologi undifferentiated sebesar 53.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.15. Distribusi Stadium Tumor pada EBNA-1 Stadium Tumor n EBNA-1 Stadium III Stadium IV Total Positif Negatif 934.6 1765.4 4 50.0 4 50.0 13 21 Total 26 8 34 Dari tabel 5.1.15. Dapat dilihat bahwa nilai EBNA-1 positif paling banyak dijumpai pada stadium III sebesar 69.2. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN