dalam ruang parafaring. Dari ruang ini pula tumor dapat menyebabkan erosi dasar tengkorak.
d. Intrakranial
Perluasan tumor ke intrakranial biasanya melalui foramen laserum dan ovale atau melalui sinus kavernosus dan ganglion gaseri dan mengenai saraf kranial otot
bola mata, yaitu saraf III,IV,VI penyebarab secara petrosfenoid tetapi dapat juga melalui erosi dasar kanalis karotis dan melalui arteri karotis interna masuk ke dalam
sinus kavernosus, juga dapat akibat tumor mendestruksi sinus sfenoid.
e. Tumor menyebar langsung
ke sinus etmoid, selanjutnya mengenai sinus frontalis, maksila, dan rongga orbita.
f. Metastasis jauh
Metastasis jauh dapat melalui aliran darah atau sistem limfatik dan mengenai hati, tulang, dan paru Gustafson dan Neel, 1989.
2.2.2 Patologi Karsinoma Nasofaring
a. Maskroskopis Secara makroskopis pertumbuhan tumor dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu,
1. Bentuk Ulseratif Bentuk ini paling sering dijumpai pada dinding posterior atau di daerah fossa
Rosenmuller. Kadang-kadang terdapat di dinding lateral di depan tuba Eustachius dan di atap nasofaring. Lesi ini biasanya kecil disertai jaringan nekrotik dan sangat
mudah mengadakan infiltrasi ke jaringan sekitarnya. Penjalaran ke intrakranial sangat mudah terjadi melalui daerah lemah foramen laserum dan ovale. Penjalaran
secara petrosfenoid ini akan mengenai ganglion Gaseri dan sinus kavernosus
Universitas Sumatera Utara
beserta saraf-saraf kranial di sekitarnya. Tumor cepat membesar, meluas dan merusak foramen-foramen di basis kranii dan masuk kedalam fossa kranii media.
2. Bentuk noduler lobuler Bentuk ini paling sering timbul didaerah tuba Eustachius, sehingga cepat
menyebabkan sumbatan tuba. Tumor ini biasanya berbentuk seperti anggur atau polipoid tanpa ada ulserasi kecil dibandingkan dengan besarnya tumor yang terlihat.
Tumor ini mula-mula mengadakan infiltrasi di sekitar tuba Eustachius dan meluas masuk ke dalam ruang maksilofaring dan mengadakan kompresi cabang mandibular
saraf trigeminus V2, tumor dapat menjalar ke bawah mendesak palatum mole dan mudah menyebar ke daerah petrosfenoid di basis kranii. Walaupun saraf-saraf
kranial berada di sekitar tumor dan pertumbuhan tumor sangat cepat, tetapi kompresi saraf-saraf kranial baru timbul setelah terjadi erosi basis kranii dan masuk ke dalam
fossa serebri media. Pada stadium lanjut tumor dapat mengadakan invasi ke dalam rongga orbita melalui fissura orbita inferior dan melalui sinus etmoid masuk ke sinus
maksila.
3. Bentuk eksofitik Bentuk ini biasanya tumbuh pada satu sisi nasofaring, tidak terdapat ulserasi,
kadang-kadang bertangkai dan permukaannya licin. Tumor ini tumbuh dari atap dapat mengisi seluruh rongga nasofaring. Tumor dapat mendorong palatum mole ke
bawah, tumbuh ke arah koana dan masuk ke kavum nasi. Tumor bentuk ini cepat mencapai sinus maksila dan rongga orbita sehingga menyebabkan eksophtalmus
unilateral atau menonjol ke luar nares anterior. Di daerah tuba Eustachius tumor lebih cenderung, tumbuh secara submukosa ke arah basis kranii Ackerman dan Del
Regato, 1970.
Universitas Sumatera Utara
b. Mikroskopis Histopatologi