Nama dan Tujuan Lembaga

7. Nani Nur’aini 8. Rd. Siti Sa’adah 9. M. Amin Anwar 10. Liga Bukra 11. Darta 12. M. Nur Muvid 13. Mudrik Qori Indra semester IV Empat hari setelah pengukuhan, yaitu tanggal 24 April 1985 4 Sya’ban 1405 H, berhasil disusun ADART LEMKA dengan Tim Perumus: Drs. D. Sirojuddin AR, Badri Yatim, Asep Usman Ismail, Ece Abidin, Mudrik Qori Indra dan Fuad Jabali. Lima nama tersebut terakhir adalah para mahasiswa Fakultas Adab UIN Jakarta. Setelah itu komposisi Pengurus pun mulai disempurnakan. Sampai saat ini, LEMKA terus berjalan dan berkembang, yang sampai saat ini pembelajaran sudah mencapai gelombang ke-50, dan telah melahirkan ribuan khattat maupun pelukis kaligrafi yang menyebar di seluruh Tanah air Indonesia.

2. Nama dan Tujuan Lembaga

Nama yang mula-mula direncanakan adalah Poros Kaligrafi Ciputat. Tetapi, ketika disingkat menjadi PKC, timbul kesan yang sangat buruk. Apalagi di Indonesia, singkatan PKC adalah Partai Komunis Cina. Selain itu, kata-kata Ciputat memberikan gambaran yang eksklusif. Mulanya, Ciputat, memang, diharapkan menjadi pusat pengembangan gagasan di atas. Di suatu sore tanggal 18 April 1985, Sirojuddin kedatangan tamu, yaitu Amin Nurdin dan Badri Yatim, keduanya adalah kawan-kawannya semenjak di pesantren. Setelah mengutarakan nama itu, mereka pun menunjukkan ketidaksetujuannya. Lahirlah nama Lembaga Kaligrafi Islam. Tetapi, nama itu akan memberikan beban terlalu berat, mengingat nama Islam terlalu agung dan bisa meluas. Setelah diajukan satu nama lagi, Lembaga kaligrafi Al- Qur’an, Badri dan Amin setuju. Diuraikan oleh Sirojuddin tentang alasan mengambil kata “Al-Qur’an” tersebut, yaitu: “Al-Qur’an sebagai sumber etika, ketika seorang khattat menggoreskan kaligrafi Arab.” Jadi, olahannya adalah kaligrafi Arab, etika pengolahannya bersumber kepada akhlak Al-Qu r’an. Dengan demikian, seorang khattat atau kaligrafer akan selalu dikontrol dan di bawah perlindungan gagasan, ilham penciptaan, estetika dan ajaran-ajaran yang terpantul dari bias keinginan Al Qur’an. Dalam ungkapan yang lebih sederhana lagi: Seorang khattat atau kaligrafer haruslah berakhlak baik, berbudi pekerti luhur, saleh dan berkarya untuk keagungan agama sesuai ajaran-ajaran yang tertuang dalam Kitab Suci Al- Qur’an. 7 Lembaga Kaligrafi Al- Qur’an, mula-mula, disingkat menjadi Lekar. Tetapi dikhawatirkan mengingatkan orang kepada Lekra, sebuah organisasi kesenian underbow PKI di zaman Orde Lama. Lalu berubah kepada LKI dan akhirnya menjadi LEMKA. Setelah menemukan kata yang pas ini, ketiga sobat tersebut saling menjabat tangan sangat kencang sekali. Saat pengukuhan LEMKA berlangsung, 20 April 1985, tujuan LEMKA dipaparkan dengan jelas tanpa ragu- ragu lagi, yaitu: “Pengembangan bakat dan pengenalan khazanah Islam” dengan usaha-usaha antara lain “Mempercepat 7 LEMKA Online, “Sekilas Kelahiran Lemka,” diakses pada tanggal 15 Maret 2010 dari http:lemkaonline.blogspot.com200902sekilas-kelahiran-lemka.html proses pemasyarakatan seni menulis khat atau kaligrafi kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat muda, di tanah Air.” 8

B. Visi dan Misi