yang berbeda dengan masyarakat Islam khusus yang berbeda dengan masyarakat muslim yang lain, hal ini akan memberikan jarak antara
da’i dan mad’unya, yang akan mengakibatkan kemacetan dan menemukan jalan buntu, karena mereka akan
meninggalkan sang da’i yang dianggapnya angkuh, padahal mereka merupakan
ladang dakwah bagi para da’i.
14
Karena itu seorang juru dakwah harus sehat fisiknya, berwawasan luas, adil, jujur dan berani dalam menyampaikan kebenaran.
b. Mad’u Objek Dakwah
Mad’u dapat disebut sebagai objek dakwah atau sasaran dakwah, yaitu orang-orang yang diseru, dipanggil, diundang. Maksudnya ialah orang yang diajak
ke dalam Islam atau sesuai dengan ajaran Islam sebagai penerima dakwah.
15
Objek dakwah merupakan masyarakat yang menerima dakwah, secara individu maupun kelompok, sebagai objek dakwah yang memiliki strata dan tingkatan-
tingkatan yang berbeda. Menurut Asmuni Syukir yang dimaksud dengan objek dakwah adalah
masyarakat luas, yang merupakan salah satu unsur terpenting di dalam sistem dakwah yang tidak kalah penting perannya dibandingkan dengan unsur-unsur
dakwah yang lain.
16
Dalam aktivitas dakwahnya, seorang da’i harus memahami karakter dan
latar belakang mad’u.
17
Dengan beragamnya latar belakang dari pendidikan, budaya, ekonomi dan pemahaman terhadap konsep Islam serta wawasan
14
Musthafa Masyhur, Teladan di Media Dakwah, Solo: Era Intermedia, 2001, h. 49
15
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h. 34
16
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 66
17
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Azah, 2009, h. 70
pengetahuan umum yang dimiliki mad’u, di samping menguasai materi dakwah
seorang da’i juga membutuhkan pemahaman tentang karakteristik mad’u yang
beragam tersebut. Dakwah Islam memiliki tujuan agar supaya timbul dalam diri umat manusia
suatu pengertian tentang nilai-nilai ajaran Islam, kesadaran sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama dengan ikhlas. Abdul Rosyad Shaleh
berpendapat bahwa tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan yakni terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi oleh Allah SWT.
18
c. Materi Dakwah
Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah
dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu masalah keimanan aqidah, masalah keislaman syariah, masalah budi pekerti akhlakul karimah.
19
1. Aqidah
Aqidah dalam Islam mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh
Rasulullah SAW dalam sabdanya:
18
Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, h. 190
19
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 60
Artinya: “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik ma
upun yang buruk.” HR. Imam Muslim. Di bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah-
masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah- masalah yang dilarang, misalnya syirik, ingkar dengan Tuhan dan sebagainya.
20
2. Syariah
Syariah dalam Islam erat hubungannya dengan amal lahir nyata dalam rangka mentaati semua peraturanhukum Allah guna mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW:
Artinya: “Islam adalah bahwasannya engkau menyembah kepada Allah SWT dan
janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat-zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadhan
dan menunaikan ibadah Haji di Mekah Baitullah.” HR. Imam Bukhari Muslim.
20
Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, h. 90
Hadits tersebut mencerminkan bahwa masalah syariah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, tetapi juga berkenaan dengan pergaulan hidup antara
sesama manusia. Seperti hukum jual beli, berumah tangga, bertetangga, warisan, kepemimpinan dan amal-amal saleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan
Allah seperti minum khamar, berzina, mencuri dan sebagainya termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam.
21
3. Akhlakul Karimah
Materi dakwah yang terakhir yaitu masalah akhlak, yang merupakan pelengkap keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun berfungsi sebagai
pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting, akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurna keimanan dan keislaman. Rasulullah SAW sendiri
pernah bersabda:
22
Artinya: “Aku Muhammad diutus oleh Allah di dunia ini hanyalah untuk
menyempurnakan akhlak.” Materi dakwah yang akan disampaikan ialah
ud’u ila sabili rabbika. Yaitu ajaklah kepada jalan Tuhanmu. Jalan Tuhan adalah agama Islam secara
keseluruhan yang sumber intinya adalah al-Quran dan Sunnah, sedangkan
21
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 60
22
Ibid, h. 61
pengembangannya kemudian akan mencakup seluruh kultur Islam yang murni yang bersumber dari kedua pokok ajaran Islam.
d. Metode Dakwah