Pendekatan Sosiologis Pendekatan Psikologis

disusun kerangka teori yang membuat pokok-pokok pemikiran yang menggambarkan sudut mana masalah penelitian yang akan disoroti. 6 Kerangka teori merupakan landasan untuk melakukan penelitian dan teori dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, kontrak, definisi dan proporsi menerangkan sesuatu fenomena sosial secara sistematik dengan cara merumuskan hubungan antara konsep

5.1 Perilaku Pemilih

Secara teoritis ada dua penjelasan teori mengapa seseorang tidak ikut memilih dalam pemilihan. Penjelasan pertama bersumber dari teori-teori mengenai perilaku pemilih Voter behavior. Penjelasan ini memusatkan perhatian pada individu. Besar kecilnya partisipasi pemilih Voting turnout dilacak pada sebab- sebab dari individu pemilih. Secara umum analisa-analisa mengenai ” Voting Behaviour ” atau perilaku pemilih didasarkan pada empat pendekatan model yaitu 7

5.1.1 Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis, yang sering disebut Mazhap Columbia The Columbia School Of Elektoral Behaviour, merupakan pendekatan yang menekankan pada peran faktor-faktor sosiologis dalam membentuk perilaku politik seseorang. Pendekatan ini menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan-pengelompokan sosial seperti umur tuamuda, jenis kelamin 6 . Hadawi Nawawi, Metode Penelitian Bidang Social, Yogyakarta: Gaja Mada Universty Press, 1995 7 . Masri Singarimbun dan Sofian Efendy, Metode penelitian survey, Jakarta Rajawali Perss, 1999 hal 122 Universitas Sumatera Utara PriaWanita, agama dan semacamnya dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk perilaku pemilih. Dari berbagai ragam perbedaan dalam struktur sosial, faktor sosial merupakan unsur yang juga berpengaruh terhadap pemilihan politik seseorang, terutama dihampir semua negara-negara industri. Di Eropa, kelompok berpenghasilan rendah dan kelas pekerja cenderung memberikan suara kepada partai sosialis atau komunis, sedangkan kelas menengah dan atas biasanya menjadi pendukung partai konservatif.

5.1.2 Pendekatan Psikologis

Berbeda dengan pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis yang sering disebut Muzhab Michigan The Michigan Survey Reseach Center lebih menekankan pada pengaruh faktor psikologis seseorang dalam menentukan perilaku atau pilihan politik. Menurut penganut pendekatan psikologis, secara metodologis pendekatan sosiologis dianggap sulit di ukur, seperti bagaimana mengukur secara tepat sejumlah indikator kelas sosial, tingkat pendidikan, agama, dan sebagainya. Pendekatan psikologis ini mengembangkan konsep psikologis. Khususnya konsep sikap dan sosialisasi dalam menjelaskan perilaku seseorang. Konsep merupakan variabel sentral dalam menjelaskan perilaku pemilih karena menurut Greenstein ada 3 fungsi sikap yakni; pertama, sikap merupakan fungsi penting. Artinya, penilaian terhadap suatu obyek diberikan berdasarkan motivasi, munat dan kepentingan orang tersebut. Kedua, sikap merupakan penyesuaian diri. Artinya seseorang bersikap tertentu sesuai dengan keiginan orang itu untuk sama Universitas Sumatera Utara atau tidak sama dengan tokoh atau kelompok yang dikaguminya. Ketiga, sikap merupakan sikap eksternalisasi dan pertahanan diri. Artinya, sikap seseorang itu merupakan upaya untuk mengatasi konflik batin atau tekanan psikis, yang mungkin berujud mekanisme pertahanan Defensce Mechanisme. Dengan demikian, konsep identifikasi partai merupakan variabel sentral dalam menjelaskan perilaku pemilih dalam pendekatan psikologis ini. Dalam hal ini, hubungan pengaruh antara identifikasi partai dengan perilaku pemilih sudah menjadi aksioma. Identifikasi partai merupakan dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain tanpa disadari. Identifikasi partai dilakukan oranag kepada seseorang kandidat atau partai politik yang dianggapnaya ideal dimata pemilih. 5.1.3 Pendekatan Rasional Dua pendekatan terdahulu menempatkan pemilih pada waktu dan ruang kosong baik secara implisit maupun eksplit. Pemilihan ibarat wayang tidak mempunyai kehendak bebas kecuali atas kemauan dalangnya. Karasteristik sosiologis, latar belakang keluarga pembelahan kultural atau identifikasi partai melalui proses sosialis dan pengalaman hidup merupakan variabel yang secara sendiri-sendiri maupun komplomenter mempengaruhi perilaku atau pilihan politik seseorang. Tetapi pada kenyataanya, ada sebagian pemilih yang mengubah pilihan politiknya dari suatu pemilu kepemilu lainya. Ini disebabkan oleh ketergantungan pada peristiwa-peristiwa politik tertentu yang bisa aja mengubah preferensi pilihan politik seseorang. Ada faktor-faktor situasional yang ikut berperan dalam Universitas Sumatera Utara mempengaruhi pilihan politik seseorang dalam pemilu. Dengan begitu, pemilihan bukan hanya pasif, melainkan juga individu. Faktor-faktor situasional, bisa berupa isu-isu politik atau kandidat yang dicalonkan, mempunyai peranan penting dalam menentukan pilihan politik seseorang. Dalam pendekatan rasional, terdapat dua orientasi yang menjadi daya tarik pemilih, yaitu orientasi isu dan orientasi kandidat. Dampak peristiwa tertentu, pengaruh isu dan kandidat yang ditawarkan terhadap perubahan situasional perilaku pemilih membuat beberapa pakar melirik model peristiwa konsumen produk bisnis sebagai salah satu pendekatan dalam memahami perilaku pemilih. Bahwa perilaku pemilih, menurut Him Melweit, merupakan pengambilan keputusan cepat dan pengambilan keputusan tersebut tergantung situasi sosial politik tertentu yang tidak berbeda dengan pengambilan keputusan lainnya. Pendekatan rasional mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa para pemilih benar-benar rasional. Para pemilih melakukan penilaian yang valid terhadap visi, misi dan program kerja partai dan kandidat. Pemilih rasional memiliki motivasi, prinsip, pengetahuan dan informasi yang cukup. Perbedaan antara pendekatan rasional dengan lainnya bahwa pemilih rasional adalah pemberi suara yang responsitif dan tidak permanen. 8 8 . Chaniago Andrinaf A, ’’Pemilu 2004 dan Konsultasi Kita’’, Jurnal Ilmu Politik Volume 4. No 1 2004 Universitas Sumatera Utara

5.1.4 Pendekatan Kepercayaan Politik