Faktor – faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Untuk Tidak Memilih 5.1 Faktor Ekonomi

keberadaan, kebijaksanaan, dan program-program yang dibuatnya dapat diwujudkan dengan lebih mudah dan mempunyai ikatan sanksi yang kuat. Gramsci, menyatakan dalam setiap proyek hegemoni kesepakatan yang dih 13 asilkanya selalu berada dalam situasi cair dan tak stabil. Pemilu sebagai sarana pencarian kesepakatan itu, tak pelak lagi akan merupakan sebuah ruang dimana konsestasi dan tawar menawar politik antara negara dan elit penguasa di satu pihak dan masyarakat dan pengelompokan didalamnaya dipihak lain terjadi. Pemilihann umum adalah suatu alat yang penggunaanya tidak boleh mengakibatkan rusaknya sendi-sendi demokrasi bahkan menimbulkan hal-hal yang menderitakan rakyat, tetapi harus meminjam suksesnya perjuangan orde baru, yaitu tetap tegaknya pancasila dan dipertahankanya UUD 1945. 1

5.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Untuk Tidak Memilih 5.1 Faktor Ekonomi

Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat kecamatan Paranginan untuk tidak ikut memilih karna diakibatkan dengan faktor ekonomi, kondisi ekonomi seseorang sangat mempengaruhi tingkat kebutuhanya. Artinya orang yang tingkat kebutuhanya tinggi kaya dengan orang yang tingkat ekonominya rendah miskin. Gagasan tentang pembaharuan desa telah lama bertebaran banyak individu maupun antara keduanya berada dalam memenuhi kebutuhanya. Orang kaya cenderung lebih banyak kebutuhanya dari orang miskin misalnya dalam hal melengkapi kebutuhan keluarganya. Lembaga telah lama mempromosikan pembaharuan agraria sebagai jalan untuk menciptakan keadilan 12. Syamsudin Haris OP. Cit Hal 7 Universitas Sumatera Utara sosial bagi rakyat desa. Kini, di era reformasi lebih banyak eleman masyarakat membikin wacana pembaharuan desa semakin membana tetapi tidak terlaksana. Kebutuhan manusia relatif tak terbatas disisi lain kebutuhan itu terbatas apabila relasinya mencukupi, dalam hal ini ilmu ekonomi mengajarkan bagaimana manusia atau sekelompok manusia mampu membuat pilihan-pilihannya dengan baik sebagaimana yang di kemukakan Paul Samuelson bahwa studi mengenai bagaimana orang dan masyarakat memilih dengan tanpa menggunakan uang untuk mendapatkan sumber-sumber daya produktif yang langka demi memproduksi berbagai komoditi dari waktu kewaktu dan mendistribusikanya untuk dikonsumsi. 14 Seperti halnya dalam masyarakat Kecamatan Paranginan bahwa faktor ekonomi itu sangat mempengaruhi dalam pemilihan dimana pendapatan masyarakat dalam kebutuhan hidup mayoritas dalam hasil bertani akhir-akhir ini perekonomian dari masyarakat Paranginan itu menurun padahal masyarakat bisa bertahan hidup karana dari hasil pertanian yang diperolehnya. Dalam pemilu 2009 itu masyarakat Paranginan banyak yang tidak ikut dalam pemilihan dimana perekonomianya merosot yang diakibatkan dengan hasil dari tanamanya tidak begitu bagus berikut lagi dengan faktor krisis global, dan cuaca yang buruk yang mengurangi semangat dalam berpartisipasi dalam pemilihan tersebut. Kecamatan Paranginan itu jumlah masyarakatnya 12.867 jiwa dan kebanyakan masyarakat hidupnya tergantung dari hasil pertanianya, dan masyarakat Paranginan itu mayoritas hidupnya sederhana miskin. Jumlah masyarakat Paranginan yang bertani sebanyak 9.547 jiwa, dan pendapatan yang 14 .Deliarnov, Ekonomi politik, Jakarta : Erlangga 2006 Universitas Sumatera Utara diperoleh setiap bulannya Rp 500.000 – 1.000.000, belum lagi biaya hidup sehari- hari dan biaya hidup anak dan biaya yang lainnya. 15

5.2 Faktor Pendidikan