Pengertian Pemilihan Umum Sistem Pemilihan Umum

5.2.1 Pengertian Pemilihan Umum

Pemilihan merupakan lembaga dan sekaligus praktek politik yang mempunyai dua dimensi, yang dilihat dari luar nampak berseberangan. Pemilihan dimengerti sebagai sarana bagi perwujudan kedaulatan rakyat yaitu sarana artikulasi kepentingan warga untuk menentukan wakil-wakil mereka, pemilihan juga merupakan sarana evaluasi dan sekaligus kontrol baik langsung maupun tidak langsung terhadap pemerintah dan kebijakan yang dibutuhkanya. Pemilihan juga diartikan sebagai salah satu sarana untuk memberikan dan memperkuat legitimasi politik. Pemilihan sebagai sarana pencarian kesepakatan yang tak pelak lagi, akan merupakan sebuah ruang dimana kontestasi dan tawar menawar politik antara negara dan elit penguasa di satu pihak dan masyarakat pengelompokan didalamnya. Partai politik dan pemilihan umum merupakan suatu kegiatan politik yang tidak mungkin dipisahkan. Menurut Ali Murtopo pemilihan adalah sarana yang tersedia bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatan dan merupakan lembaga demokrasi. 10

5.2.2 Sistem Pemilihan Umum

Dalam sistem pemerintahan yang demokratis haruslah diatur sedemikian rupa, sehingga seluruh rakyatnya ikut serta dalam pemerintahan negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut sistem demokrasi langsung seluruh rakyat yang telah dewasa menjadi anggota dari suatu permusyawaratan rakyat yang bertugas untuk menetapkan dan menjalankan peraturan dari negara yang bersangkutan akan tetapi dalam sarana ketatanegaraan sistem demokrasi 10 . Syamsudin Haris Op. Cit., Hal 49-50 11. Bintar R . Saragih, Lembaga perwakilan dan pemilihan umum di Indonesia, Jakarta: gaya Media Pratama 1987, Hal 167-169 Universitas Sumatera Utara langsusng tidak pernah dapat diwujudkan seluruhnya. Pemilihan umum harus dilukukan dengan bebas, yang berarti bahwa para pemilih bebas sepenuhnya memberikan suaranya kepada calon-calonnya. Untuk itu harus ada jaminan, bahwa seorang pemilih tidak boleh mendapat tekanan, ancaman dengan maupun tanpa kekerasan dari siapa pun juga. Berkenan dengan pemilihan yang bebas maka pemberian suara itu harus dilaksanakan dengan rahasia tak seorang pun mengetahui kepada siapa pemilih memberikan suaranya. Untuk menjamin kebebasan dan rahasia dari pemilihan umum. 11 Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi umumnya berkisar pada prinsip pokok yaitu : 1. Single-Member constituency satu daerah pemilihan memilih suatu wakil biasanya disebut sistem Distrik. 2. Multi-Member constituency satu daerah memilih memilih beberapa wakil, biasanya dinamakan proportional representation atau perwakilan atau perwakilan berimbang. Secara umum sistem pemilihan umum dapat diklasifikasikan dalam dua sistem yaitu : 1. Sistem Distrik Sistem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan didasrkan atas kesatuan geografis yang biasanya disebut distrik karena kecilnya daerah yang diliputi mempunyai satu wakil dalam perwakilan rakyat. Untuk keperluan itu daerah pemilihan dibagi dalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat 11 . C. S. T. Kansil memilih dan dipilih, Jakarta P. T Pradnya Paramita Anggota IKAPI 1971 Universitas Sumatera Utara dalam perwakilan rakyat ditentukan oleh jumlah distrik. Calon yang dalam satu distrik memperoleh suara yang tetbanyak menang, sedangkan suara-suara yang ditujukan kepada calon-calon lain dalam distrik itu dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi, bagaimanapun kecilnya selisih kekalahanya. 2. Sistem Proporsional. Sistem Pemilu proporsional memiliki asumsi dasar yang berbeda. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap suara haruslah diperhitungkan. Dengan menggunakan asumsi tersebut, istilah pemenang sesungguhnya bukanlah mereka yang mengalahkan kontestan lainnya; melainkan peraih suara terbanyak karena selain mereka masih ada kontestan lainnya yang juga diperhitungkan perolehan suaranya walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit. Oleh karena itu, sistem proporsional ini lebih cocok untuk mencari wakil penduduk dan bukannya wilayah dan sering dipergunakan untuk negara-negara yang memiliki masyarakat yang cenderung plural. Derajat keterwakilan sistem ini relatif lebih baik, namun masih kalah oleh sistem distrik dalam hal kedekatan antara kontestan dengan pemilih. Beberapa variasi diperkenalkan oleh sistem ini untuk mengurangi kelemahan itu dengan mengambil beberapa prinsip sistem distrik dalam hal pemilih menentukan sendiri siapa kandidat yang disukainya di samping tanda gambar. 12

5. 3 Partai Politik

Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan 12 . A. Rahma Op. Cit, Hal 151 Universitas Sumatera Utara