Rukun dan Syarat Gadai Syariah

Sedangkan untuk gadai emas syariah, menurut Fatwa DSN- MUI No. 26DSN-MUIIII2002 gadai emas syariah harus memenuhi ketentuan umum berikut : 1 Rahn emas dibolehkan berdasarkan prinsip rahn lihat Fatwa DSN nomor : 25DSN-MUIIII2002 tentang rahn. 2 Ongkos dan biaya penyimpanan barang marhun ditanggung oleh penggadai rahin. 3 Ongkos sebagaimana dimaksud dalam butir b besarnya didasarkan pada pengeluran yang nyata-nyata diperlukan. 4 Biaya penyimpanan barang marhun dilakukan berdasarkan akad ijarah. 17

3. Rukun dan Syarat Gadai Syariah

a. Rukun Ar-Rahn, antara lain: 1 Orang yang berakad: 1 Yang Berhutang Rahin dan 2 Yang Berpiutang Murtahin 2 Sighat Ijab qabul 3 Harta yang diRahn-kan Marhun 4 Pinjaman Marhun Bih 18 b. Syarat-Syarat ar-Rahn, antara lain: 17 Rudy Kurniawan, Pegadaian Syariah, makalah disampaikan pada Pelatihan Pegadaian Syariah di Fakultas Syariah dan Hukum,UIN Jakarta, h. 3-4. 18 Rudy Kurniawan, Pegadaian Syariah, makalah disampaikan pada Pelatihan Pegadaian Syariah di Fakultas Syariah dan Hukum,UIN Jakarta, h. 6. 1 Syarat al-marhun bih utang adalah: 1 merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada yang berutang, 2 utang itu boleh dilunasi dengan agunan itu, 3 utang itu jelas dan tertentu; 2 Syarat al-marhun barang yang dijadikan agunan, menurut para pakar fiqh, adalah: 1 barang jaminan agunan itu boleh dijual dan nilainya seimbang dengan utang, 2 barang jaminan itu bernilai dan dapat dimanfaatkan, 3 barang jaminan itu jelas dan tertentu, 4 agunan itu milik sah orang yang berutang, 5 barang jaminan itu tidak terkait dengan hak orang lain, 6 barang jaminan itu merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam beberapa tempat, dan 7 barang jaminan itu boleh diserahkan baik materinya maupun manfaatnya. 19 Di samping syarat-syarat di atas, para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa ar-rahn itu baru dianggap sempurna apabila barang yang dirahn-kan itu secara hukum sudah berada di tangan pemberi utang, dan uang yang dibutuhkan telah diterima peminjam uang. Sesuai dengan landasan konsep ar-Rahn, pada dasarnya ar- Rahn berjalan diatas dua akad transaksi syariah yaitu : 1. akad rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik harta si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, 19 A.H. Azharudin Lathief, Fiqh Muamalat, h. 155 pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini bank syariah menahan barang bergerak sebagai jaminan atas uang nasabah. 2. akad ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendiri. Malalui akad ini dimungkinkan bagi bank untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak milik nasabah yang telah melakukan akad. 20

C. Ekonomi Islam

1. Definisi Ekonomi Islam

Para ahli fiqh telah banyak mendefinisikan tentang apa yang dimaksud dengan ekonomi Islam. Berbagai argumen ini meskipun saling berbeda formulasi kalimatnya, tetapi mengandung pengertian yang sama. Pada dasarnya suatu ilmu pengetahuan yang berupaya memandang, meninjau, meneliti yang pada akhirnya menyimpulkan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara islami merupakan bagian dari definisi ekonomika islami itu sendiri. 21 20 Rudy Kurniawan, Pegadaian Syariah, makalah disampaikan pada Pelatihan Pegadaian Syariah di Fakultas Syariah dan Hukum,UIN Jakarta, h.6. 21 Sholahuddin, Asas-asas ekonomi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h.4.