Definisi Gadai Syariah Gadai Syariah Ar-Rahn

3. Emas gampang diperoleh dan sangat liquid

Emas mudah untuk dibeli dan dijual kembali dimana saja. Harga emas di seluruh indonesia juga relatif sama. Kita bisa membeli emas di Jakarta dan dijual kembali di Makasar dengan harga yang sama. 10

g. Kekurangan investasi emas antara lain:

1. Kekurangannya terutama pada segi storage dan handling.

Menyimpan “hard asset” seperti emas relatif beresiko dan mahal. Selain itu, apabila penyimpanan kurang baik, walau dibungkus protective cover , memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan warna. Khusus emas berbentuk koin, kalau jatuh, penyok, atau cuil chipped, sulit untuk di-treatment ulang dan bisa mengurangi harga. Emas kurang cocok untuk para investor yang ceroboh. 2. Return-nya relatif stabil dan kalah menggairahkan bila dibandingkan saham atau properti. Juga, sangat tidak disarankan untuk berinvestasi emas hanya dalam jangka pendek 1 tahun atau kurang.

B. Gadai Syariah Ar-Rahn

1. Definisi Gadai Syariah

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang 10 Artikel diakses pada tanggal 29 Agustus 2010 dari http:www.kebun-emas.info. berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang memberi utang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. 11 Dalam istilah fiqh, gadai disebut al- rahn, yang menurut bahasa artinya adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercaaan. Sedangkan menurut syara’, gadai adalah menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai tebusan. 12 Secara etimologi, kata al-rahn berarti tetap,kekal, dan jaminan. Akad al-rahn dalam istilah hukum positif disebut dengan barang jaminanagunan. Ada beberapa defiisi ar-Rahn yang dikemukakan para ulama fiqh. Ulama Malikiyyah mendefiniskannya dengan: Harta yang dijadikan pemilikya sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat. 13 Ulama Hanafiyah mendefinisikannya dengan: Menjadikan sesuatu barang sebagai jaminan terhadap hak piutang yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak piutang itu , baik seluruhnya maupun sebagian. 11 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Bulerlijk Wetboek, Penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Ps. 1150. 12 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2007, h. 156. 13 A.H. Azharudin Lathief, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Press, 2005, h. 154. Sedangkan ulama Syafi’iyah dan Hanabilah mendefinisikan ar-rahn dengan: Menjadikan materi barang sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar utangnya itu . Definisi ini mengandung pengertian bahwa barang yang boleh dijadikan jaminan agunan utang itu hanya yang bersifat materi, tidak termasuk manfaat sebagaimana yang dikemukakan ulama Malikiyah. Barang jaminan itu boleh dijual apabila dalam waktu yang disepakati kedua belah pihak, utang tidak dilunasi. Oleh sebab itu, hak pemberi piutang hanya terkait dengan barang jaminan, apabila orang yang berutang tidak mampu melunasinya. 14

2. Dasar Hukum Gadai Syariah