42
Sebuah penyelidikan keamanan Belanda kemudian mengungkapkan bahwa Khan mungkin telah mengetahui banyak rahasia fasilitas UCN.
149
Khan mengakui dirinya tidak mengambil keuntungan dari pengalamannya bertahun-tahun bekerja pada proyek-proyek serupa
di Eropa dan kontrak di sana dengan berbagai perusahaan manufaktur. Ia bahkan membantah terlibat dalam spionase nuklir.
150
Atas berbagai bukti, Pengadilan Amsterdam menjatuhkan hukuman in absentia pada tahun 1983 selama empat tahun penjara. Khan lantas mengajukan
banding atas tuduhan tersebut yang akhirnya membatalkan hukumannya .
151
Ia menegaskan bahwa program sentrifugal Pakistan adalah asli dan bahwa peralatan yang digunakan di dalamnya
dikembangkan dan diproduksi secara lokal. Pada tahun 1990, Khan menyatakan semua pekerjaan penelitian merupakan hasil dari inovasi dan perjuangan sendiri. Khan mengaku tidak menerima
pengetahuan teknis dari luar negeri, namun demikian ia tidak menyangkal menggunakan buku, majalah dan makalah penelitian dari negara lain.
Karir resmi Abdul Qadeer Khan berakhir pada Maret 2001, ketika ia dan Ketua PAEC Ishfaq Ahmed tiba-tiba pensiun atas perintah Pervez Musharraf. Ia kemudian ditawari sebagai
Special Adviser to the Chief Executive on Strategic dan menjadi ketua di Khan Research
Laboratorium Affairs
152
B. Pengembangan Persenjataan Missile Pakistan
Kemampuan yang dicapai oleh Pakistan dalam penguasan teknologi nuklir semakin berkembang. Setelah mampu untuk menghasilkan HEU, Pakistan membutuhkan rudal yang
149
Mark Fitzpatrick, Nuclear Black Markets: Pakistan, A.Q. Khan and the Rise of Proliferation Networks : a Net Assessment, Jurnal The International Institute for Strategic Studies ISBN: 9780860792017. Hal 25.
150
Mark Fitzpatrick, Nuclear Black Markets: Pakistan, A.Q. Khan and the Rise of Proliferation Networks : a Net Assessment. Hal 28
151
http:www.historycommons.orgcontext.jsp?item=us_plans_to_use_military_force_against_iran_400 diakses
pada 6 Juni 2014.
152
http:nuclearweaponarchive.orgPakistanAQKhan .html diakses pada 6 Juli 2014.
43
mampu untuk membawa hulu ledak yang berisi nuklir. Kemampuan India yang terus berkembang dalam hal pemilikan rudal mendorong Pakistan untuk berbuat hal yang sama. Khan pada tahun
1982 memberitahu kepada Presiden Zia ul Haq bahwa ia telah mampu untuk melakukan pengayaan HEU dan sekarang ia ingin membuat rudal.
153
Zia kemudian memberikan dukungan
dan pada akhirnya dua tahun kemudian perkerjaan ini telah selesai.
Pembuatan rudal pertama Pakistan diberi nama Hatf-1 yang memiliki daya jangkau 80 km. Uji coba pertama kali pada April 1988 memperlihatkan kelemahan dari rudal jenis ini yang hanya
mampu mencapai jarak yang tidak memuaskan. Hatf-2 yang diuji coba pada waktu yang sama dapat mencapai 300 km tetapi rudal jenis ini tidak dapat diandalkan dan pengembangan pun terus
berlanjut dengan lahirnya Hatf-3 yang memiliki kekurangan yang sama yaitu akurasi yang tidak tepat.
154
Kelemahan yang ditunjukkan pada rudal-rudal sebelumnya membuat Pakistan berusaha untuk mengembangkan rudal jenis baru. PAEC memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan
Cina untuk pembelian rudal jenis M-11.
155
Rudal ini diberi nama oleh Pakistan dengan sebutan Shaheen yang berarti Burung Elang. Kemampuan menjelajah Shaheen-1 mencapai jarak 800 km
dengan daya angkut sebesar 500 kg.
156
Sedangkan untuk Shaheen-2 memiliki kemampuan jarak hingga 2000 km. Pada Juli 2000 PAEC mengklaim bahwa kedua jenis rudal ini telah memiliki
kemampuan untuk mengangkut nuklir nuclear capable.
157
153
Janet Wood, Nuclear Power, Stevenage, United Kingdom: The Institution of Engineering and Technology, 2007, Hal 8.
154
Effendi, Irmawan : Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan: Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik.
Hal 20.
155
Janet Wood, Nuclear Power, Stevenage. Hal 11.
156
Sumit Ganguli, S. Paul Kapur. India, Pakistan and The Bomb: Debating Nuclear in South Asia, Columbia University press, New York. 2008. Hal 14
157
Sumit Ganguli, S. Paul Kapur. India, Pakistan and The Bomb: Debating Nuclear in South Asia. Hal 15.
44
Jika PAEC bekerjasama dengan Cina, maka Khan mencari alternatif lain dalam upayanya untuk pengembangan kemampuan rudal. Khan memilih rute yang berbeda dengan melakukan
pendekatan dengan Korea Utara. Korea Utara mengirimkan bagian dari rudal versi Nodong sedangkan Pakistan mengirimkan uang dan beras sebagai imbalannya.
158
Ghauri-1 diuji cobakan pada April 2000 dengan daya jangkau mencapai 1500 km. Rudal ini diklaim mampu membawa
muatan sebesar 700 kg. Setelah mengadopsi teknologi dari Korea Utara ini, Pakistan mencoba untuk mengembangkannya sendiri dengan berhasil memproduksi Ghauri-2 dan Ghauri-3 dengan
kemampuan masing-masing hingga 2000 dan 3000 km.
159
Jarak seperti ini memberi kemampuan bagi Pakistan untuk mencapai target di India. Ghauri-2 diuji coba pada 14 April 1999, tiga hari
setelah India melakukan uji coba rudal Agni-2. Ghauri-2 diluncurkan dari peluncuran di Dina, sekitar 60 km Pakistan Timur Ibu kota Islamabad dan mendarat di Jiwani, di sebelah Barat
Propinsi Balochistan .
160
Pesawat terbang yang dimiliki oleh Angkatan Udara Pakistan rata-rata digunakan untuk meluncurkan senjata nuklir, khususnya pesawat tempur jenis F-16 buatan AS.
161
Pesawat lainnya seperti Mirage-V atau A5 buatan Cina juga mampu untuk digunakan tujuan tersebut. Beberapa F-
16 kemungkinan telah dimodifikasi untuk memiliki kemampuan meluncurkan nuklir yang digunakan pada Skuadron 9 dan 11 di Sargodha, 160 km Utara Kota Lahore.
162
F-16 memiliki jangkauan 1600 km atau lebih dan dapat digunakan untuk mengangkut hingga 5450 kg secara
eksternal di bawah badan pesawat dan enam buah di bawah pusat sayap.
163
158
Sumit Ganguli, S. Paul Kapur. India, Pakistan and The Bomb: Debating Nuclear in South Asia, Hal 17-18
159
Michael Quinlan, Thinking About Nuclear Weapons: Principles, Problems, Prospects, New York: Oxford University Press, 2009, Hal 36.
160
Laporan Tahunan KBRI Islamabad Tahun 2000; Jilid II, Departemen Luar Negeri RI, Hal 8
161
Pakistan played a leading role in China‟s entry into the U.N., Ghulam Ali, “China‟s Seat in the United Nations: An Analysis of Pakistan‟s Role”, IPRI Journal, vol. IV, no. 2 Summer 2004.
162
Pakistan played a leading role in China‟s entry into the U.N., Hal 56.
163
Laporan Tahunan KBRI Islamabad Tahun 2000; Jilid II . Hal 12.
45
C. Kerjasama Militer Pakistan dengan Cina