13
Presiden Zia-ul Haq mulai memandang bahwa kepemilikan nuklir menjadi pencegah atas upaya penekanan yang dilakukan India menyangkut perebutan wilayah Kashmir.
40
2. Security Dilemma
Konsep Security Dilemma dilema keamanan dalam ranah hubungan internasional kerap dijadikan sebagai alat analisa atas terjadinya konflik hingga perang terbuka. Robert Jervis
menjelaskan bahwa dilema keamanan merupakan situasi dimana sebuah negara berusaha meningkatkan keamanan dengan mengurangi keamanan pihak lain.
41
Jika sebuah negara menerapkan sistem senjata yang tergolong ofensif, lalu respon yang diberikan negara lain adalah
melakukan hal yang serupa, yaitu penempatan senjata ofensif juga, maka kemampuan negara untuk melindungi wilayahnya akan berkurang dan cenderung lebih rentan keamanannya
dibandingkan sebelum merespon penempatan senjata tersebut.
42
Jervis sebagaimana dikutip Glaser, Charles L Kaufmann C, melihat kondisi dilema keamanan akan muncul dalam dua situasi. Pertama, saat kekuatan militer ofensif maupun
defensif tidak dapat dibedakan, dimana pada kondisi ini objektifitas terhadap negara lain menjadi sangat terbatas, misalnya dengan melihat jenis kekuatan militer yang digunakan untuk
disebarkan.
43
Kondisi kedua muncul kala negara melihat strategi ofensif lebih menguntungkan, maka tindakan untuk menyerang pertama kali memberikan keuntungan lebih jika dibanding
defensif. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh negara yang memiliki kekuatan besar untuk
40
“Profile: Muhammad Zia ul-Haq” http:www.historycommons.orgentity.jsp?entity=muhammad_zia_ul-haq
diakses pada 20 Juni 2014.
41
Jervis Robert, Jurnal World Politics: Cooperation Under the Security Dilemma, Volume 30, Issue 2 J an, 1978, Hal 167.
42
Jervis Robert, Jurnal World Politics: Cooperation Under the Security Dilemma, Volume 30, Issue 2 J an, 1978, Hal 168.
43
Charles L. Glaser and Chaim Kaufmann, Jurnal International Security : What is the Offense-Defense Balance and Can We Measure it?
Vol. 22, No. 4 Spring, 1998, Hal 45-46
14
melakukan pre-emptive strike yakni sebuah upaya untuk mengantisipasi strategi serangan dari lawan terlebih dahulu.
44
Begitupula dalam urusan kerjasama antar negara, Robert Jervis berpendapat. ”if they cooperate to trap the stag, they will eat well. But if one person defects to
chase a rabbit-which he likes less than stag-none of the others will get anything. Thus, all actors have the same preference order, and there is a solution that gives each his first
choice: 1 cooperate and trap the stag international analogue being cooperation and disarmed; 2 chase a rabbit while others remain at their posts maintain a high level of
arms while others are disarmed; 3 all chase rabbits arms competition and high risk of war; and 4 stay at the original position while another chases a rabbit being disarmed
while others are armed”.
45
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam situasi security dilemma suatu negara dapat membuat pilihan dalam berinteraksi, yaitu pertama, suatu negara yang merasa takut atau
terancam, maka akan menimbulkan tindakan aksi-reaksi antar negara yang dapat menghilangkan makna kerjasama. Keadaan seperti ini tidak akan dapat ditopang oleh rasa percaya dan
pemahaman individu terhadap kepentingan bersama yang diakomodasi secara bersama-sama. Kedua
, situasi anarki memaksa negara untuk mencari kekuasaan di luar batas nasional dan memaksakan nilai-nilai ideologi yang dianut melalui tindakan intervensi untuk menyebarkan
pengaruhnya kepada negara lain. Ketiga, penyebaran pengaruh oleh negara-negara yang memiliki kepentingan terhadap negara-negara yang lebih lemah lainnya memaksa beberapa
negara untuk saling berhadapan dalam perebutan pengaruh atau menciptakan daerah penyangga demi kepentingan geopolitik. Keempat, berupaya untuk menyerang guna mengambil sikap atas
44
Charles L. Glaser and Chaim Kaufmann, Jurnal International Security : What is the Offense-Defense Balance and Can We Measure it?.
Hal 48
45
Robert J Art, Robert Jervis, Internastional Politics : Enduring concept and contemporary Issues, Pearson Longman press, New York, 2007. Hal 177.
15
perilaku lawan yang meningkatkan persenjataan.
46
Berdasarkan pilihan-pilihan tersebut, suatu negara harus memperhatikan strategi yang akan digunakan dalam situasi security dilemma.
Dalam proses ini setiap pihak sama-sama merasa terancam. Kesiagaan defense salah satu pihak dianggap bukti motif offensive oleh pihak lain, yang selanjutnya mempersenjatai diri
sebagai tanggapannya. Semua pihak berusaha untuk saling mengungguli sehingga menumbuhkan perlombaan senjata dan pasukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Perlombaan ini
menciptakan security dilemma. Maka dalam konteks hubungan Pakistan dengan India, Pakistan merasa terancam dengan eksistensi nuklir India sehingga kondisi dilema keamanan ini memaksa
Pakistan untuk ikut menerapkan strategi serupa. Sebagai negara yang selalu merasa terancam atas kemajuan militer India, maka strategi pengembangan nuklir untuk sama-sama berada dalam
posisi satu level merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh Pakistan.
3. Teori Kepentingan Nasional