38
Perancis ini merupakan hasil dari tekanan yang diberikan oleh Amerika Serikat melalui menteri luar negerinya Henry Kissinger yang terus menekan Perancis untuk membatalkan kontrak kerja
samanya dengan Pakistan.
127
Kekhawatiran AS ini didasarkan pada ketakutan akan upaya pembuatan senjata nuklir oleh Pakistan. Jika saja kerjasama Pakistan-SGN berhasil maka Pakistan
akan menghasilkan materi plutonium yang cukup besar dan itu tentunya akan membahayakan jika tidak mendapatkan pengawasan yang cukup.
Berakhirnya kerjasama dengan Kanada dan dilanjutkan dengan SGN membuat Pakistan berusaha untuk mencari alternatif lain yaitu menggunakan HEU sebagai materi dasar. Upaya yang
ingin dicapai Pakistan ini tidaklah mudah mengingat dibutuhkannya teknologi yang cukup besar yaitu adanya mesin pemutar atau sentrifugal untuk melakukan pengayaan uranium hingga
mendapatkan komposisi yang tepat.
128
Teknologi ini dimiliki oleh ahli metalurgi asal Pakistan Dr. Abdul Qadeer Khan yang bersedia membantu negaranya dalam teknologi mesin pemutar
ini.
129
Khan memanfaatkan lemahnya pengawasan ekspor untuk mendapatkan komponen- komponen dasar untuk membuat ultrasentrifugal secara terpisah dari berbagai negara.
Kemampuan Khan ini tentunya tidak lepas dari pengalaman yang dimilikinya ketika masih bekerja pada URENCO yang merupakan kerjasama antara Belanda, Jerman dan Inggris.
130
Pada masa inilah Pakistan mampu untuk melakukan proses pengayaan dan pengembangan teknologi
nuklir di dalam negerinya sendiri dengan memanfaatkan potensi Khan.
B. Peranan Abdul Qadeer Khan dalam Pengayaan Uranium
127
Bruno Tertais, Ibid Hal 78.
128
Steve Weissman dan Herbert Krosney, The Islamic Bomb, Times Books, New York, 1981, hlm. 81.
129
Steve Weissman dan Herbert Krosney, The Islamic Bomb. Hal 83.
130
http:www.world-nuclear.orginfoNuclear-Fuel-CycleConversion-Enrichment-and FabricationUranium-
Enrichment diakses pada 20 Juni 2014.
39
Kemajuan nuklir Pakistan yang menarik perhatian dunia internasional saat ini tidak lepas dari salah satu sosok yang sangat berperan atas lahirnya kemampuan negara tersebut
memproduksi sejumlah bahan utama pembuatan senjata nuklir. Dia adalah Dr. Abdul Qadeer Khan.
131
Lahir di Bhopal tahun 1936, Khan adalah warga India yang hijrah ke Pakistan paska pemisahan tahun 1947. Setelah lulus dari sekolah di Karachi, ia kemudian melanjutkan studinya
ke Eropa pada tahun 1961.
132
Saat di sana, Khan mengenyam pendidikan di Technische Universität Berlin Barat, setelah itu ia menerima gelar master di bidang teknik metalurgi di Delft
University of Technology Belanda tahun 1967. Gelar Ph.D. dalam bidang metalurgi didapatnya dari Universitas Katolik Leuven di Belgia pada tahun 1972.
133
Usai lulus, Khan bekerja untuk laboratorium riset dinamik FDO, anak perusahaan Verenigde Machine-Fabrieken di Amsterdam Mei 1972. FDO adalah subkontraktor untuk Ultra-
Centrifuge Nederland UCN yaitu mitra tiga negara konsorsium Eropa dalam pengayaan uranium URENCO yang terdiri dari Inggris, Jerman, dan Belanda.
134
Selama bekerja di URENCO, Khan menempati sejumlah posisi penting. Dia mendapat akses tak terbatas di perusahaan ini, termasuk
akses membuka begitu banyak dokumen rahasia teknologi sentrifugal gas dan pengayaan uranium.
135
Dalam seminggu bekerja dengan FDO, Khan mulai dikirim ke fasilitas pengayaan UCN di Almelo, Belanda. Insinyur yang mampu berbicara dalam multi bahasa itu ditugaskan
untuk menerjemahkan dokumen teknis yang sangat rahasia yang menggambarkan penggunaan
131
http:www.famousscientists.orgabdul-qadeer-khan diakses pada 25 Juni 2014.
132
http:www.britannica.comEBcheckedtopic1009243Abdul-Qadeer-Khan diakses pada 25 Juni 2014.
133
http:www.britannica.comEBcheckedtopic1009243Abdul-Qadeer-Khan diakses pada 25 Juni 2014.
134
William J. Broad, David E. Sanger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear Proliferation,”New York Times, February 12, 2004.
135
MA Chaudhri, “Pakistan‟s Nuclear History: Separating Myth from Reality,” Defence Journal, May 2006, Hal 13.
40
mesin sentrifugal secara rinci.
136
Dalam perjalanannya, ia sering membawa pulang dokumen tersebut dengan persetujuan FDO, meskipun ini juga merupakan pelanggaran prosedur normal.
Dalam dua tahun pertamanya, Khan bekerja mengoperasikan dua desain mesin sentrifugal yaitu CNOR dan SNOR.
137
Pada akhir tahun 1974, UCN meminta Khan untuk menerjemahkan dokumen desain yang sangat rahasia untuk dua mesin Jerman, G-1 dan G-2. Ini mewakili
teknologi pengayaan industri yang paling canggih di dunia pada saat itu.
138
Khan menghabiskan 16 hari selama satu bulan di bidang keamanan tertinggi fasilitas Almelo selama ia belajar mesin tersebut.
139
Selama periode ini, ia memiliki akses tanpa pengawasan, dan tercatat berkeliaran di sekitar laboratorium, menulis catatan dalam naskah asing
tanpa ada upaya untuk menghentikannya atau menyelidiki kegiatannya dari pihak perusahaan.
140
Usai menempuh studi dan memiliki pengalaman kerja di luar negeri, Khan kemudian menulis surat yang ditujukan ke Perdana Menteri Pakistan pada bulan September 1974 yang berisi
menawarkan jasanya kepada Pakistan.
141
Pada bulan Januari 1976, atas undangan Perdana Menteri Zulfikar Ali Bhutto, ia tiba-tiba meninggalkan Eropa bersama keluarganya sebelum
spionasenya terdeteksi. Khan kemudian mengirim surat pengunduran diri kepada FDO dari Pakistan yang efektif berlaku pada bulan Maret.
142
Saat berada di Pakistan, Khan awalnya bekerja di bawah Komisi Energi Atom Pakistan PAEC yang dipimpin oleh Munir Ahmad Khan. Sebuah fasilitas percontohan sentrifugal kecil
136
MA Chaudhri, “Pakistan‟s Nuclear History: Separating Myth from Reality,” Hal 15.
137
MA Chaudhri, “Pakistan‟s Nuclear History: Separating Myth from Reality,” Hal 18.
138
William J. Broad, David E. San ger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear Proliferation. Hal 17.
139
William J. Broad, David E. Sanger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear Proliferation. Hal 19
140
William J. Broad, David E. Sanger, and Raymond Bonner,“ A Tale of Nuclear Proliferation Hal 22-24.
142
Synnott, Hillary, The Causes and Consequences of South Asia’s Nuclear Test, Oxford University Press, New
York, 1999.
41
awalnya didirikan di Sihala, beberapa kilometer dari Islamabad.
143
Pada bulan Juli 1976, Bhutto memberi Khan kontrol secara otonom atas proyek pengayaan uranium. Ia berkewajiban
melaporkan langsung ke Perdana Menteri setiap hasil penelitian. Bhutto akhirnya memberi keleluasaan kepada Khan membentuk tim sendiri. Tim itu bekerja di Kahuta, sebuah desa
terpencil di Pakistan. Fisikawan ternama Pakistan dari seluruh dunia dihimpun. Melalui Engineering Research Laboratories
ERL, Khan diberi mandat mengembangkan Uranium Enrichment Plant
. Pembangunan sentrifugal pertama Pakistan pun dimulai tahun tersebut. Sejak saat itu, PAEC di bawah Khan terus mengembangkan generasi pertama senjata nuklir Pakistan
pada 1980-an.
144
Karena upaya Khan, Pakistan membuat kemajuan pesat dalam mengembangkan U-235 yang kemudian mulai diproduksi secara masif. Menurut Khan dalam sebuah wawancara tahun
1998, pengayaan uranium pertama Pakistan dilakukan di Kahuta pada tanggal 4 April 1978.
145
Pada tahun 1981, Pakistan telah memproduksi uranium dengan jumlah besar. Tanggal 28 dan 30 Mei 1998, Pakistan berhasil meledakkan enam bom nuklir.
146
Tidak hanya itu, di bawah kepemimpinan Khan, Pakistan berhasil melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah, Ghauri
I pada 6 April 1998 dan Ghauri II pada 14 April 1999.
147
Dari laboratorium itulah Khan berperan besar dalam membentuk sistem pertahanan Pakistan. Di antaranya adalah pengembangan rudal bahu anti jet tempur ANZA dan rudal jelajah
anti tank Baktar Shikan.
148
143
Ibid Hal 14.
144
http:fas.orgnukeguidepakistannuke diakses pada 24 Juni 2014.
145
Mashad, Dhurorudin, Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, April 2004, Hal 168. Synnott, Hillary, Ibid Hal 24.
146
http:www.britannica.comEBcheckedtopic1009243Abdul-Qadeer-Khan diakses pada 25 Juni 2014.
147
Rodney W. Jones, Pakistan Nuclear Posture: Quest for Assured Nuclear Doctrine a Confecture, Regional Studies, Vol. XVIII, No.2 Spring 2000, Hal 9.
148
Rodney W. Jones, Pakistan Nuclear Posture: Quest for Assured Nuclear Doctrine a Confecture. Hal 11.
42
Sebuah penyelidikan keamanan Belanda kemudian mengungkapkan bahwa Khan mungkin telah mengetahui banyak rahasia fasilitas UCN.
149
Khan mengakui dirinya tidak mengambil keuntungan dari pengalamannya bertahun-tahun bekerja pada proyek-proyek serupa
di Eropa dan kontrak di sana dengan berbagai perusahaan manufaktur. Ia bahkan membantah terlibat dalam spionase nuklir.
150
Atas berbagai bukti, Pengadilan Amsterdam menjatuhkan hukuman in absentia pada tahun 1983 selama empat tahun penjara. Khan lantas mengajukan
banding atas tuduhan tersebut yang akhirnya membatalkan hukumannya .
151
Ia menegaskan bahwa program sentrifugal Pakistan adalah asli dan bahwa peralatan yang digunakan di dalamnya
dikembangkan dan diproduksi secara lokal. Pada tahun 1990, Khan menyatakan semua pekerjaan penelitian merupakan hasil dari inovasi dan perjuangan sendiri. Khan mengaku tidak menerima
pengetahuan teknis dari luar negeri, namun demikian ia tidak menyangkal menggunakan buku, majalah dan makalah penelitian dari negara lain.
Karir resmi Abdul Qadeer Khan berakhir pada Maret 2001, ketika ia dan Ketua PAEC Ishfaq Ahmed tiba-tiba pensiun atas perintah Pervez Musharraf. Ia kemudian ditawari sebagai
Special Adviser to the Chief Executive on Strategic dan menjadi ketua di Khan Research
Laboratorium Affairs
152
B. Pengembangan Persenjataan Missile Pakistan