26
status quo pelayanan tersebut.
83
Pakistan setuju dengan perjanjian tersebut tetapi ditolak India tanpa alasan yang jelas.
Pertentangan antara kelompok yang pro India dengan yang pro Pakistan lebih banyak dipengaruhi pertentangan antara Partai Kongres dengan Liga Muslim, ditambah seorang tokoh
Kashmir yaitu Seikh Mohammad Abdullah lebih condong untuk bergabung ke India.
84
Seikh Mohammad memiliki pertimbangan Kashmir nantinya akan diberikan hak khusus untuk
memerintah sendiri yang tergabung dalam Uni India.
85
Seikh Mohammad Abdullah yang bergabung dalam National Conference yang pro India memiliki kedekatan dengan Partai
Kongres pimpinan Jawaharlal Nehru.
86
Hal itu terbukti dengan keberhasilan Seikh Mohammad Abdullah dalam mempengaruhi Nehru agar memberikan hak untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Namun tuntutan
plebisit yang selalu diminta oleh rakyat Kashmir selalu mendapat hambatan dari Pemerintah India dengan alasan bahwa tuntutan plebisit itu sudah tidak mungkin dilaksanakan karena selama
ini India sudah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi tuntutan rakyat Kashmir, seperti adanya persamaan di bidang hukum, pemberantasan kemiskinan dan perbaikan ekonomi, nsmun
bagi Rakyat Kashmir itu tidak cukup karena mereka tetap ingin merdeka dari India.
87
2.2 Perang India-Pakistan
A. Perang India-Pakistan Tahun 1947 dan 1965
Setelah India mulai memasuki wilayah Kashmir, India mulai melakukan serangan- serangan terhadap suku Poonch yang melakukan pemberontakan dengan bantuan suku Pathan
83
Mosammel Haque, Muslim Kashmir Facing Genocide. 20
84
http:www.thekashmirwalla.com201303abdullah-familys-rise-and-fall
85
Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India, Penerbit PT. Jambatan, Jakarta, 2002, hlm 15.
86
Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India. Hal 17.
87
http:www.jammu-kashmir.comdocumentsinstrument_of_accession.html
27
dari Pakistan. Kedua suku ini terdesak dan harus mundur karena persenjataan mereka tidak sebanding dengan persenjataan India. Korbanpun berjatuhan terutama dari pihak suku Poonch
dan Pathan yang kebetulan beragama Islam.
88
Melihat situasi yang tidak seimbang ini, Pakistan dengan dalih melindungi kaum Muslim akhirya mengirimkan tentara, milisi suku-suku, dan sukarelawan untuk melawan India.
89
Pada awalnya India sempat mengalami kemunduran akibat serangan Pakistan tersebut di beberapa
sektor penting di Kashmir. Namun India tidak merasa gentar setelah menambah jumlah pasukan dan alat tempurnya untuk menekan Pakistan. Pasukan India berhasil memukul mundur pasukan
Pakistan sampai ke sepertiga wilayah Jammu dan Kashmir, dimana keadaan itu terus terjadi sampai sekarang. Pakistan menamai wilayah tersebut sebagai Azad Kashmir Kashmir Merdeka
sedangkan dua pertiga wilayah lainnya dikuasai oleh India.
90
Konflik bersenjata ini terus terjadi hingga tahun 1949. Sebagai lembaga yang menaungi perdamaian dunia, PBB berusaha keras untuk meredam konflik bersenjata ini dengan
mengeluarkan resolusi melalui Dewan Keamanan PBB. Beberapa resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB diantaranya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 47 1948 yang
dikeluarkan pada tanggal 21 April 1948, resolusi Nomor 51 1948 tanggal 3 Juni 1948 dan resolusi yang dikeluarkan pada tanggal 13 Agustus 1948 yang akhirya mengakhiri perang India-
Pakistan.
91
Kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata serta membagi wilayah Kashmir menjadi dua bagian pada 5 Januari 1949.
88
India-Pakistan and The Kashmir Dispute, Op.cit Hal 37-38.
89
A study in India-Pakistan Relations, New Delhi. Hal 29.
90
Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India. Hal 15.
91
http:www.un.orgenpeacekeepingmissionspastunipombackgr.html diakses pada 20 Juli 2014.
28
Resolusi 5 Januari 1949 membagi wilayah Kashmir menjadi dua bagian, yaitu dua pertiga wilayah dikuasai India dan sisinya satu pertiga wilayah dikuasai oleh Pakistan.
92
PBB juga membentuk suatu badan khusus yang mengawasi konflik bersenjata antara India dan
Pakistan yang bernama UNCIP United Nation Comission for Indian Pakistan. Anggota komisi UNCIP sendiri dari Argentina, Belgia, Colombia, Cekoslovakia, dan Amerika Serikat.
93
Namun pada tahun 1965, konflik bersenjata kembali terjadi antara India dan Pakistan. Sebelum konflik ini terjadi, India sempat terlibat konflik perbatasan dengan Cina pada tahun
1962 dan India mengalami kekalahan yang berakibat kerugian materil yang cukup banyak. Pecahnya konflik bersenjata pada tahun 1965 antara India-Pakistan berasal dari rasa saling
curiga. India menuduh Pakistan sebagai pendukung yang telah membantu perlawanan rakyat Jammu dan Kashmir terhadap India yang intensitasnya semakin meningkat. Selain itu, India
menganggap perlawanan ini dapat mengganggu integritas nasionalnya.
94
Setelah militer India porak-poranda akibat konflik dengan Cina, praktis kekuatan militer India cenderung melemah. Maka dari itu, India mulai mencari bantuan ekonomi dan militer ke
negara Barat. India bahkan rela mengubah kebijakannya di forum Non Blok ke arah yang progresif dan cenderung mendukung negara Barat yang cenderung berideologi kapitalis.
95
Akhirnya India berhasil mendapatkan bantuan dari negara-negara Eropa sementara bantuan dari Uni Soviet yang berhaluan komunis masih terus berjalan. Pembangunan dan peningkatan
92
Kompas, 19 April 2004.
93
http:www.un.orgenpeacekeepingmissionsunmogipbackground.shtml diakses pada 20 Juli 2014.
94
Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, 2004, Op.cit Hal 41.
95
http:www.theatlantic.cominternationalarchive201208non-aligned-with-reality-how-a-global-movement-for- peace-became-a-club-for-tyrants261737
diakses pada 20 Juni 2014
29
kekuatan militer India ini juga ditujukan untuk memperkuat posisi mereka di Kashmir yang masih didudukinya.
96
Sementara India terus mencari dukungan bantuan militer ke dunia Barat, Pakistan mengalami kemerosotan dukungan diplomatik dan militer dari Amerika. Hal ini lantaran
Amerika kecewa akibat bantuan militer yang diberikan kepada Pakistan untuk untuk membendung pengaruh komunisme, ternyata digunakan oleh Pakistan untuk melawan India.
97
Melihat kondisi tersebut, Pakistan mencoba untuk kembali mendapatkan simpatinya dari Amerika Serikat dengan mendorong penyelesaian masalah Kashmir secara adil dan secepat
mungkin, sehingga peningkatan kekuatan militer India tidak akan digunakan untuk melawan Pakistan. Pemimpin Pakistan yang waktu itu dijabat Ayub Khan juga terus berusaha meyakinkan
Presiden Amerika Serikat John F Kennedy bahwa cara tersebut adalah tepat untuk mencegah konflik.
98
Pada tanggal 21 Desember 1964, Pemerintah India berupaya menguasai Kashmir untuk dijadikan bagian integral secara keseluruhan India. Langkah konkrit yang diambil Pemerintah
India terhadap Kashmir adalah membubarkan National Conference dan menggantikan partai tersebut dengan Partai Kongres. Maksud pemerintah India adalah agar dapat mengatur hak-hak
politik di Kashmir sesuai dengan keinginan pemerintah pusat India.
99
Kebijakan ini langsung diprotes oleh masyarakat Kashmir, karena mereka lebih memilih jajak pendapat atau referendum untuk menentukan masa depan Jammu-Kashmir daripada terus
tunduk di bawah pemerintahan India.
100
Tuntutan ini didasarkan oleh masyarakat Kashmir untuk
96
Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff, Regional Studies No. 3, Vol. XXI, summer 2003.
97
Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff. Hal 16.
98
Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff. Hal 19.
99
Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War, Tauris; 3 edition, 2010. Hal 110
100
Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War. Hal 117.
30
menuntut janji yang diberikan oleh Mountbatten dan Nehru pada saat penyatuan Jammu- Kashmir dengan India oleh Maharaja Hari Singh. Janji itu adalah referendum, plebisit atau jajak
pendapat untuk menentukan masa depan Kashmir. Protes yang dilakukan rakyat Kashmir membuat suasana berkecamuk dan bentrokan hampir tiap hari terjadi. Melihat kondisi ini, India
menambah kekuatan militernya untuk memadamkan gejolak di Kashmir. Tindakan militer India yang represif tidak menyelesaikan masalah. Korban dari rakyat Kashmir terus berjatuhan dan
menimbulkan gelombang pengungsian yang besar ke wilayah Pakistan. Kondisi ini memancing ketegangan antara Pakistan dan India kembali terjadi.
101
Kontak senjata diperbatasan tidak dapat dihindari lagi antara tentara India dan Pakistan. Namun kejadian ini dapat diredam dengan perjanjian antara kedua negara dan lebih dikenal
dengan perjanjian Rann Kutch. Pada tanggal 15 Januan 1965, hubungan kedua negara kembali memanas. Hal ini dipicu oleh demonstrasi besar-besaran di sepanjang jalan wilayah Kashmir.
Sembilan kelompok oposisi di Kashmir menuntut janji India agar mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk diberi kebebasan dalam memilih bergabung dengan India atau
Pakistan.
102
Kontak senjata kembali terjadi dimana pasukan Azad Kashmir dengan Pakistan masuk ke wilayah Jammu-Kashmir dan berhasil memojokkan India di wilayah Srinagar. India
membalas dengan menyerang kembali posisi Pakistan hingga mendekati Lahore. Zona konflik semakin melebar dan kedua negara terus mengirimkan tentara, milisi dan para anggota militer
lainnya sehingga menimbulkan permusuhan dan konflik yang lebih besar. Kedua negara saling melanggar perbatasan masing-masing dan tidak menghiraukan garis
genjatan senjata. Menurut PM India saat itu B.Shastri, India tidak melanggar perbatasan tetapi
101
Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War. Hal 124.
102
Republika, 21 Juni 1998.
31
Pakistan terlebih dahulu menyerang dan masuk ke wilayah Jammu-Kashmir.
103
Konflik bersenjata diantara India dan Pakistan ini menggunakan peralatan militer yang digunakan
terakhir kali ketika perang Dunia II berkecamuk. Konflik bersenjata India-Pakistan ini menarik perhatian dunia. Beberapa negara besar
berusaha untuk menekan kedua negara untuk berhenti melakukan tindakan saling serang tersebut. Amerika dan Inggris melakukan embargo ekonomi dan militer kepada India dan
Pakistan. Soviet pun menekan dengan cara politik dan embargo militer. Cara-cara penyelesaian ini tidak mempengaruhi intensitas konflik yang terjadi, bahkan India berencana akan menyerang
Pakistan Timur namun rencana India ini dapat dibatalkan oleh Cina yang mengancam apabila India tetap menyerang Pakistan Timur, maka Cina akan menyerbu India. Cina memberikan
ultimatum akan menyerbu India jika tidak menghentikan perang dalam waktu tiga hari.
104
Tindakan Cina ini cukup efektif menekan India yang akhirnya mengumumkan gencatan senjata pada tanggal 22 September 1965 dan menyerahkan permasalahan konflik ini kepada PBB
untuk menyelesaikan konflik ini. Mediator yang dipilih oleh India dan Pakistan adalah PM Uni Soviet Alexie Kosygin.
105
Pada Januari 1966, disepakati perjanjian Taskent yang ditandatangani di Ibukota Uzbekistan. Kedua negara sepakat untuk mengembalikan posisi status quo Kashmir
sesuai dengan pembagian wilayah tahun 1949 yang mengantarkan konflik ini dapat diredam.
106
B. Perang India-Pakistan Tahun 1971