Sublimasi MEKANISME PERTAHANAN KONFLIK

dikerangkeng. Melihat kenyataan tersebut, id Saman menuntut ego untuk menggunakan cara menolong Upi agar selamat dari pembakaran itu. Di satu sisi, superego juga menekan ego Saman untuk tidak melakukan sifat egois dengan hanya memilih satu orang daripada beberapa orang yang jumlahnya banyak, yang sedang disergap oleh orang-orang dari pihak perkebunan ALM. Namun, ego Saman lebih memilih menolong Upi yang berada di rumah asap. Menurut Saman Upi benar-benar membutuhkan bantuan yang sangat mendadak, sebab keselamatan Upi dalam keadaan yang sangat gawat. “Semenit kemudian Wis melihat api muncul dari rumah asap, lalu rumah petak keluarga Argani, lalu rumah-rumah yang lain. Ia menjerit teringat Upi yang belum sempat ia gabungkan dengan ibu-ibu. Ia melompat untuk menyelamatkan gadisnya. Tapi dua orang berseragam hitam-hitam itu menangkap dan mengunci lengannya, mendorong punggunggnya hingga dada serta pelipisnya menghantam tanah, dan memborgol pergelangannya sebelum ia sempat mengerang nyeri S, 2013:104.

4.2.2 Sublimasi

Minderop 2011:34 mengatakan bahwa sublimasi terjadi apabila tindakan-tindakan yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial untuk menggantikan perasaan yang tidak nyaman dan merugikan orang yang mengalami konflik batin tersebut. Hal ini berarti pertahanan sublimasi lebih menekankan keseimbangan antara ego dengan superego. Misalnya, seseorang individu memiliki dorongan seksual yang sangat tinggi, lalu ia mengalihkan perasaan tidak nyaman tersebut ke tindakan-tindakan yang dapat diterima secara sosial dengan menjadi seorang artis pelukis tubuh model tanpa busana. Dalam novel Saman dapat ditemukan beberapa sistem pertahanan dengan cara sublimasi untuk mengatasi konflik batin yang dialami Saman sebagai tokoh utama. Universitas Sumatera Utara Mekanisme pertahanan ego yang digunakan Saman untuk mengatasi konflik batinnya pada kutipan di bawah ini adalah sublimasi. Saman yang merupakan seorang pastor beragama Katolik merupakan orang yang taat terhadap aturan agama dan gereja. Selain taat, Saman juga memiliki jiwa toleransi dan sosial yang sangat tinggi terhadap sesama manusia. Maka, ketika Saman dihadapkan dengan masalah yang berhubungan dengan nyawa dan kehormatan seseorang, Saman selalu berserah diri kepada Tuhan. Itulah yang dilakukannya untuk menyelesaikan konflik batinnya. Dalam keadaan genting pun, Saman masih saja menyuruh ibu-ibu untuk mendoakan kebaikan kepada orang-orang yang ingin mengepung mereka. Id menuntut ego melakukan cara agar orang-orang tersebut berbuat baik dan tidak berlaku jahat. Di satu sisi, superego juga menekan ego agar cara yang dilakukan tidak menyinggung seseorang. Maka, ego melakukan cara dengan menyuruh ibu-ibu yang mayoritas beragama Muslim, untuk tetap berdoa kepada Tuhannya, agar diberi jalan kemudahan. Walaupun di satu sisi Saman adalah orang yang taat dan percaya bahwa Tuhannya lah yang paling benar. Namun, agar tidak menyinggung perasaan dan dapat diterima oleh masyarakat sosial, Saman juga menghargai mereka untuk mengingat Tuhan sesuai keyakinan ibu-ibu. “Mereka mengiya. Lalu Wis meminta wanita-wanita itu bersalawat. “berdoalah yang lantang. Selantang mungkin. Insya Allah, doa kita meredakan kemarahan orang-orang” Semoga Tuhan melembutkan hati orang-orang yang mungkin akan mengepung S, 2013:102. Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Melawan Diri Sendiri