Penggantian pengalihan MEKANISME PERTAHANAN KONFLIK

4.2.1 Penggantian pengalihan

Mekanisme pertahanan ego dalam bentuk penggantian merupakan pengalihan perasaan tidak senang terhadap suatu objek ke objek lainnya yang lebih memungkinkan, yang mana objek tersebut bukan sebagai sumber frustasi namun lebih aman jika dijadikan sebagai sasaran dari objek sebelumnya yang tidak dsapat dijadikan sumber kepuasan bagi diri seseorang yang mengalami konflik. Dalam novel Saman dapat ditemukan beberapa sistem pertahanan dengan cara pengalihan untuk mengatasi konflik batin yang dialami Saman sebagai tokoh utama. Mekanisme pertahanan ego yang dapat dilihat dalam novel Saman adalah penggantian. Keluarga baru yang kini menempati rumah yang dahulu pernah dihuni oleh Saman bersama keluarganya, terdapat seorang wanita hamil yang bernama Asti. Saman sangat terasing dan cemas, sebab Saman teringat kembali kejadian masa kecil ketika ibunya mengalami kegagalan melahirkan, dan adiknya meninggal di dalam kandungan. Saman takut kejadian itu terulang kembali. Namun id pada diri Saman mendorong agar rahasia itu segera diberitahukan kepada Asti. Namun, di satu sisi superego Saman juga menekan ego agar tidak langsung memberitakan kepada Asti, sebab akan menyinggung perasaan Asti nantinya. Oleh karena, ego Saman bertekad untuk memuaskan kemauan id dan juga superego. Akhirnya, ketika Asti berangkat ke Jakarta sendirian, superego Saman akhirnya memilih bercerita kepada suaminya agar tidak menyinggung perasaan Asti. Hal tersebut dilakukan Saman, karena laki-laki mengedepankan logika daripada perempuan yang mengedepankan nafsu dan perasaannya. Universitas Sumatera Utara “Setiap kali ada waktu yang layak, Wis menyempatkan diri mampir, tanpa mengakui yang sebetulnya ia rindukan. Dua bulan sebelum saat melahirkan, Asti pulang ke Jakarta. Barulah Wis bercerita kepada Ichwan tentang adiknya yang terakhir, yang lahir dan mati pada hari ketiga. Barangkali, itu karena klinik di sini kurang steril, mereka menyimpulkan. Ia tetap menyimpan kisah dua adiknya yang hilang dalam kandungan S, 2013: 62. Mekanisme pertahanan yang dilakukan Saman untuk merealisasikan id nya dilakukan ego dengan cara memuaskan nafsu dan kesenangan Upi untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak. Sebelum kedatangan Saman, Upi masih dikerangkeng dan menempati sebuah bilik berukuran satu kali dua meter. Namun, sejak kedatangan Saman, bilik itu semakin luas dan nyaman seperti halnya rumah sederhana. Id Saman menginginkan agar Upi mendapatkan kenikmatan seksnya, namun di satu sisi superego juga menekan ego untuk tidak berbuat brutal memilih cara untuk memuaskan seks Upi. Sebab, melakukan hubungan intim di luar nikah adalah dosa dan dianggap perbuatan zina. Oleh karena, Saman mendirikan patung seperti manusia si gale-gale untuk menggantikan manusia dengan patung buatan. Maka sangat jelas bahwa sistem pertahanan yang dipakai Saman adalah penggantian manusia dengan Sigale-gale. “Dengan galau ia meninggalkan kandang, serta perempuan yang berseru- seru dibelakangnya. Ia merasa amat pedih ketika harus menggembok kembali pintu, memasung si gadis yang menatap matanya persis di hadapannya. Salahkah aku? Apakah aku tidak menghina dengan membikin patung tadi? Saya sungguh hanya ingin menyenangkan kamu, Upi, dalam penjaramu. Saya ingin kamu berkecukupan. Sebab saya tak kuasa membebaskanmu dari sana S, 2013: 81. Universitas Sumatera Utara Sistem pertahanan ego yang dipakai Saman untuk memenuhi kebutuhan id nya yang berkeinginan agar Saman mendapatkan izin dari bapak Uskup dan Pater Westenberg untuk tinggal lebih lama di Desa Lubukrantau, di realisasikan ego dengan meminta izin kepada kedua pastor senior. Namun, di satu sisi superego juga menekan ego agar izin itu tidak menyalahi suatu kewajiban dan dilakukan dengan cara yang baik-baik dan sesuai dengan norma di masyarakat. Akhirnya ego memilih melakukan realisasi dengan menelepon Romo Daru yang dianggap memiliki wewenang untuk memutuskan layak atau tidak Saman diizinkan tinggal lebih lama di Desa Lubukrantau. Menurut superego, meminta izin hanya dengan orang yang lebih muda dibanding yang lebih tua tidak sopan. Maka, ego dapat merealisasikan kemauan id dan menuruti superego Saman dengan menelepon dan meminta restu dari Pastor yang paling tua yaitu Romo Daru. “Wis menghela nafas, sebab itu berarti ia harus menghubungi Bapa Uskup dan meminta izinnya. Biasanya Uskup tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. Apalagi untuk persoalan yang tak ada hubungannya dengan Gereja. Selain itu juga, berarti ia membutuhkan rekomendasi dari Pater Westenberg sendiri. Ditatapnya pria itu, dengan matanya ia memohon tolong pada Romo Daru untuk melobi agar ia ditempatkan di kota ini S, 2013:84. Selanjutnya, sistem pertahanan yang dilakukan Saman untuk mengatasi konflik batin pada kutipan novel dibawah yaitu dengan cara penggantian. Ketika Saman, anak-anak muda serta beberapa wanita yang berkumpul di langgar di tinggal oleh beberapa orang dalam melakukan penyerbuan ke pabrik ALM, Saman begitu gentar menjadi orang yang di percaya dan bertanggungjawab menjaga langgar serta para pemuda dan ibu. Id Saman menuntut agar Saman Universitas Sumatera Utara melakukan tindakan yang membuat hatinya tidak takut dan gentar. Jika sewaktu- waktu ada sekelompok pihak pabrik ALM datang dan mencarinya, maka secara logika warga Lubukrantau akan mengalami kekalahan yang dikarenakan mereka sebagian besar didominasi oleh kaum wanita. Oleh karena, ego mencoba memuaskan id Saman guna mendapatkan kenyamanan. Cara yang dilakukannya yaitu menyuruh pemuda-pemuda untuk meronda di sekitar langgar. Akan tetapi, di satu sisi superego Saman juga menekan ego agar cara yang dilakukan tidak menyakiti maupun merugikan orang lain. Maka demi memuaskan id dan menjaga superego nya, ego mencoba memilih untuk berserah diri kepada Tuhan daripada kepada Anson dan kelompoknya yang tidak tahu dimana keberadaannya. “Sampai lewat tengah malam, tak satu pun lelaki yang tadi pergi kembali. Wis semakin gentar. Ia mengabsen anak-anak muda yang berpatroli setiap kali sepasang lewat didekatnya. Lalu ia berpikir untuk menggabungkan Upi bersama perempuan yang lain di langgar. Tak baik dalam kondisi begini membiarkan dia sendirian, ia masuk ke surau untuk menanyakan kesanggupan Mak Argani menjaga putrinya. ketika baru membuka mulut, didengarnya deru rem kendaraan. Mestilah sejenis trooper atau kijang, sebab suara dentum pintunya berulang-ulang. Bunyi beberapa langkah sepatu bot mendekat. Wis merasa darahnya berhenti sebentar, sebab ia tahu itu bukan Anson. “Mak jangan henti berdoa,” ujarnya dengan lemas. Dan ia tak sempat bertanya tentang Upi S, 2013:103. Untuk mengatasi konflik batinnya, Saman menggunakan sistem pertahanan penggantian. Id menginginkan dan menuntut ego Saman agar membantunya dari rasa ketakutan. kedatangan kawanan orang-orang berkendara mobil jib itu datang dan membakar rumah di Desa Lubukrantau tidak dapat dilawan. Saman yang melihat kejadian itu dirinya langsung bingung dan khawatir, sebab Upi masih berada di dalam bilik dalam keadaan badan yang masih Universitas Sumatera Utara dikerangkeng. Melihat kenyataan tersebut, id Saman menuntut ego untuk menggunakan cara menolong Upi agar selamat dari pembakaran itu. Di satu sisi, superego juga menekan ego Saman untuk tidak melakukan sifat egois dengan hanya memilih satu orang daripada beberapa orang yang jumlahnya banyak, yang sedang disergap oleh orang-orang dari pihak perkebunan ALM. Namun, ego Saman lebih memilih menolong Upi yang berada di rumah asap. Menurut Saman Upi benar-benar membutuhkan bantuan yang sangat mendadak, sebab keselamatan Upi dalam keadaan yang sangat gawat. “Semenit kemudian Wis melihat api muncul dari rumah asap, lalu rumah petak keluarga Argani, lalu rumah-rumah yang lain. Ia menjerit teringat Upi yang belum sempat ia gabungkan dengan ibu-ibu. Ia melompat untuk menyelamatkan gadisnya. Tapi dua orang berseragam hitam-hitam itu menangkap dan mengunci lengannya, mendorong punggunggnya hingga dada serta pelipisnya menghantam tanah, dan memborgol pergelangannya sebelum ia sempat mengerang nyeri S, 2013:104.

4.2.2 Sublimasi