karena siswa tidak dapat menentukan unsur mana yang melepaskan dan menangkap elektron.
b. Kesulitan siswa pada konsep bilangan oksidasi
Kesulitan siswa dalam menentukan bilangan oksidasi disebabkan siswa tidak memahami aturan bilangan oksidasi,
apalagi yang berhubungan dengan senyawa ion. c.
Kesulitan siswa pada konsep oksidator dan reduktor Penyebabnya adalah siswa masih mengalami kesulitan
dalam menentukan mana yang mengalami oksidasi dan mana yang mengalami reduksi.
d. Kesulitan siswa dalam menentukan nama senyawa.
Penyebabnya adalah siswa tidak dapat menentukan bagaimana simbol dari suatu unsur dan apa nama unsur
tersebut.
Dengan melihat adanya kesulitan belajar tersebut di atas maka dapat digunakan suatu metode yang efektif yang dapat mengatasi kesulitan
belajar tersebut. Salah satu metode yang mungkin dapat mengatasi hal tersebut yaitu metode cooperative learning teknik jigsaw.
4. Hasil Belajar Kimia
Gagne, dalam bukunya The Conditions of Learning 1977 menyatakan bahwa belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan
isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya performancenya berubah dari waktu ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi.
50
Witherington mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru
yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
51
Dalam bukunya, Muhibbin mendefinisikan “belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.
52
Dari beberapa pendapat di atas dapat
50
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, h. 84
51
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h. 155
52
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, h. 92
disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap akibat adanya interaksi dengan
lingkungannya. Benjamin Bloom dkk, mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam
tiga kategori besar. Pertama domain kognitif, ranah ini meliputi kegiatan mental otak. Kedua domain afektif mencakup sikap dan nilai. Ketiga domain psikomotor
mencakup keteramapilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu motorik.
53
Nana Syaodih Sukmadinata mendefinisikan hasil belajar sebagai realisasi dari kecakapan atau kemampuan atau potensial yang dimiliki
seseorang
54
. Untuk dapat mendefinisikan hasil belajar kimia maka perlu diketahui pengertian dari kimia itu sendiri. Kimia merupakan bagian pendidikan umum dan
dewasa ini ilmu kimia telah memegang peranan penting dalam kehidupan. Ilmu kimia mempelajari bangun struktur materi dan perubahan-perubahan yang
dialami materi ini dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Pada pelajaran kimia diperoleh pengetahuan tentang susunan
komposisi zat dan penggunaan bahan tak bernyawa, baik alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh
kita sendiri.
55
Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar kimia dapat didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang
mempelajari tentang materi kimia yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil pengujian tes mengenai sejumlah pokok bahasan dari mata
pelajaran kimia.
53
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 49 – 57
54
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h. 102
55
Keenan, Kleinfelter, Wood., Kimia Untuk Universitas, Jakarta: Erlangga, 1992, h. 2
Dalam mencapai hasil belajar terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni
56
: a.
Faktor internal siswa faktor dari dalam diri siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal siswa faktor dari luar, yakni kondisi
lingkungan disekitar siswa. c.
Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Masturoh dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Pendekatan Cooperative Learning
dengan Teknik Jigsaw terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa telah memberikan kesimpulan hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Adapun Zuhriyah dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh
Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Yurni Suasti dkk. dalam penelitiannya yang berjudul Upaya
Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperative Learning
Model Jigsaw memberikan kesimpulan dalam penelitiannnya bahwa dengan metode cooperative learning model jigsaw ini
56
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, h. 132